***
Seperti biasa di siang hari Arga selalu makan siang bersama dengan Ayah-nya. Setiap sedang melakukan makan siang atau makan malam, suasananya sudah pasti hening. Tidak ada satupun diantara mereka berdua yang mau membuka suara apalagi memulai topik obrolan. Terkecuali memang ada sesuatu yang harus di pertanyakan.
Ketika Arga ingin menyuap satu sendok makanannya ke mulut, tiba-tiba saja ponselnya bergetar. Tanpa menunggu apapun, dia langsung mengangkat panggilan itu.
"Hallo," ucap Arga.
"Ga, keadaan di markas sekarang bener-bener kacau banget! Baupati tiba-tiba nyerang kita semua! Tadi ada salah satu anggota Birawa yang kena tembakan dari mereka!"
Seketika Arga menjatuhkan sendok kebawah dengan ekspresi terkejut. "Posisi lo dimana sekarang?!"
"Gue dirumah sakit! Mending cepat lo kesini Ga, Baupati bener-bener geng tergila sih menurut gue!"
"Gue kesana sekarang. Suruh anggota birawa untuk tetap diam di markas dan suruh pasukan inti kerumah sakit."
Arga langsung bangkit dari duduknya. Sedangkan Arnold juga sontak ikut berdiri dengan wajah bingung sekaligus kaget. Arnold berpikir pasti anaknya itu ingin melakukan perkelahian dengan geng lain.
"Arga! Kamu mau kemana?!" pekik Arnold.
Arga tidak menjawab, melainkan mengambil kunci motor yang tergantung di dinding. Dia tidak memperdulikan teriakan dari ayahnya yang sedaritadi terus mengomel, juga memanggil namanya berkali-kali.
"Berhenti membuat masalah, Arga!" Arnold berteriak lagi namun sama sekali tidak di gubris oleh Arga.
Sangat susah melarang Arga untuk tidak ikut campur lagi dalam perkelahian antar geng ini. Entah apa yang terjadi pada Birawa, mungkin ada sesuatu kekacauan disana. Namun tetap saja, Arnold khawatir jika sudah menyangkut hal seperti ini.
Tanpa menunggu waktu lama pun, kini Arga sudah sampai dirumah sakit yang diberitahu oleh Bara. Disana Bara tidak sendirian, dia ditemani oleh Raka, Lucas dan Andi yang sama-sama sedang berdiri di depan ruangan UGD.
"Gimana keadaan nya?" tanya Arga yang baru saja sampai. Sontak mereka berempat menoleh.
Bara menghela nafas lega melihat Arga yang akhirnya datang juga. "Masih ditanganin, tapi tembakannya cukup parah."
"Siapa yang ada didalam ruangan operasi ini?"
"Danis. Dari berita anak-anak yang gue denger, awalnya dia mau masuk ke markas karena merasa udah nggak sanggup buat hadepin Baupati, tapi salah satu diantara mereka malah nangkep Danis dan di tembak gitu aja," jelas Lucas.
"Bajingan. Kenapa lo nggak kabarin gue langsung disaat geng kita lagi di serang?"
"Kami nggak ada waktu buat itu, Ga. Semua terjadi secara mendadak, kita semua juga nggak nyangka mereka bakal nyerang duluan."

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Ficção AdolescenteArga Rajendra adalah sosok laki-laki berhati dingin, angkuh dan tak perduli pada siapapun, selain keluarga dan teman dekatnya sendiri. Ada rumor yang mengatakan, bahwa siapapun orang yang berani mengusik kehidupan Arga, akan menanggung resiko besar...