-jadilah seperti bulan yang selalu setia kepada bumi.-
***
Sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Ara untuk kembali datang kerumah sakit, kini Arga sudah berada di dalam ruangan rumah sakit dengan memakai pakaian khas dari rumah sakit. Satu tangannya telah di infus, bahkan wajah Arga tiba-tiba kembali memucat. Luka yang berada di dadanya pun kembali terasa sakit. Mungkin, jikalau waktu itu ia memaksakan diri untuk tetap berada di samping Ara, sepertinya ia akan pingsan.
Karena sekarang ini Arga mulai merasakan rasa tidak nyaman dalam dirinya. Merasa tubuhnya lemas sekali.
Namun, hari ini Arga sudah di temani sang Ayah dan dokter. Tanpa dipanggil, dokter sudah datang ke ruangan yang Arga tempati. Sebelum dokter itu mengatakan sesuatu, sorot matanya melihat ke arah Arnold terlebih dahulu. Dan tatapan itu, sepertinya Arga tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
"Jadi, bagaimana kondisi anak saya sekarang, Dok?" tanya Arnold kepada sang dokter.
Sejenak dokter itu menghela napas kasar, dan mengalihkan pandangannya pada Arga. "Sebelumnya, saya minta maaf karena telah mengatakan hal ini. Jadi, di bagian beberapa tubuh pasien, telah mengalami luka yang cukup serius."
Arnold terkejut begitupula Arga.
"Maksud dokter?"
"Begini, Pak. Karena tembakan itu menancap di bagian dada kanan anak Bapak, itu menyebabkan bagian paru-paru anak bapak menjadi rusak, di tambah yang saya lihat, pasien ini sudah terlalu banyak mengkonsumsi alkohol. Tentu saja hal ini membuat paru-parunya hampir tidak dapat berfungsi. Karena itu pasien harus bisa di tangani lebih lanjut lagi, sebelum adanya komplikasi penyakit yang lebih dalam."
Tidak ada jawaban apapun yang di berikan oleh Arnold dan Arga. Keduanya saling terdiam sejenak. Penjelasan yang dikatakan sang dokter cukup membuat mereka syok.
"Kalau begitu, apa yang harus saya lakukan supaya penyakit ini bisa di sembuhkan?" Arnold kembali bertanya.
"Penyakit ini bisa disembuhkan jika anak Bapak pergi ke rumah sakit yang berada di london. Jaraknya memang jauh, namun hanya di sanalah kalian bisa mendapatkan pengobatan yang lebih baik. Dan kami mohon maaf, karena rumah sakit ini tidak bisa menangani penyakit yang cukup serius ini."
"Dokter, apa nggak ada cara lain selain ke sana?" Arga mulai membuka suaranya, kali ini nadanya terdengar rendah dan lirih.
"Maaf, Mas, tidak ada."
"Kalau gue pergi sejauh itu, gimana dengan kondisi Ara nanti?" Arga menoleh pada Ayahnya, satu tangannya menggenggam tangan Arnold. "Dad, Arga nggak bisa tinggalin Ara gitu aja di sini."
Arnold mengambil napasnya dalam-dalam, lalu membuangnya dengan gusar.
"Daddy tahu. Tapi kita nggak ada pilihan lain."
"Dad...,"
Pandangan Arnold kembali beralih menatap sang dokter. "Terimakasih atas informasinya, nanti saya akan usahakan untuk membawa anak saya kesana," ucapnya.
"Baiklah, Pak. Semoga Bapak bisa mengambil keputusan yang tepat. Kalau begitu saya permisi dulu. Dan untuk kepulangan pasien, pasien bisa pulang hari ini juga, permisi."
Setelah dokter itu pergi, Arnold langsung menatap Arga, kedua tangannya sudah mengepal dibawah tanpa diketahui oleh Arga.
"Dad, Arga nggak mau penyakitan...," lirihnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/228122972-288-k323698.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Roman pour AdolescentsArga Rajendra adalah sosok laki-laki berhati dingin, angkuh dan tak perduli pada siapapun, selain keluarga dan teman dekatnya sendiri. Ada rumor yang mengatakan, bahwa siapapun orang yang berani mengusik kehidupan Arga, akan menanggung resiko besar...