Bagian 24

47.2K 3.8K 131
                                    

***

Ruangan yang terlihat begitu gelap, engap dan tidak ada udara yang masuk sedikitpun. Seisi ruangan ini benar-benar kosong dan hanya ada satu kursi yang memang sengaja disediakan oleh Bara untuk tamu khusus. Setelah tamu itu pergi, kursinya akan kembali dikeluarkan dan hanya menyisakan bekas bau anyir saja. Mungkin siapapun orang pasti akan mengerti kata ini.

Arga mulai melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan tersebut. Sedaritadi kedua tangan Arga sudah mengepal dengan kuat, sorot mata tajam yang di tunjukkan oleh Arga membuat siapapun orang yang melihatnya mungkin akan merinding ketakutan.

Sampai langkah Arga terhenti tepat di depan pria yang sudah terduduk lemas. Arga memiringkan kepalanya kesamping dengan raut wajah marah.

"Siapa yang nyuruh lo ngelakuin ini?" tanya Arga langsung pada intinya.

Perlahan pria itu mendongak, kemudian tersenyum menyeringai. "Bukan urusan lo!"

"Udah mau mati masih aja tengil."

"Dasar pemimpin bodoh!"

Arga menanggapi dengan senyuman menyeringai dingin. Kemudian membungkukkan tubuhnya, netra cokelatnya menatap pria itu begitu tajam.

"Bisa lo ulangi sekali lagi?" nadanya terdengar cukup mencengkam.

"Lepasin gue, Bajingan!" pekik pria itu.

"Katakan tujuan lo sebenarnya."

Pria yang kerap dipanggil Adit ini, berdecih pelan. Dia memajukan wajahnya sambil menahan rasa sakit yang berada diperutnya.

"Indira. Nama cewek lo, bukan? Adit tersenyum menyeringai. "Cewek lo saat ini udah dijadikan target oleh Bos gue. Kalau lo mau dia selamat, lo harus sujud dan minta maaf di kakinya dia. Gimana, bukankah itu penawaran yang bagus?"

"Lumayan. Sepertinya gue lebih tertarik untuk sujud di kaki lo."

Adit tertawa kencang.

"SILAHKAN! GUE AKAN MEMPERSILAHKAN PEMIMPIN BODOH INI SUJUD DI KAKI GUE!"

Arga tertawa sinis. Ternyata, masih ada manusia yang mudah untuk di kelabui seperti ini. Lagi pula, siapa yang akan mau sujud di kaki musuhnya sendiri, bahkan mendengarnya saja pun sudah membuat orang-orang berpikir itu gila.

"Mau di mulai sekarang?"

"Ya, sujud di kaki gue sekarang juga."

Arga menundukkan kepalanya ke bawah, tanpa di sadari kalau satu tangan Arga sudah memegang pisau kecil yang memiliki ujung tajam dan runcing, yang sekali tekan atau gores, akan membuat sang empu berteriak kesakitan.

Tanpa menunggu apapun lagi, Arga langsung menusuk kaki pria itu hingga menembus keluar.

"ARGH!!!! SAKIT, BAJINGAN!!"

"BANGSAT, KAKI GUE! PSIKOPAT SIALAN, BRENGSEK!"

Darah segar mulai bercucuran di area kaki Adit. Jangan tanyakan lagi seberapa dalam tusukan itu. Adit masih mengerang kesakitan yang sangat hebat. Menggoyangkan kursi yang hampir terjatuh ke belakang. Sedangkan Arga, hanya tertawa kecil. Merasa puas dengan aksinya kali ini.

"Gimana, masih mau nyuruh gue sujud lagi? Ah, atau gue harus cium kening lo yang terlihat bagus itu?" Arga mengetuk-ngetuk dagunya seperti orang sedang berfikir. "Menarik."

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang