jangan lupa vote dan
komennya ya :)
⛄⛄⛄⛄
Malam ini tampak beda dari malam-malam sebelumnya.Bagaimana tidak. Biasanya kedua anak manusia itu saling menempel satu sama lain. Tidak terpisahkan kalau kata Wisnu. Kayak perangko kalau kata Bimo.
Tapi sekarang aura keduanya tampak canggung satu sama lain.
Semua bermula ketika Yuri menyapa Chenle dengan ramah di meja bar dan berakhir dengan diacuhkannya gadis itu. Yuri berusaha terus mengajak cowok itu berbicara namun Chenle hanya menanggapi dengan dingin. Sejak itu Yuri tak berani lagi menyapa Chenle. Belum lagi wajah cowok itu suram dan tatapan matanya menajam seolah ingin menelan Yuri bulat-bulat.
James sebenarnya ingin bertanya ke Yuri, tapi segan karena gadis itu juga merasa aneh pada Chenle. Jadi, percuma saja bertanya.
Sementara nanya ke Tia malah berakhir sia-sia. Mungkin saja Tia tahu, tapi tidak mau memberitahu ke yang lain. Termasuk pada James yang tengah kepo setengah mati.
Live music dimulai pukul tujuh malam. Yuri sejenak melirik kearah tempat duduk pengunjung. Tampak mencari seseorang.
Syukurlah dia nggak ada.
Pertunjukan mereka pun berakhir pukul setengah sepuluh malam. Para pengunjung juga meninggalkan kafe satu demi satu sampai sunyi.
"Malam ini bagian yang ngunci kafe Yuri sama Chenle kan?"
Pertanyaan dari Bimo sontak membuat Chenle berdecak. Yuri yang sibuk membereskan meja menoleh pada Bimo dan melirik Chenle yang mengelap meja di sudut kanan ruangan.
"I—ya." Karena tidak ada yang menjawab, maka James lah yang berinisiatif mewakili. "Besok pagi artinya Yuri mesti cepet ke kafe dong."
"Iya, Bang," Yuri menyahut. "Besok aku sampai siang kok jadi gak masalah."
"Chenle gimana?" tanya Bimo. Bukannya tidak tahu kalau mood Chenle begitu buruk. Pemuda berumur dua puluhan itu hanya memastikan apakah Chenle keberatan atau tidak.
"Gapapa kok, Bang. Kan Yuri yang megang kuncinya."
"Yaudah kita bersihin setengah aja gapapa ya," ucap Wisnu melirik ke arah Bimo, seperti memberi isyarat. "Gue mesti cabut nih. Mau jemput cewek gue."
"Lo udah punya cewek?" tanya James. Seketika membuat Tia menggeplak kepala cowok jangkung itu dari belakang. Bimo menepuk dahinya pelan. Kedua mata Wisnu melotot, mengangkat jari telunjuknya lalu diletakkan di bibir, mengisyaratkan James untuk diam.
Orang-orang disini pada tahu kalau Wisnu itu tidak ada kabar sudah memiliki pasangan alias dia sedang berbohong, sahabat.
"Ah, iya. Gue juga mesti jemput baju-baju gue di loundry. Entar loundry nya tutup lagi," kata Tia mulai bersiap-siap.
Yuri kelihatan bingung. Kok mereka malah ninggalin dia dan Chenle yang masih canggung ini berdua begini.
"Ti, tempatnya dimana? Kalo searah barengan sama gue aja," ucap Bimo mulai berdiri dari duduknya.
"Lah, gue jadi pulang sama siapa?" tanya James. "Ti, lo kan biasanya sama gue."
"Gue lagi males sama lo soalnya lo bego. Udah ah, Bim. Kita cabut aja," ujar Tia lalu menepuk bahu Chenle pelan. Dia mendekatkan diri ke telinga Chenle. "Ini kesempatan lo bray. Awas aja sia-sia," bisik Tia membuat kedua mata sipit Chenle melebar, sesaat kemudian ia jadi mendelik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos (✅)
FanfictionYuri pengennya masa-masa kuliah itu nggak terlibat cinta-cintaan dengan siapapun. Namun semuanya berubah ketika tiga cowok sengaja ingin masuk dalam kehidupannya. Start : 09 Maret 2020 End : 03 September 2020