Arga Rajendra adalah sosok laki-laki berhati dingin, angkuh dan tak perduli pada siapapun, selain keluarga dan teman dekatnya sendiri. Ada rumor yang mengatakan, bahwa siapapun orang yang berani mengusik kehidupan Arga, akan menanggung resiko besar...
Malam ini semua anggota Birawa sudah berkumpul di markas dengan memakai jaket berwarna hitam pekat yang memang sudah dikenal sebagai pakaian andalan Birawa. Semua sudah berkumpul, terkecuali Fizi yang masih belum datang.
Karena laki-laki itu sudah resmi masuk menjadi bagian Birawa, sudah pasti dia juga harus ikut dalam pertempuran ini. Sebenarnya Arga juga mempunyai alasan tertentu mengapa dengan mudahnya menerima Fizi menjadi bagian Birawa.
Bara yang sudah ditugaskan sebagai mengatur semua persiapan dan juga memastikan orang-orang yang sudah datang atau belum, dia mulai melihat satu persatu mereka semua, dan ternyata semua sudah lengkap.
"Ga, semuanya udah kumpul. Kita langsung jalan sekarang aja, nih?" tanya Bara pada Arga yang sedang berdiri di hadapannya.
"Masih ada satu orang yang belum datang. Tungguin," jawab Arga.
Mendadak raut wajah Bara berubah. Dia tidak mengatakan apapun lagi setelah mendengar nama pemuda itu disebutkan. Rasanya malas saja.
"Jadi, Fizi beneran udah resmi masuk ke geng kita?" tanya Raka, yang dibalas dengan anggukan oleh Arga. "Wah, keren. Gue pikir dia nggak akan ikut turun tangan buat lawan baupati. Tapi bagus, sih, setidaknya bisa nambah kekuatan juga, kan?"
"Iya."
"Kenapa lo bisa langsung sepercaya itu?" mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Bara, membuat Raka menoleh begitu juga yang lain. Sedangkan Arga hanya membalas dengan senyuman kecil tanpa mengatakan apapun.
"Lo kenapa, Bar?" sahut Lucas seraya mengerutkan keningnya.
Bara diam tidak menjawab.
"Lo merasa nggak senang sama kehadiran Fizi?"
"Menurut lo?" balasnya.
"Alasannya?"
"Lo nggak bakal ngerti."
"Aneh banget. Ah, jangan-jangan lo merasa iri sama dia?"
Bara langsung melayangkan tatapan sinis pada Lucas. "Untuk apa gue iri sama orang seperti dia?"
Baru saja dibicarakan, akhirnya Fizi pun datang. Pemuda itu datang dengan nafas tersengal-sengal seperti orang yang habis berlari, kedatangan Fizi juga langsung menjadi sorot perhatian semua orang yang berada di dalam markas ini.