***
Setelah melakukan perdebatan cukup lama tentang masalah Alysa. Akhirnya, Arga yang mengalah dalam perdebatan itu. Dengan berat hati Arga mengizinkan Ara untuk melakukan tanding balap mobil dengan Alysa. Sepertinya Arga juga harus memiliki rencana lain untuk gadis yang bernama Alysa ini.
Dia tidak akan membiarkan gadisnya diusik oleh siapapun.
Kini langit sudah semakin gelap. Arga juga sudah tidak berada di apartemen Ara, melainkan sudah berada di kamarnya sendiri. Dia baru saja selesai mandi dan masih memakai handuk putih yang menutupi dari bagian pinggang sampai ke bawah.
Rambutnya yang masih basah, dia sengaja biarkan sampai mengering. Kemudian, Arga mengambil ponselnya yang ada di atas meja, dan menghubungi salah satu temannya.
"Bara," ucap Arga pada sang penelfon.
"Kenapa, Ga? Tumben lo hubungin gue jam segini. Mau ngajak ngopi?" jawab Bara dari arah sebrang sana.
"Gue butuh bantuan lo."
"Apa?"
"Lacak semua tentang data perempuan yang gue kirim nanti lewat chat. Tapi, jangan biarin yang lain tahu soal ini, apa lagi Ara."
"Data perempuan? Musuhnya Ara?"
"Iya."
"Waduh, ngeri juga. Oke, nanti gue coba lakuin. Kalau udah dapet semuanya, gue langsung kasih tahu sama lo. By the way, Ara beneran pembalap?"
Arga terdiam sejenak mendengar pertanyaan dilontarkan oleh Bara. "Siapa yang kasih tahu?"
"Raka, dan Raka tahu dari Jane. Mereka kayaknya mulai deket sampai Jane berani kasih tahu hal kayak gitu sama Raka. Dan yah seperti yang lo tahu Raka itu orangnya seperti apa. Setiap ada info terbaru, pasti dia juga gercep kasih tahu lewat grup chat kita. Memangnya lo nggak baca?" tutur Bara memberitahu.
"Belum sempat buka pesan dari siapapun."
"Tapi..., itu serius? Ara..."
"Iya, besok dia tanding jam 8 malam. Dan perempuan yang pengen gue cari, itu orang yang ngajak Ara tanding duluan. Dan sepertinya, perempuan itu ada maksud tertentu lagi."
Di sebrang sana, Bara mengangguk-angguk paham.
"Ah, gue mulai ngerti."
"Kalau gitu kabarin gue secepatnya, atau kalau bisa sebelum jam 8 malam besok gue udah bisa dapetin semua tentang perempuan itu."
"Oke, gue usahain."
Arga langsung mematikan sambungan panggilannya secara sepihak. Baru saja Arga menaruh kembali ponselnya, tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka.
Ternyata itu Arnold. Dengan memakai cardigan berwarna cokelat dan celana panjang hitam, khas sekali pakaian Arnold di saat sedang berada di rumah.
"Ada apa?" tanya Arga langsung pada intinya.
"Ayo makan. Daddy sudah masakin makan malam buat kita," kata Arnold.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Teen FictionArga Rajendra adalah sosok laki-laki berhati dingin, angkuh dan tak perduli pada siapapun, selain keluarga dan teman dekatnya sendiri. Ada rumor yang mengatakan, bahwa siapapun orang yang berani mengusik kehidupan Arga, akan menanggung resiko besar...