Extra part 6

75.5K 3.5K 453
                                        

Kamu, satu kata yang dimana bisa membuat hidup kita berubah begitu saja. Iya kamu, satu-satunya orang yang udah mengubah hidup aku menjadi orang paling bahagia.

________

MASIH ditempat yang sama. Kini kedua polisi tersebut langsung menarik lengan Daffa, Dan Daffa hanya bisa menghela nafasnya kasar. Kenapa akhirnya harus jadi seperti ini?

"Mas Daffa Prasetya Anggara, anda kami tangkap atas kasus pencobaan pembunuhan dan kasus tersangka pembegalan," kata salah satu polisi.

Arga terkejut saat polisi itu mengatakan pembegalan? Jadi itu artinya Daffa pernah membegal orang?

"Maksud bapak pembegalan itu apa?" tanya Arga penasaran.

"Jadi gini Mas, Tersangka ini sempat kami penjarakan saat beberapa bulan yang lalu dengan dua temannya lagi, dan mereka berdua tiba-tiba saja kabur dari penjara gitu aja dan melakukan aksi pembegalan lagi di akhir-akhir bulan ini," jelas pak polisi tersebut.

Sumpah. Arga tidak menyangka jika Daffa tukang begal, ah tidak adik tidak kakak dua-duanya sama saja. Adiknya penghianat, kakaknya tukang begal, pantaskan mereka berdua disebut sampah?

Disaat Polisi ingin memborgol tangan Daffa, Daffa pun memberontak. "Lepasin gue! Gue nggak salah, Anjing!"

"GUE BILANG LEPAS ATAU LO GUE BUNUH!"

Polisi sama sekali tidak menghiraukan ocehan dari pemuda itu, mereka pun membawa pergi Daffa bersamanya untuk menjebloskan nya kedalam penjara.

Setelah itu, Arga langsung berlari menghampiri Ara yang masih terikat dengan Tali.

Arga menatap gadisnya lekat-lekat, wajahnya yang lusu, rambut yang berantakan, luka gores yang berada dipipi dan kening, astaga Arga tidak tega melihat itu semua.

"Ra..." panggil Arga dengan lirih sembari memegangi pipi Ara dengan tangan gemetar.

"Arga..." lirih Ara.

Buru-buru Arga langsung melepaskan ikatan tali tersebut, dan tidak membutuhkan waktu lama tali tersebut terlepas lalu mereka pun saling berpelukan erat satu sama lain.

Dan Ara menangis didalam pelukan itu.

"Hey, udah jangan nangis ya. Sekarang lo udah aman, oke?" Arga mengusap lembut kepala Ara untuk sebagai penenang.

"Gu--gue takut, Ga..."

Arga menghela nafasnya lembut. "Sekarang udah ada gue Ra, udah ya lo nggak perlu takut lagi. Dan gue minta maaf karna datang terlambat untuk selametin lo."

Arnold hanya bisa menatap mereka sambil tersenyum tipis. Lihatlah seberapa khawatirnya putra tunggal nya ini kepada seorang gadis yang dia sayangi.

"Arga, lebih baik kita keluar dari ruangan kotor ini. Dan kamu gendong Ara keluar dari sini," kata Arnold.

Arga pun langsung mengangguk, ia langsung melepaskan pelukannya dan menatap gadis itu lekat-lekat.

"Jangan nangis lagi, oke?" Ara terdiam sebentar dan mengangguk pelan.

Arga mengecup singkat kening Ara lalu menggendong Ara untuk membawanya keluar dari tempat ini.

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang