Tepuk tangan meriah pun menyambut "my day band" memasuki mini panggung. Mereka keluar satu persatu dimulai dari Bimo, Wisnu, Chenle dan Yuri.
"Gausah gugup, dek. Kayak biasa aja," ujar Bimo menenangkan Yuri. Yuri mengangguk kecil.
Sedari tadi gadis itu memang sudah gugup. Berkali-kali ia menggosok tangannya karena berkeringat. Ia hanya tidak bisa mengendalikan perasaannya karena yang ia temui ini kebanyakan adalah kakak seniornya di kampus.
Namun siapa menyangka setelah tampil, Yuri justru kegugupannya hilang seketika. Terlebih mendengar antusiasme para tamu dan respon yang meriah usai menyanyikan sebuah lagu membuatnya semakin bersemangat.
Myday band pun berhasil menampilkan tiga buah lagu. Berikutnya, James dan Tia memberi kebebasan pada siapapun yang ingin tampil di panggung.
"Yok, yang berani tampil dan punya suara bagus silahkan ditunjukkan bakatnya," ujar James sambil melirik-lirik para tamu.
Sementara itu, Yuri sudah turun ke panggung. Gadis itu kini berdiri di depan meja bar sembari meminum jus jeruk yang sengaja ia letakkan disana.
"Wahhh, ternyata cowok yang berulangtahun ini yang tampil. Tepuk tangan dulu dong untuk Abang Hyunjin yang ganteng ini," ujar Tia.
"Uhuk," Yuri tersedak hingga menjauhkan minumannya dan beralih menepuk dadanya pelan. Dia tadi tidak salah dengar kan?
Kedua bola mata gadis itu semakin melebar tatkala cowok itu melirik kearahnya, menaikkan sudut bibirnya.
"Mati gue," gumam gadis itu pelan. Merutuki dirinya sendiri. Bagaimana bisa ia tidak sadar jika cowok ini adalah kembarannya Yeji?
Kenapa tidak ada yang memberitahunya?
Yeji dibangkunya mendengus geli. "Tumben bener mau tampil. Biasanya ogah-ogahan."
Seungmin mengangkat bahunya. "Lagi semangat mungkin."
"Eh tapi gue masih penasaran. Hyunjin udah kenal sama Yuri ya?" tanya Yeji.
"Iya. Tapi omongan lo kok gituh sih tadi? Kayak gatau aja Hyunjin gimana orangnya," ujar Seungmin.
"Emang salah gue ngejodohin adek gue sama Yuri? Yuri nya kelihatan baik kok," sahut Yeji.
Seungmin memilih diam sembari memakan cake didepannya. Ia tak banyak bicara lagi. Pandangannya hanya fokus pada Hyunjin yang meminta gitar akustik pada Wisnu.
Chenle awalnya kebingungan kenapa ada Hyunjin disini sampai dia sadar bahwa Hyunjin adalah kembaran dari gadis yang berulangtahun itu. Ia hanya bisa mengumpat dalam hati begitu Hyunjin menaiki panggung.
Sungguh. Ia jadi menyesal kenapa harus ada disini. Menjadi pemain band untuk acara ulang tahun saingannya sendiri.
"Oke karena gue pengen nyanyi solo jadi buat abang-abang bisa istirahat sebentar. Gapapa kok," kata Hyunjin melalui mikrofon. Bimo dan yang lainnya (termasuk Chenle pun akhirnya turun dari panggung).
"Aduh, Lio. Gue mau pulang banget ini," keluh Yuri dengan wajah khawatirnya.
Chenle meyakini kalau Yuri takut sekarang. Terlebih pandangan Hyunjin yang sesekali melirik kearahnya. "Udah. Lo sembunyi dibelakang gue aja."
"Yuri kenapa?" tanya Wisnu menyadari ekspresi Yuri yang muram.
"Gapapa kok, bang. Yuri cuma capek aja," kata Chenle.
"Duduk sini. Udah minum belom?" Bimo menarik kursi mendekat kearah Yuri.
"Udah kok, bang," sahut Yuri. Gadis itu benar-benar menyembunyikan diri dibelakang Chenle sekarang.
"Lagu ini gue persembahkan buat seseorang yang mengejar cinta, tapi doinya ogah-ogahan. Buat kalian yang berjuang, nyanyiin ini buat doinya biar dia kena karmanya," ujar Hyunjin membuat beberapa tamu tertawa.
Hyunjin pun mulai memetik gitarnya. Suasana di ruangan itu benar-benar hening. Seolah-olah mereka sudah masuk ke dalam lagu yang akan dinyanyikan Hyunjin
Aku punya niat yang baik
Coba kuungkapkan padamu
Hyunjin ingat betul bagaimana respon Yuri padanya. Gadis itu memberikan penolakan secara terang-terangan pada Hyunjin. Bahkan ketika mereka belum saling mengenal satu sama lain.
Berharap kamu kan menjadi
Rencana besar dihidupku
Tapi kau bilang
"Pergi sana"
Kamu tak mau melihat diriku, selamanya
"Sejak kapan Hyunjin belajar lagu itu?" tanya Sunwoo.
"Gatau. Gue bahkan baru ini lihat Hyunjin nyanyi sambil gitaran. Biasanya kan kagak mau," celetuk Jaemin tak percaya. Karena yang selama ini mereka tahu, Hyunjin hanya bisa main bass. Atau selama ini Hyunjin menyembunyikan bakatnya yang juga bisa main gitar. Entahlah.
Awas nanti jatuh cinta
Cinta kepada diriku
Jangan-jangan kujodohmu
Kamu terlalu membenci
Membenci diriku ini
Awas nanti jatuh cinta, padaku
Sepanjang lagu, Yuri hanya bisa mendengar suara cowok itu. Ia tak berani melirik bak sebentar saja. Gadis itu yakin. Lagu itu benar-benar untuknya.
Bagaimana kalau seandainya kelak.......apa yang dinyanyikan Hyunjin malam ini......akan jadi kenyataan...?????
Yuri menggelengkan kepalanya pelan. Tidak mungkin. Dia dan Hyunjin? Tidak-tidak-tidak. Yuri berusaha menepis segala hal yang berhubungan dengan Hyunjin.
Chenle melirik kesamping, merasa bahwa baju bagian belakangnya ditarik oleh Yuri. "Are you okay?"
"I'm not," ucap Yuri cepat. Ia mengangkat kepala, menatap Chenle penuh harap. "Kita kebelakang aja yok. Gue tiba-tiba lemes."
Tanpa banyak kata, Chenle pun membawa Yuri ke belakang. Sebelum Hyunjin menyelesaikan nyanyiannya.
Tak selang beberapa detik Hyunjin selesai, tepuk tangan meriah pun memenuhi kafe. Ia tak peduli. Justru Hyunjin melirik ke tempat Yuri tadi, walau Yuri pada akhirnya bersembunyi selama ia bernyanyi.
Pemuda itu mengernyitkan dahi. Yuri tak ada lagi disana.
Setelah mengedarkan pandangan, Hyunjin menangkap sepasang punggung yang ia kenali, salah satunya adalah punggung Yuri.
Pemuda itu hanya bisa menatap, tak bertindak banyak. Diam-diam ia mengepalkan tangan. Merasa geram dengan Yuri, terlebih pada pemuda yang disampingnya.
Sayang sekali Hyunjin tidak melihat wajahnya. Kalau tidak, bisa saja Hyunjin akan melabrak pemuda itu.
⛄⛄⛄⛄
selamat pagi dan salam sejahtera. semoga hari ini menyenangkan walau dirumah ajaaa...
------
minggu, 05 april 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Chaos (✅)
FanficYuri pengennya masa-masa kuliah itu nggak terlibat cinta-cintaan dengan siapapun. Namun semuanya berubah ketika tiga cowok sengaja ingin masuk dalam kehidupannya. Start : 09 Maret 2020 End : 03 September 2020