Chenle kini bersiap di ruang tamu sembari memakai sepatunya. Masuk kelas dengan jam pagi menjelang siang merupakan waktu yang lebih baik daripada kepagian berujung terlambat.
"Masih jam sembilan udah siap-siap aja lo. Padahal lo masuk jam sebelas," Bomin yang baru saja bangun tidur duduk menghampiri Chenle.
"Gue sekalian mau sarapan diluar makanya cepet begini," sahut Chenle masih sibuk mengikat tali sepatunya.
Bomin terkekeh pelan. "Bilang aja mau ke tempat si doi. Sok beralibi bener lu," katanya membuat Chenle jadi tertawa.
Chenle menegakkan tubuhnya. "Nah. Itu lo tau," ucapnya sambil menepuk pundak Bomin. "Makasih sudah memberikan gue informasi selama ini."
Bomin mencibir mendengar ucapan sahabatnya itu. "Makasih karena lo, gue jadi takut doi gue salah paham tau gak." Dan dibalas tawa lebar oleh Chenle.
"Awas entar dikira lo malah suka sama dia lagi." Sahut Chenle.
Bomin menggelengkan kepalanya. "Kagaklah. Lu tenang aja. Nih doi gue kebetulan deket sama temen satu rumahnya, jadi tau info tentang dia. Lagian, kenapa sih harus gue yang nyari info begini? Bukannya cewek yang waktu itu kita ketemu di auditorium temen dia juga?"
"Temennya sih. Tapi gue ragu kalo minta tolong sama Ryujin, soalnya dia anaknya meledak-ledak. Entar keceplosan lagi kalo gue ngincer temennya," jawab Chenle.
"Widihhh," Bomin bersorak tak percaya. "Gaya lu ah ngincer-ngincer kayak dia barang aja," sahut Bomin. Daripada takut penghuni rumah yang lain mendengar percakapan mereka, Chenle memutuskan untuk pergi berangkat ke kampus.
Nanti maksudnya. Habis ke tempat yang niatnya ingin dia hampiri dulu.
⛄⛄⛄⛄
Selama hidup baru kali ini Chenle memutuskan untuk naik grab menuju ke kampus. Dulu, masa ketika dia masih sekolah, ia selalu datang diantar supir atau membawa mobil sendiri.
Yap. Seantero kota kenal siapa Julio Chenle Tanudibjo. Pemuda keturunan Tionghoa-Jawa ini adalah keturunan konglomerat kaya. Putra bungsu sekaligus cucu kesayangan Tanudibjo yang berhasil buat orang-orang gemas dengan foto masa kecilnya yang tampak estetik, ditambah bonus printilan mewah baik yang menempel ditubuhnya maupun disekelilingnya.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, pemuda itu tampak harus sedikit lebih sederhana karena ternyata banyak orang terdekatnya memanfaatkan kebaikan dan juga kekayaannya. Itu sebabnya dia memutuskan untuk tinggal di sebuah kamar kos bersama Bomin dan yang lain daripada tinggal sendirian di apartemen mewah.
"Yaudah. Tapi syaratnya harus sama Bomin. Jangan sama yang lain." Begitu kata orangtua Chenle saat menerima keputusan putra bungsunya itu.
Bomin tak lain dan tak bukan adalah sahabat Chenle dari mereka kanak-kanak (ditambah Jisung yang masih duduk dibangku SMA).
"Min, lo yakin kan hari ini dia kesini?" tanya Chenle lewat telepon. Dia sudah berada tepat di depan pintu tempat yang ia tuju. Namun masih ragu untuk masuk.
"Lo udah di depan kan? Yaudah tinggal masuk aja, pastiin anaknya ada apa enggak. Ribet banget dah idup lo." Gerutu Bomin dari ujung telepon padahal cowok itu sedang menceplok telor buat sarapan.
"Gue deg-deg'an, anying. Gimana kalo dia nggak ada? Sia-sia dong gue dateng kemari," sungut Chenle.
"Bacot bener. Buruan dah masuk. Gangguin gue aja lu ah," Bomin mematikan teleponnya secara sepihak. Chenle langsung mengumpat.
Chenle menarik nafasnya sebentar, lalu membuangnya perlahan. Cowok itu pun masuk ke dalam kafe. Kafe itu berjarak lumayan dekat dari kampus dan baru berusia satu tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos (✅)
FanfictionYuri pengennya masa-masa kuliah itu nggak terlibat cinta-cintaan dengan siapapun. Namun semuanya berubah ketika tiga cowok sengaja ingin masuk dalam kehidupannya. Start : 09 Maret 2020 End : 03 September 2020