***
"ALENA MAU NIKAH?!"
Semua orang langsung menatap kearah Bara setelah mendengar seruan dari pemuda itu. Suasana hening yang ada di markas itu, membuat mereka semua terlonjak kaget. Pasalnya, Bara berteriak cukup keras. Seolah sedang ada hal serius yang telah terjadi.
Selain Raka yang suka menjadi orang dramatis, ada Lucas yang sama mempunyai sifat seperti itu. Dan sekarang pun Bara. Di dunia ini, sepertinya memang setiap manusia memiliki sifat dramatis yang aneh. Lihat saja raut wajah Bara sekarang, lelaki itu membuka mulutnya dengan kedua mata masih menatap ke arah layar ponselnya.
Raka yang memang awalnya sedang asik bertukar pesan dengan Jane lewat sosial media, merasa terganggu. Terlebih lagi, ekspresi wajah Raka yang semula bahagia, mendadak berubah menjadi ekspresi wajah kesal.
"Bar, lo suka sama Alena, ya?" tuduh Raka pada intinya.
"Omongan lo nggak usah ngaco!" bantah Bara.
"Habisnya muka lo kelihatan kaget banget, gue juga kaget, sih. Tapi, nggak seheboh elo!"
"Siapa yang nggak kaget, Rak? Lo tahu sendiri Alena sesuka itu sama Arga, bahkan rasa sukanya udah ditingkat obsesi. Cewek itu sampai berani rusakin pertemanan Arga sama Reval, cuman karena perasaannya sendiri." Bara menjeda ucapannya sembari menggelengkan kepala. "Dan sekarang kita semua malah dapat kabar dia mau nikah? Hal yang gila, bukan? Ah, sebenarnya, sih, nggak gila, cuman aneh aja."
Lucas menghela napasnya gusar. "Haduh, Bara. Tumben banget hidup lo serepot ini? Biasanya lo paling males mikirin hal-hal kayak gini. Lagian kalau dia mau nikah, itu bagus, dong. At least dia udah bisa temuin orang yang emang pantes dia sukai dan berhenti buat kejar Arga."
"Gue tahu, dan gue bukannya serepot itu. Cuman kaget. Lo ngerti orang kaget, kan?" Bara merasa terpojoki sekarang, padahal Bara hanya terkejut biasa, namun mereka menganggap itu semua berlebihan. Menyebalkan sekali.
"Udah, lah, kenapa jadi ributin hal yang nggak jelas?" lerai Andi, pasalnya semua orang-orang yang ada di kantin ini menatap ke arah mereka semua. "Alena cuman ngundang kita, dan kita tinggal nentuin mau dateng atau enggak. Soal dia akhirnya nggak kejar Arga lagi, udah nggak penting."
"Penting. Kalau lo ada diposisi ketika Alena lagi suka-sukanya sama Arga, pasti lo juga nggak bakalan nyangka," tegas Bara.
"Yaudah, intinya kita semua ini mau datang ke acaranya atau enggak?"
"Datang. Harus datang. Gue kepo juga sama muka cowoknya, lebih ganteng dia atau ternyata gantengan gue." sahut Raka.
"Aduh, si monkey ini sok percaya diri lagi!" cibir Lucas seolah-olah merasa muak.
"Berisik lo, dasar ikan sapu-sapu! Orang ganteng mah bebas mau gimana aja!"
"Cih! Kalau ganteng, lo nggak mungkin ditolak Jane sampai lima kali." cibir Lucas, nadanya terdengar pelan namun masih bisa di dengar jelas oleh Raka.
"Itu artinya Jane belum siap punya pacar yang tampangnya kayak pangeran! Gitu aja nggak tahu lo, norak!"
"Sumpah lo—"
"Tapi, menurut gue undangan yang cewek ini kirim kurang bagus, deh." potong Andi dengan cepat. Sontak semuanya pun kembali menatap ke ponsel mereka masing-masing, setelah mendengar ucapan Andi. Dan benar saja, mereka hampir ingin tertawa setelah menyadari bentuk undangan yang dikirim Alena.
"Jelek banget, anjing! Hahaha!!" Raka tertawa terbahak-bahak.
Mendengar suara bising dari Raka, spontan Lucas memukul bahu pemuda itu. "Hidup lo kebanyakan hina orang mulu!"

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Ficção AdolescenteArga Rajendra adalah sosok laki-laki berhati dingin, angkuh dan tak perduli pada siapapun, selain keluarga dan teman dekatnya sendiri. Ada rumor yang mengatakan, bahwa siapapun orang yang berani mengusik kehidupan Arga, akan menanggung resiko besar...