***
Kini seluruh inti Birawa sudah berkumpul di markas sesuai dengan perintah Arga tadi pagi. Sejenak suasana hening tanpa ada satupun orang yang mau membuka suara duluan. Sebenarnya menjadi anak geng motor tidak selalu bertujuan buruk, seperti kata Arga waktu itu, membuat anggota geng motor seperti ini adalah sebagai bentuk solidaritas. Mereka bebas berkenalan atau berteman dengan siapapun, tujuannya pun juga ingin mengeratkan tali pertemanan. Dan memiliki musuh bukanlah tujuan mereka.
Namun ternyata, menjadi bagian dari anggota geng motor, tidak setenang itu. Sedamai apapun mereka, pasti selalu ada saja geng asing yang tiba-tiba menyerang dan menjadikan Birawa sebagai lawan musuh.
Melakukan pertengkaran atau perkelahian. Yang hanya membuang waktu saja. Yah, kini mereka semua tau, menjadi anak geng motor memang tidak sesimple itu.
"Jadi, ada apa lo ngajak kita semua kesini, Ga?" tanya Bara memecahkan keheningan.
"Kalian ingat waktu gue di keroyok sama Geng anak motor lain?" tanya Arga kepada mereka.
Mereka pun mengangguk.
"Kenapa emangnya? Dia buat masalah lagi?" Lucas berbalik bertanya.
"Ya. Gue udah mencari tau tentang nama geng mereka, Namanya Baupati, geng asing paling sialan yang tiba-tiba nyerang tanpa alasan yang jelas."
"Paling isinya orang-orang sok jago semua. Siapa, sih, ketuanya?" diakhir kalimat Bara berdecak pelan.
"Lo bisa ngelacak, kan, Bar? Jadi gue minta tolong buat melacak semua tentang geng mereka."
"Oke, nanti gue usahain."
"Kapan dia ngajak War nya?" tanya Andi.
"Besok malam," jawab Arga.
"Anjir cepet banget! Itu geng bener-bener mau nantangin birawa atau gimana sih?"
"Biarin aja Ndi, mungkin dia belum ngerasain kekuatan Birawa, makanya mereka semua merasa paling jago banget," sambar Raka.
"Heran gue kenapa sekarang makin lama musuh makin banyak? Padahal gue udah tenang karena Wolf udah nggak ganggu kita lagi, eh, ada aja geng curut datang," gerutu Lucas, bukan apa-apa ia malas membuang tenaga nya cuman untuk manusia yang bisanya mencari masalah saja.
"Udah, gapapa, untung-untung olahraga. Lagipula kita udah jarang berantem lagi, kan?" kata Bara sembari menaikan kedua alisnya.
"Alah, itu mah emang kesukaan lo, Nyet!" Bara menanggapi dengan kekehan pelan. "Ga, kalau semisalnya kita nolak ajakan mereka, kira-kira mereka bakal bereaksi seperti apa?"
"Mereka bakalan nyerang duluan," jawab Arga sambil memainkan ponselnya.
"Gaya banget, Sialan! Belum pernah ngerasain tusukan pisau dari Arga gitu, tuh, belagu!" dumel Raka.
"Mending lo semua siap-siap aja dari sekarang, bilang ke anggota Birawa juga untuk siapin semua senjata, jangan sampai ada yang kurang."
"Oke," jeda Bara sebelum melanjutkan ucapannya kembali. "Ngomong-ngomong, lo kenal sama Fizi anak kelas dua belas yang seangkatan sama kita?"
"Yang pernah adu mulut sama Raka?" tanya Arga tanpa mengalihkan pandangannya sama sekali.
"Ya. Dia minta gabung ke anggota Birawa."
Mendengar itu Arga terdiam sebentar, kemudian mendongakkan kepalanya. "Kapan dia bilang itu?"
"Tadi di supermarket gue nggak sengaja ketemu dia. Dan tiba-tiba aja secara spontan dia bilang pengin gabung ke Birawa, alasannya, sih, karena Birawa keren. Tapi, entahlah, gue masih kurang yakin dengan hal itu."

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Novela JuvenilArga Rajendra adalah sosok laki-laki berhati dingin, angkuh dan tak perduli pada siapapun, selain keluarga dan teman dekatnya sendiri. Ada rumor yang mengatakan, bahwa siapapun orang yang berani mengusik kehidupan Arga, akan menanggung resiko besar...