Yuri pengennya masa-masa kuliah itu nggak terlibat cinta-cintaan dengan siapapun.
Namun semuanya berubah ketika tiga cowok sengaja ingin masuk dalam kehidupannya.
Start : 09 Maret 2020
End : 03 September 2020
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mana, kak?" tanya Yuri dari ujung telpon.
"Lihat ke samping kiri."
Yuri menolehkan kepalanya sesuai kata si penelepon. Gadis itu menurunkan hape dari telinga lalu melangkah kearah seseorang yang tengah melambaikan tangan kearahnya.
"Lama amat, neng," kata si pemuda itu menyerahkan helm pada Yuri.
"Tadi masih di tahan sama guru pamong aku," ucap Yuri. Gadis itu sudah hampir satu bulan ini mulai PPL di salah satu SMA Swasta. Tidak terasa karena sudah beberapa tahun berlalu.
"Kok kakak yang jemput?"
"Emang gak boleh?" tanyanya sewot.
"Ya boleh. Maksud aku kok mau-mau aja sih?"
"Biarinlah. Soalnya gue lagi gabut."
"Hadeh." Yuri tidak tahan untuk tidak merotasikan bola matanya. Si pemuda gondrong itu tertawa pelan melihat tingkah gadis di depannya itu.
"Siang, Miss."
Yuri yang baru saja ingin naik ke atas motor menolehkan kepala ketika seorang murid SMA menyapanya.
"Eh, Doyoung. Kok belum balik?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siswa yang bernama Doyoung itu menyengir. "Habis rapat OSIS, BU," jawabnya. "Ibu kok baliknya lama?"
"Di tahan sama Bu Berta." kata Yuri menyebutka nama guru pamongnya. "Kamu seriusan ikut rapat osis? Gak bolos ke kantin kan?"
"Apa sih Bu, aku mah gak kayak gituh."
"Ihh apaan. Kamu waktu pelajaran sejarah kemaren kan bolos."
"Itu kan kemaren. Jangan disama-samain sama rapat osis dong, Bu. Gini-gini aku tuh seksi olahraga yang baik dan budiman," kata Doyoung membanggakan diri.
Yuri terkekeh pelan. Muridnya yang satu ini termasuk yang paling dekat dengannya jadi wajar interaksi mereka lebih antara kakak dan adik. Persis seperti ia dan Dohyon, adiknya.
