Bagian 37

41.1K 3.6K 174
                                    

Runtuh - Feby Putri feat Fiersa besari

menangis adalah titik rendah seseorang yang dimana seseorang itu tidak sanggup untuk menerima semua keadaan atau takdir yang begitu menyakitkan.

-Ara

___________

"Mohon maaf, kami tidak bisa menyelamatkan nyawa sang pasien. Jantungnya sudah terlalu lemah, sekaligus organ-organ yang berada di dalamnya juga banyak yang sudah tidak berfungsi," jelas salah seorang Dokter laki-laki seraya menundukan kepala, dengan berat hati dia harus mengatakan sebuah kabar duka. "Sang pasien telah meninggal tepat pada pukul 7 pagi, kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membantu, tetapi-"

"Sudah cukup, saya mengerti. Tuan besar sudah terlalu lama menahan semua rasa sakitnya, dan mungkin sekarang sudah waktunya dia bebas dari rasa sakit itu. Saya harap, beliau sudah bahagia dan tenang di alam sana," potong salah seorang pria paruh baya yang memakai Jas hitam, atau lebih tepatnya adalah sekretaris dari seseorang yang telah meninggal dunia ini.

"Baiklah, saya akan menyuruh beberapa perawat untuk menyiapkan ambulans, supaya beliau bisa segera di makamkan. Sekali lagi, saya turut berduka cita."

Pria paruh baya itu mengangguk lemah, dan setelah Dokter itu pergi dari hadapannya, seketika tangisnya pun pecah. Dia menangis sambil memeluk pria yang wajahnya kian memucat dan dingin. Sungguh, hatinya sakit sekali menerima kenyataan ini. Dia sudah menganggap Bos-nya sendiri sebagai keluarga, hubungan mereka pun juga dekat layaknya Kakak-Adik.

Dan sekarang, dia harus bisa merelakan kepergian beliau untuk selama-lamanya. Akan tetapi, bagaimana nasib anak dari Bos-nya? Dia sungguh tidak bisa membayangkan betapa hancurnya perasaan sang anak. Terlebih lagi, anak itu sekarang sudah tidak mempunyai siapapun.

"Pak Bagas, t-tolong hubungi Indira sekarang," suruh pria paruh baya itu atau lebih tepatnya bernama Pak Hamdi.

"Baiklah, akan segera saya hubungi."

***

Pagi ini Ara berniat untuk kembali pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Arga, sebuah kabar baik untuk dirinya karena Arga sudah bisa sadar, meskipun keadaan pemuda itu belum sepenuhnya membaik. Tetapi bagi Ara, itu semua sudah cukup. Melihat Arga kembali sadar, membuatnya sedikit tenang.

Kini Ara sedang berada di dapur, menyiapkan beberapa makanan yang baru saja selesai di masak. Walaupun dia tidak jago memasak, setidaknya untuk kali ini dia sungguh-sungguh memasak untuk Arga. Bahkan, dia sampai rela memasak sembari melihat ke arah video tutorial memasak yang ada di internet.

Yah, meski dia tahu rasanya tidak akan seenak itu, setidaknya dia bisa belajar. Supaya kedepannya, dia bisa rajin memasak dan membuat masakan yang super enak.

"Kira-kira setelah makan masakan gue, kondisi Arga bakalan membaik nggak, ya? Duh, gue takut kondisi dia makin parah gara-gara masakan abal-abal dari gue." monolog Ara.

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang