judulnya apaan banget yak wkwkwkwkk
❤🧡💛💚💙💜🖤
"Selamat pagi...."
"Ihh bikin kaget aja tau."
Chenle ketawa lihat ekspresi kaget Yuri. Cowok itu langsung melangkah cepat menuju depan meja bar.
Kafe pagi itu tidak terlalu ramai. Ada tiga atau empat orang jadi pekerja gak terlalu sibuk.
"Lu pagi bener dateng kemari. Ada kelas yak?" tanya Yuri menghampiri Chenle.
"Iya, nanti jam sembilan," sahut Chenle, kemudian cowok itu mengerutkan dahi pas melihat wajah Yuri.
"Lo pucet banget. Lagi sakit yak?"
"Hah?" Yuri meraba kedua sisi wajahnya. "Serius gue pucet?"
Chenle menganggukkan kepala.
"Aduh, gue pasti kelupaan pake bedak nih makanya pucet banget," ucap Yuri segera menyadari. Soalnya tadi dia buru-buru kemari karena harus merapikan kafe. "Tunggu bentar yak."
"Eh, mau kemana?"
"Ke belakang dulu. Cuci muka terus bedakan," jawab Yuri.
Chenle ketawa pelan. "Gausah kali. Gituh aja panik."
"Ihh gimana gak panik, lo yang bilang sendiri kalo muka gue pucat," sungut Yuri. Pantesan aja tadi Bang Bimo liatin muka Yuri mulu.
"Tapi kan lo gak sakit, Kamila," sahut Chenle.
"Tapi gue jadi gak pede," balas Yuri, tidak percaya diri kalo gak pake bedak. Belum lagi dia sadar ternyata gak pake liptint.
Bener-bener pucat banget.
"Ihh gapapa, Yuri. Toh yang ngeliat lo cuma gue kok," kata Chenle menenangkan. "Bagi gue, lo tetep cantik kok. Santai aja."
Yuri diam bentar. Terus dia ketawa.
"Hahahahaha emang cuma lo yang bisa nenangin gue. Makasih yak," kata Yuri sambil ngerapihin rambutnya, terus diikat cepol tinggi.
Chenle ikut senyum. Tangannya tergerak ngerapihin poni depan Yuri.
Yang dibilang Chenle tadi beneran kok. Dia gak bohong.
Yuri emang cantik. Dengan atau tidak memakai make up.
"Lo emang suka ponian gini?" tanya Chenle masih sibuk ngerapihin poninya Yuri.
"Iya. Nggak pede kalo harus pamer jidat," ujar Yuri selesai cepol rambutnya, tapi biarin Chenle masih megang poninya.
"Nggak pede mulu. Kapan pedenya si lo?" tanya Chenle segera menarik tangannya dari poni Yuri.
Takut Yuri jadi gak nyaman.
"Pas gue lagi nyanyi sama main piano doang," ucap Yuri sambil tertawa. "Ihh jadi ngobrol. Lo mau makan apa?"
"Apa aja dah yg penting nasi, yang penting enak, sama yang penting bikin kenyang," kata Chenle.
"Oke, captain," kata Yuri ceria, lalu melangkah ke area dapur.
Chenle gak bosen-bosennya buat senyum. Kayaknya ke kafe pagi-pagi (kecuali kalo telat bangun) akan jadi kebiasaan Chenle.
Padahal temen serumahnya tadi pada masak, termasuk Bomin. Tapi cowok itu malah dateng kemari.
Memang ya jika sudah jatuh cinta.
"Tanyain aja dulu dia. Siapa tau bisa,"
Chenle melirik sedikit. Yuri ternyata lagi ngobrol sambil jalan sama Bang Bimo. Chenle tahu soalnya abang-abang gemes ini sering banget diomongin sama temen sekelasnya, termasuk Ryujin.
"Tapi kalo dia gak bisa?" tanya Yuri.
"Yaudah cari yang lain. Atau nggak kamu aja nanti yang sekalian." Kata Bang Bimo. "Udah ih tanyain aja sana."
Yuri ngelirik kearah Chenle dengan gerakan ragu. Dengan pelan, dia melangkah dan mendekat ke Chenle.
"Hmmm....gue boleh nanya gak?"
"Nggak."
"Serius, Lio."
"Ya gue juga serius."
"Ihh lo mah..."
"Yaudah nanya apa. Padahal niat gue kesini mau makan tau."
Bullshit. Bilang aja mau lihat Kamila Yurinanda.
"Lo bisa main piano nggak?"
Chenle tersentak. "Emang kenapa?"
"Jadi gini...Bang Wisnu lagi sakit. Biasanya gue kalo ngisi live music ditemenin sama Bang Wisnu soalnya dia bisa main piano, terus gue nyanyi sambil main gitar. Nah, terus—"
"Lo mau gue jadi pengisi live music di kafe ini?"
Yuri dengan kikuk menganggukkan kepalanya.
"Yaelah kirain apaan," kata Chenle santai. "Ya bisalah. Gue bisa main piano. Tenang aja."
Begitu mendengar Chenle ngomong demikian, datanglah Bang Bimo yang daritadi nguping aja.
"Oke, mantep. Nama lo siapa dek?" tanya Bang Bimo.
"Chenle, bang," ujar Chenle mengulurkan tangan.
"Yakin nih bisa? Nanti sore bisa kali latihan. Live music nya paling cepet mulai jam tujuh malem, kalo pengunjung belom ramai ya mulai jam delapan."
"Bisa kok, bang. Jam lima gue udah selesai kuliah," kata Chenle.
"Yuri gimana?" tanya Bang Bimo.
"Aku nanti masuk jam dua belas, selesai jam tiga, Bang."
"Widih cakep bener dah. Yaudah kalian atur ajalah gimana bagusnya. Gue ke dapur dulu. Chenle gak makan?"
"Udah mesen tadi bang," kata Chenle udah laper banget.
Bang Bimo ketawa kaku. "Maaf, dek. Kelupaan," kata Bang Bimo lalu balik ke dapur.
"Serius bisa?" tanya Yuri begitu Bang Bimo pergi.
"Lo nggak percaya sama gue?" Chenle nanya balik dengan serius.
"Percaya kok percaya," ujar Yuri sambil nyengir.
Chenle ikut nyengir.
⛄⛄⛄⛄
maaf banget ya teman-teman aku lama update soalnya......ya gituh sedang mengalami naik turunnya kehidupan.
hayuk tinggalkan jejak seperti vote dan komentar yak hehehehehe
See you
_____
Selasa, 03 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos (✅)
Fiksi PenggemarYuri pengennya masa-masa kuliah itu nggak terlibat cinta-cintaan dengan siapapun. Namun semuanya berubah ketika tiga cowok sengaja ingin masuk dalam kehidupannya. Start : 09 Maret 2020 End : 03 September 2020