_______
Malam ini Ara tengah berkumpul bersama kedua temannya. Sebenarnya Jane dan Lisa memang sudah merencanakan dari 2 hari sebelumnya untuk menginap satu malam di apartemen Ara. Ini juga bukan kali pertama mereka menginap, tidak ada alasan khusus juga. Hanya ingin saja. Juga, merasa bosan di rumah mereka masing-masing.
Alhasil, mereka berdua selalu mengusulkan untuk menginap saja di apartemen untuk menghilangkan rasa bosannya.
Tetapi berbeda dengan Ara yang selalu malas untuk menerima kehadiran mereka di sini. Bukan apa, pasalnya jika mereka sudah menginap, pasti kamar Ara akan jadi seperti kapal pecah. Terlebih lagi Jane yang selalu ingin menginap di hari biasa mereka besoknya akan sekolah, bukan hari pekan.
Membuat ketiganya jadi suka terlambat bersama.
Sekarang mereka bertiga sedang melakukan game truth or dare yang diusulkan oleh Jane. Awalnya Pertanyaan maupun tantangan yang diberikan masih bisa dilakukan dan masuk akal, akan tetapi ketika putaran botol itu berhenti tepat di depan Ara, Jane dan Lisa justru memberikan dare yang tak masuk akal.
"Jadi, lo pilih truth or dare?" tanya Jane begitu antusias.
Ara memutar bola matanya malas. "Kalau gue pilih truth yang pastinya kalian akan minta gue jujur yang aneh-aneh, so... gue pilih dare aja."
Lisa dan Jane saling menatap dengan senyuman jahilnya. "TELFON ARGA SEKARANG JUGA DAN BILANG I LOVE YOU SAMA DIA!"
Mendengar itu, tentu saja Ara melotot kaget. "Sinting ya?!!!"
"Dih curang banget. Tadi aja gue sama Lisa nurut-nurut aja, tuh, pas lo ngasih tantangan buat kita. Jadi, sekarang gantian dong." dumel Jane.
"Tapi nggak harus ini juga dong tantangannya!"
Lisa menghembuskan nafas kasar. "Ara, lo harus bisa adil. Lagi pula ini cuma sebatas permainan, setelah lo bilang itu ke Arga, lo bisa langsung kasih dia penjelasan. Gue yakin Arga nggak marah, paling sedikit ngebentak aja."
"Kalian berdua emang nggak waras. Gue tetep nggak mau."
"DASAR CURANG!" pekik mereka berdua bersamaan.
"Fine! Gue lakuin dare gila kalian itu!" Ara mengambil ponselnya, namun Ara teringat bahwa Ara tidak mempunyai nomor ponsel Arga. "Gue nggak punya kontak Arga, kalian berdua punya nggak? Nggak punya, kan? Berarti—"
"Gue punya," jawab Jane cepat.
"Lo dapat dari mana?"
"Waktu itu gue disuruh guru BK buat mintain nomor Arga karena dia mau bicarain sesuatu sama Arga. Beliau lagi buru-buru mau rapat, kan, pas itu dan kebetulan kita ketemu di koridor, alhasil beliau minta tolong sama gue buat lakuin itu semua." jeda Jane sebelum ia melanjutkan ucapannya kembali. "Awalnya gue nolak, karena gue juga nggak berani tiba-tiba minta nomor Arga gitu aja. Apa lagi kalian juga tahu betapa famousnya dia, kalau gue tiba-tiba minta nomor Arga, pasti bakalan langsung ada rumor dan gue jadi viral."
"Tapi akhirnya? Lo bisa dapetin?"
"Bisa, itupun juga gue nggak minta langsung ke orangnya. Tapi, minta ke salah satu temennya Arga. Bara, gue minta sama dia. Untungnya dia langsung ngerti setelah gue jelasin alesannya, dan kasih nomornya Arga saat itu juga."

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Teen FictionArga Rajendra adalah sosok laki-laki berhati dingin, angkuh dan tak perduli pada siapapun, selain keluarga dan teman dekatnya sendiri. Ada rumor yang mengatakan, bahwa siapapun orang yang berani mengusik kehidupan Arga, akan menanggung resiko besar...