👻💕 finally

273 59 13
                                    

"Neng, buru-buru amat. Habis darimana sih?" tanya Ryujin begitu melihat Yuri sampai ke rumah dalam keadaan ngos-ngosan.

"Habis dari minimarket deket sini. Eh, ketemu sama cowok aneh. Mana dia tau nama gue lagi," ucap Yuri langsung duduk sembari menyandarkan punggung nya di kursi ruang tamu.

"Cowok aneh? Maksud lo?" tanya Chaeryeong ikut nimbrung.

Yuri mengangkat bahunya. "Dia bayarin ultramilk coklat gue, terus tau nama gue," Katanya ngangkat kotak ultramilk coklat yang udah sisa setengah lagi.

"Temen sefakultas atau sejurusan mungkin. Ketemu sekali cuma lo lupa," kata Ryujin paham bener sama kebiasaan Yuri. Suka lupa sama orang yang baru ia temui satu kali.

Seungmin pengecualian.

"Mungkin juga kali ya," kata Yuri lagi. "Eh, hape gue bunyi nggak tadi?" tanya Yuri mengalihkan pembicaraan.

"Bunyi," ujar Ryujin. "Telpon dari Bang Bimo, cuma nggak sempet gue angkat tadi."

"Tapi dia nelpon gue kok tadi. Bilangin kalo lo besok udah bisa mulai kerja di kafenya dia," sambung Chaeryeong. 

"Serius??? " tanya Yuri. "Gue ada kelas pagi jam delapan, habis itu mungkin gue udah bisa mulai kerja."

"Jelasin aja sama Bang Bimo nya. Tadi dia nanya juga sih lo mulai kerja jam berapa, " Sahut Chaeryeong.

"Jin, minta tolong ambilin hape gue dong, " ucap Yuri. Kemudian dia ngelirik sekeliling. "Minju kemana?"

"Belom balik. Katanya sih lagi jalan sama temennya. Gatau siapa," Sahut Ryujin sambil ngasih hape ke Yuri.

"Thanks, Jin, " Ujar Yuri. Cewek itu menyalahkan tombol power hapenya, kaget ada panggilan tak terjawab dari Bang Bimo dan juga chat masuk disana.

Chat dari Bang Bimo dan satu lagi....

Chat dari nomor baru. Nggak tau nomor siapa.

Bukannya membalas, Yuri justru mengabaikan nomor itu. Toh isinya cuma "P" doang.

Mungkin orang iseng.

Baru aja mau menghubungi Bang Bimo, eh orangnya datang ke rumah kontrakan Yuri. 

"Kok tau kalo aku tinggal disini, Bang?" tanya Yuri sambil mempersilahkan Bimo untuk masuk. 

Rumah mereka bisa dibilang lumayan luas jadi masih tersedia ruang tamu. Hitung-hitung kalo ada tamu nggak harus duduk di teras rumah. 

"Chaeryeong yang kasih alamat tadi pas ditanyain," ucap Bang Bimo lalu duduk di sofa. 

"Bang Bimo mau minum apa?" tanya Chaeryeong langsung sigap. 

"Air putih aja lah, Neng," jawab Bang Bimo sambil senyum. Adem bener euy. Chaeryeong jalan ke dapur, sementara Ryujin ikutan duduk di sofa tepatnya di samping Yuri. 

"Jadi beneran aku besok udah boleh kerja?" tanya Yuri. 

Bang Bimo ini pemilik kafe dekat kampus Yuri. Baru satu tahun buka dan masih butuh karyawan. Cowok berusia 25 tahun itu ya menerima aja siapa yang niat kerja di kafenya, baik itu mahasiswa maupun yang tidak kuliah sekalipun. 

Hanya Yuri satu-satunya yang melamar di kafe itu. Pas Bimo tanya alasannya karena pengen nambahin duit jajan dan nggak perlu minta orangtua, tanpa mikir dua kali Bimo langsung terima. 

Bang Bimo mengangguk. "Kalo bisa habis kamu kuliah langsung aja ke kafe. Entar Bang Wisnu yang nemenin ngajarin kamu," ucap Bimo menyebutkan nama sahabatnya. 

"Oke deh. Sip," ucap Yuri udah seneng banget. 

"Oh, iya, dek. Sama sekalian kamu mau nggak ngisi acara kalau malem di kafenya abang? Soalnya perlu juga buat ngisi live music gituh. Kafe abang kalo malam udah mulai lumayan rame," kata Bang Bimo. 

"Seriusan, Bang? Abang mau aku tampil di live music kafe abang?" tanya Yuri melongo. 

"Iyalah. Kamu doang yang abang kenal suaranya bagus banget."

"Masa? Emang Abang tau dari mana kalo suara aku bagus?"

"Abang pernah lihat kamu ngamen di perempatan gituh. Kalo nggak salah dua bulan sebelum kalian masuk kuliah."

OMG!!!! Yuri rasanya mau terjun bebas aja dari lantai berapa gituh. Malu juga mengingat hal itu soalnya itu kejadiannya baru-baru Yuri di Jakarta. Itu pun gara-gara gabut. 

"Gue ikut nggak sih pas lo ngamen?" celetuk Ryujin tiba-tiba. 

"Iyalah kan kamu yang joget-joget pas Yuri nyanyi padahal lagunya nggak koplo-koplo amat."

Yuri langsung ketawa sama Bang Bimo. Ryujin nya cemberut. 

Chaeryeong membawa nampan dengan satu gelas air putih sama setoples keripik singkong. "Ini, Bang."

"Makasih, dek," ucap Bang Bimo langsung minum air putihnya. 

"Tapi, Bang. Nanti ada yang ngiringin nggak?"

Bang Bimo meletakkan gelasnya, lalu ngomong. "Temen-temen abang bisa main musik. Tugas kamu pokoknya cuma nyanyi doang. Urusan bayaran bakalan dipisah kok sama gaji kamu pas kerja jadi kasir."

Yuri seneng bukan main dengar tawarannya Bang Bimo. Tanpa tahu kalau daritadi si pengirim pesan melalui nomor baru sedang menunggu balasan chat dari Yuri.







⛄⛄⛄⛄






Hayo yg penasaran sama siapa Bang Bimo dan Bang Wisnu, nanti ya bakalan dikenalin hehehehe...

See you 😀🤟




----------
Selasa, 11 Februari 2020

Sweet Chaos (✅)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang