Malam itu jam tujuh akhirnya satu persatu tamu mulai berdatangan. Tamu yang diundang tidak cukup banyak. Hanya sahabat dekat saja. Bisa diperkirakan yang hadir itu tidak lebih dari 100 orang.
Yuri melirik sedikit dari dapur. Ia tak memiliki keberanian untuk keluar (walau tugasnya nanti hanya menyanyikan satu dua lagu saja bersama dengan Chenle sebagai pemain pianonya).
"Kamu kalo mau keluar, keluar aja, Yur. Acaranya mulai satu jam lagi kok," celetuk Tia dengan tangan yang sibuk memoles make-up ke wajahnya.
Yuri melengos keras, "Nggak ada yang aku kenal, kak. Lagian yang dateng pasti kakak senior semua."
"Makanya kenalan. Bergaul sama yang lain beda jurusan dan fakultas bagus loh. Itung-itung nambah temen," kata Tia.
"Yaudah deh," kata Yuri. "Oh iya kak, Chenle mana?"
"Masih mandi kali," jawab Tia. Yuri pada akhirnya keluar dari ruang belakang.
Chenle keluar dari kamar mandi dalam keadaan rambut basah. Sementara handuk kecil ia kalungkan di lehernya. "Yuri mana, kak?" tanyanya pada Tia.
"Tuh. Lagi cek piano. Sekalian kenalan biar dapet temen baru," jawab Tia sekenanya. Gadis berusia dua puluhan itu memutar tubuh menghadap Chenle. Menatap pemuda itu dengan tatapan memincing.
Chenle yang sadar pun hanya mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa, Kak?"
"Lo beneran suka sama Yuri?" tanya Tia to the point.
Chenle tersentak pelan. Menarik kursi lalu duduk di depan gadis itu. "Kak, jangan keras-keras ngomongnya."
"Selow aja kali suara bass nya Brian sama gitarnya James gak akan bikin Yuri bisa denger ampe sini," seru Tia.
"Lagian kakak tau darimana sih? Aku kan gak ada cerita," kata Chenle. Padahal yang tau hanyalah Bomin saja.
"Gerak gerik kamu kelihatan, Le." jawab Tia. "Kamu lupa kalo kakak ini lulusan S1 Psikologi?"
Chenle tertegun. Pemuda berwajah chinese itu melirik Tia sebentar, kemudian menggaruk lehernya salah tingkah. "Hehehehe," cengirnya canggung. Membuat Tia tertawa terbahak-bahak.
"Anak muda kalo jatuh cinta begini ya," kata Tia menggelengkan kepala. "Yaudah. Kamu semangat aja bikin Yuri suka sama kamu. Kakak dukung lah pokoknya."
"Pastilah. Aku kan adek kesayangan Kak Tia," kata Chenle percaya diri.
Tia memutar bola matanya malas. "Terserah lu."
⛄⛄⛄⛄
Yuri melirik ke sekitar. Matanya tertuju pada Bimo, James, dan Wisnu yang sibuk memainkan alat musik mereka sembari menunggu acara dimulai. Gadis itu ingin bergabung, namun melihat ketiganya sangat serius maka ia mengurungkan niatnya.
"Hai,"
Yuri tersentak pelan begitu ada seseorang yang menepuk pundaknya. Dia membalikkan badan. Sampai ia kemudian melebarkan mata melihat sesosok tersebut.
"Oh, h--hai," kata Yuri agak terbata.
"Lo pasti Yuri, salah satu orang yang kerja disini," kata gadis itu sambil mengulurkan tangannya. "Gue Yeji, yang nyewa tempat ini."
"Oh....gue Yuri, kak."
Yeji tersenyum hingga kedua matanya menyipit. "Udah lama kerja disini?" tanyanya.
"Hmm.....lumayan kak," kata Yuri.
Yeji menganggukkan kepala. "Pasti jadi pengisi live music juga kan? Soalnya kata Bang Bimo lo mahasiswi jurusan musik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos (✅)
FanfictionYuri pengennya masa-masa kuliah itu nggak terlibat cinta-cintaan dengan siapapun. Namun semuanya berubah ketika tiga cowok sengaja ingin masuk dalam kehidupannya. Start : 09 Maret 2020 End : 03 September 2020