Bagian 27

44.2K 3.8K 609
                                    

chapter ini sedang dalam proses revisi, silahkan langsung skip ke bab yang berikutnya dan setelah selesai di revisi, bisa langsung dibaca kembali. terimakasih:)

Ngomong-ngomong chapter ini lumayan panjang, karena disini bakal terungkap siapa dalang yang sebenarnya. So happy reading guys❤

***


Kini langit yang awalnya gelap sudah berubah menjadi terang. Panasnya terik matahari membuat siapapun orang tidak suka, mungkin beberapa ada yang suka dengan panasnya sinar matahari. Akan tetapi pagi ini terlihat berbeda dari sebelumnya, bahkan suasana pun seperti tidak seseru kemarin.

Kejadian tadi malam membuat Arga, Raka dan Anta menjadi saling diam satu sama lain. Meskipun saat ini mereka bertiga sedang duduk di satu meja yang sama, namun diantara mereka tidak ada yang mau membuka suara duluan. Bahkan Raka yang tadinya selalu ceria dan berisik, mendadak menjadi pendiam tidak biasanya.

Raka seperti sedang kehilangan sesuatu dalam hidupnya.

Ketika suasana sedang hening seperti ini, tiba-tiba saja mereka bertiga dikejutkan dengan kedatangan Bara yang sekarang sudah berada tepat di samping Arga. Penampilan pemuda itu benar-benar berantakan sekali.

"Ga gue mau selesein semua ini," ujar Bara memecahkan keheningan.

Tidak ada jawaban dari Arga.

"Gue bukan ketua mereka. Demi Tuhan gue sama sekali bukan bagian dari anggota Wolf, kalaupun gue memang bagian dari mereka, kenapa nggak dari awal aja gue nyerang lo?"

Arga pun menoleh. "Emang ada pengkhianat yang nyerang dari depan?"

"Lo itu salah paham!"

"Salah paham padahal buktinya udah jelas di depan mata?"

"GUE BUKAN KETUA KOMPLOTAN WOLF! LO ITU UDAH DI TIPU SAMA MEREKA, MEREKA MENJEBAK GUE, GA!"

"TURUNIN NADA BICARA LO, BAJINGAN!" pekik Arga, perlahan dia mulai bangun dari duduknya. Menatap pemuda itu dengan tatapan tajam. "Sekali pengkhianat, tetaplah pengkhianat. Harusnya lo juga senang, karena gue cuma mengeluarkan lo dari Birawa, bukan membunuh lo saat itu juga."

"Gue bakal buktiin kalau gue bukan bagian dari mereka. Dan untuk jam tangan kemarin, memang betul itu bukan hadiah dari bokap gue melainkan itu punya dari pemilik dalang yang sebenarnya. Gue harap lo nggak akan menyesal setelah tau mengetahui semuanya."

"Pergi sekarang." usir Arga.

"Secepatnya gue akan kasih bukti sama lo, Arga."

Setelah mengatakan hal itu Bara pun berbalik pergi meninggalkan Arga, sedangkan kedua temannya cuma bisa terdiam sambil mendengarkan apa yang dikatakan oleh Bara. Sepertinya ini adalah satu-satunya masalah yang cukup besar dan rumit kepada mereka.

Baru saja Arga ingin kembali duduk, tiba-tiba Ara datang tanpa menyapa melainkan langsung mengatakan sesuatu yang membuat Arga bingung.

"Kenapa lo keluarin Bara?"

Pertanyaan yang dilontarkan Ara membuat dahi Arga berkerut. Bukankah itu sebuah pertanyaan yang tidak seharusnya Ara pertanyakan, bukan?

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang