Bagian 12

57.9K 4.6K 469
                                    

***


Ara yang sedang asik memainkan ponselnya seraya tertawa lepas karena dia sedang melihat video lucu yang lewat diberanda sosial medianya. Namun, tiba-tiba saja dia merasa terganggu dengan kedatangan segerombolan murid perempuan yang mengerubungi secara bersamaan. Ara yang mulai merasakan hawa engap karena banyaknya perempuan yang ada di dekatnya sekarang, seketika dia mendongak. Benar saja, ada lebih dari 5 orang perempuan yang tengah menatap Ara sembari tersenyum-senyum sendiri.

"Kalian semua ngapain natap gue kayak gitu, sih? Mau minta tanda tangan gue?" Ara mulai membuka suaranya, lalu mematikan ponselnya.

"Kita semua mau nanya, nih," jawab salah seorang gadis berambut pendek sebahu dengan satu gigi gingsul yang terkesan begitu manis.

"To the point aja, gue males basa-basi."

"Cara lo ngedapetin perhatian dari Arga, gimana, sih?"

"Iya, Ra, gimana, tuh? Gue udah susah payah caper sana-sini sama dia, tapi tetep aja nggak direspon."

"Kasih tau kita semua dong. Kita semua, kan, juga iri tau ngelihat lo digendong sama Arga! Panas hati gue lihatnya!"

"Apa jangan-jangan lo ngasih dia pelet? Makanya dia jadi segitunya mau nempel sama lo?"

Pertanyaan dari salah satu perempuan berambut keriting, langsung membuat Ara menatap perempuan itu dengan tajam.

"Sialan, maksud lo apa nuduh gue kayak gitu?!" bentak Ara tidak terima.

Semuanya pun menoleh kepada gadis berambut keriting tersebut. Lalu menegur nya agar tidak mengatakan sesuatu hal yang aneh-aneh lagi, sedangkan gadis itu justru hanya memutar kedua bola matanya dengan malas dan memasang wajah tengilnya.

"Jangan didengerin omongannya, dia emang suka gitu. Mending lo kasih tahu ke kita aja tips gimana caranya dapetin perhatian Arga?" timpal salah satunya lagi.

Ara berdecak mengerang kesal. "Kalian semua waras nggak, sih? Lo pikir gue tipe cewek yang ngejar-ngejar cowok? Enak aja, gue masih punya harga diri!"

"Ah, lo bohong. Buktinya aja sekarang lo bisa deket banget sama dia."

"Apalagi kita semua tau kalau Arga bukan tipe cowok yang gampang suka sama cewek."

"Gue setuju. Bahkan pas gue ngasih dia makanan aja, sama sekali nggak di ambil. Yah, jangan kan diambil, disentuh pun nggak sama sekali. Dan jujur, gue iri sama lo. Karena lo bisa dapetin itu semua dalam sekejap."

Ara yang sudah muak mendengarnya, ia menggebrakan meja cukup keras.

"Stop it! Kalau gue bisa milih, gue sama sekali nggak mau deket, apalagi kenal sama dia! Dan kalian pikir, gue seneng bisa deket sama cowok itu? No. Instead I was pressured to be close or know him!"

"Gue bilangin sama kalian semua, gue sama sekali nggak ngepelet atau caper sana-sini yang seperti kalian duga, nggak sama sekali." jedanya sambil menghela nafasnya pelan. "Udah, deh, dari pada kalian semua ngelakuin hal yang nggak berguna ini mending kalian semua pergi dari hadapan gue sekarang! Panas, nih, badan gue di deketin kayak gini!"

"Ck, lo mah. Gue nyesel ikut nimbrung di sini."

"Ah, sia-sia kita ngumpul kayak gini."

"Bener, jawabannya nggak sesuai ekspektasi."

Perlahan dari mereka pun bangkit dan pergi dari hadapan Ara. Ara memandang sinis pada mereka semua, gadis-gadis sialan yang tiba-tiba menuduh dan memprovokasi-nya. Ara sudah menduga kalau hal seperti ini akan terjadi.

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang