***
Setelah melakukan aksi mengerikan tadi, semuanya pun segera keluar dari tempat tersebut. Semua anak buah Reval sudah terkapar tak berdaya, tidak ada satupun orang yang berhasil melawan anggota Birawa. Bahkan ketuanya sendiripun ikut tewas. Tewas dalam keadaan yang sangat mengenaskan.
Arga juga sudah menyuruh beberapa dari mereka untuk segera menguburkan mayat Reval, soal jejak dan lainnya itu semua sudah dia bereskan. Sebisa mungkin dia menghapus semua jejak ini dari siapapun itu.
Sekarang Arga beserta yang lainnya, sudah berkumpul di luar area gedung tua itu. Pakaian yang dikenakan Arga juga sudah dipenuhi dengan lumuran darah, melihat penampilan Arga seperti ini membuat siapapun orang yang melihatnya akan merinding ketakutan. Benar-benar seperti monster sesungguhnya.
"Ga, ganti baju sana, nggak enak dilihatnya juga." celetuk Bara sembari melemparkan kaos berwarna putih yang langsung di tanggapi oleh Arga.
"Punya siapa?" tanya Arga.
"Baru beli. Sengaja juga, sih, karena pastinya lo bakal butuh ini."
"Thank's." sebelum Arga mengganti baju, dia sempat berjalan ke arah pintu mobil yang terbuka, di sana sudah ada Ara dengan kedua mata tertutup menggunakan kain berukuran kecil, terlihat jelas sekali gadis itu sedang mengerang kesal karena minta untuk dibukakan penutup matanya.
"Kenapa harus ditutupin segala, sih?!" geram Ara yang di kanan kiri sudah ada Raka dan Anta.
"Kalau gue buka yang ada lo bakal pingsan nanti, Ra," jawab Raka seadanya.
"Emangnya lo pikir gue mau ngeliat hantu sampai harus pingsan gitu?!"
"Kali ini lebih serem dari pada hantu."
"BUKAIN NGGAK?!"
"Bawel lo!"
"Lo yang bawel!!"
"Sumpah—"
"Ambilin gue sarung tangan, biar gue yang urus dia." potong Arga yang langsung dibalas dengan anggukan patuh dari Raka.
Tidak lama kemudian, Raka memberikan sarung tangan berwarna hitam yang langsung di pakai Arga. Arga sengaja meminta sarung tangan, sebab kedua tangannya masih ada bercak darah yang masih bisa digunakan sebagai bukti. Arga tidak mau Ara akan ikut terseret dalam hal ini.
"Arga dimana?!" dumel Ara lagi.
"Gue di sini," jawab Arga.
"Arga! Kenapa mata gue harus ditutup?!"
"Biar nggak ribet."
"Apanya yang ribet? Lo mau ngasih gue surprise makanya sengaja ditutup kayak gini?"
"Iya."
"Ck, dasar bohong! Pasti lo abis berantem lagi, kan? Atau ternyata lebih parah dari berantem?!"
Mendengar itu Arga terdiam sejenak. Dia tidak bisa mengatakan hal yang sebenarnya pada Ara, sampai kapanpun dia tidak akan pernah mau untuk mengatakan tentang siapa dirinya sebenarnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Teen FictionArga Rajendra adalah sosok laki-laki berhati dingin, angkuh dan tak perduli pada siapapun, selain keluarga dan teman dekatnya sendiri. Ada rumor yang mengatakan, bahwa siapapun orang yang berani mengusik kehidupan Arga, akan menanggung resiko besar...