Yuri pengennya masa-masa kuliah itu nggak terlibat cinta-cintaan dengan siapapun.
Namun semuanya berubah ketika tiga cowok sengaja ingin masuk dalam kehidupannya.
Start : 09 Maret 2020
End : 03 September 2020
"Iya. Nggak pede kalo harus pamer jidat," ujar Yuri selesai cepol rambutnya, tapi biarin Chenle masih megang poninya.
"Nggak pede mulu. Kapan pedenya si lo?" tanya Chenle segera menarik tangannya dari poni Yuri.
Takut Yuri jadi gak nyaman.
"Pas gue lagi nyanyi sama main piano doang," ucap Yuri sambil tertawa. "Ihh jadi ngobrol. Lo mau makan apa?"
"Apa aja dah yg penting nasi, yang penting enak, sama yang penting bikin kenyang," kata Chenle.
"Oke, captain," kata Yuri ceria, lalu melangkah ke area dapur.
Chenle gak bosen-bosennya buat senyum. Kayaknya ke kafe pagi-pagi (kecuali kalo telat bangun) akan jadi kebiasaan Chenle.
Padahal temen serumahnya tadi pada masak, termasuk Bomin. Tapi cowok itu malah dateng kemari.
Memang ya jika sudah jatuh cinta.
"Tanyain aja dulu dia. Siapa tau bisa,"
Chenle melirik sedikit. Yuri ternyata lagi ngobrol sambil jalan sama Bang Bimo. Chenle tahu soalnya abang-abang gemes ini sering banget diomongin sama temen sekelasnya, termasuk Ryujin.
"Tapi kalo dia gak bisa?" tanya Yuri.
"Yaudah cari yang lain. Atau nggak kamu aja nanti yang sekalian." Kata Bang Bimo. "Udah ih tanyain aja sana."
Yuri ngelirik kearah Chenle dengan gerakan ragu. Dengan pelan, dia melangkah dan mendekat ke Chenle.
"Hmmm....gue boleh nanya gak?"
"Nggak."
"Serius, Lio."
"Ya gue juga serius."
"Ihh lo mah..."
"Yaudah nanya apa. Padahal niat gue kesini mau makan tau."
Bullshit. Bilang aja mau lihat Kamila Yurinanda.
"Lo bisa main piano nggak?"
Chenle tersentak. "Emang kenapa?"
"Jadi gini...Bang Wisnu lagi sakit. Biasanya gue kalo ngisi live music ditemenin sama Bang Wisnu soalnya dia bisa main piano, terus gue nyanyi sambil main gitar. Nah, terus—"
"Lo mau gue jadi pengisi live music di kafe ini?"
Yuri dengan kikuk menganggukkan kepalanya.
"Yaelah kirain apaan," kata Chenle santai. "Ya bisalah. Gue bisa main piano. Tenang aja."
Begitu mendengar Chenle ngomong demikian, datanglah Bang Bimo yang daritadi nguping aja.
"Oke, mantep. Nama lo siapa dek?" tanya Bang Bimo.
"Chenle, bang," ujar Chenle mengulurkan tangan.
"Yakin nih bisa? Nanti sore bisa kali latihan. Live music nya paling cepet mulai jam tujuh malem, kalo pengunjung belom ramai ya mulai jam delapan."
"Bisa kok, bang. Jam lima gue udah selesai kuliah," kata Chenle.
"Yuri gimana?" tanya Bang Bimo.
"Aku nanti masuk jam dua belas, selesai jam tiga, Bang."