__________
SEKARANG Arga sudah berada dirumah sakit, kejadian mengerikan tadi benar-benar membuat Ara terluka, terlebih lagi luka yang ada di pergelangan tangannya, itu cukup berbahaya sehingga menyebabkan gadis itu pingsan. Dan saat itu juga Arga membawa Ara kerumah sakit, meminta Dokter agar memberikan pertolongan terbaik untuk Ara.
Dan syukurnya luka itu bisa diobati. Namun meski begitu, Ara tetap harus dirawat inap karena memang keadaan tubuhnya yang lemas. Saat ini pun Ara sudah di pindahkan ke ruang inap pasien, tanpa membutuhkan waktu lama Ara juga sudah bisa tersadar sekarang.
Di dalam ruangan ini, hanya ada Arga yang menemani. Selebihnya berada di luar ruangan untuk jaga-jaga. Pandangan Ara saat ini terlihat kosong, dia terus menatap lurus ke depan tanpa beralih kemanapun. Sesekali juga Arga bisa mendengarkan helaan napas dari Ara.
Arga juga sudah berusaha menenangkan Ara, bahkan sudah memberitahu Ara bahwa Lisa sudah mati. Awalnya Ara terkejut dan marah. Tetapi, ketika Arga menjelaskan dan berusaha untuk membuat Ara lebih tenang lagi, hingga akhirnya Ara mengerti. Meski pun harus ada perdebatan dahulu diantara mereka.
Keadaan Ara sekarang sudah tidak terlalu buruk, namun luka yang berada di pergelangan tangannya tidak seratus persen membaik, luka yang cukup dalam itu, masih terasa menyakitkan.
"Besok pagi gue ingin ketemu Ayah dan minta maaf sama dia. Tapi, apa dia mau maafin gue?" tanya Ara, mulai membuka suara. Netra hitamnya memandang Arga lekat-lekat.
"Pasti, nggak ada seorang Ayah yang nggak mau memaafkan anaknya. Kejadian ini cuma sekedar salah paham, dan gue yakin bokap lo akan memaafkan semua ini," jawab Arga.
"Tapi kesalahpahaman ini parah banget, Ga. Bertahun-tahun gue hidup dalam dendam, tanpa mau dengerin penjelasan Ayah saat itu." Ara mulai meneteskan air mata, dia memegang tangan penuh kekhawatiran. "Gue nyesel. Pasti selama ini Ayah selalu hidup dalam rasa bersalah, padahal itu semua bukan salahnya. Kasihan Ayah, dia udah menderita selama ini cuman gara-gara gue."
"Hei, jangan bicara kayak gitu, Sayang. Meskipun semua ini hanya salah paham, tapi pasti Ayah lo bakalan maafin semuanya. Jangan khawatir, okey?"
"Gue bener-bener bodoh banget."
Arga mengusap lembut kepala Ara. "Jangan nyalahin diri lo sendiri terus, belajar untuk menerima semuanya. Dan lebih baik sekarang lo istirahat, jangan pikirin apapun lagi. Nanti biar gue yang atur jadwal buat ketemu sama bokap lo."
"Lo mau kemana?" tanya Ara sambil mencegah tangan Arga ketika dia ingin beranjak pergi.
"Keluar."
"Ngapain? Disini aja, gue takut sendirian."
Bukannya apa-apa, sejak kejadian itu membuat Ara trauma, apalagi saat Lisa melukai wajahnya tanpa belas kasihan. sungguh hari itu adalah hari paling mengerikan menurut Ara.
Perlahan tangan Arga mengusap lembut kepala Ara. "Diluar ada pengawal Daddy yang akan siap untuk menjaga lo, gue cuma keluar sebentar, nanti balik lagi kesini."
"Janji?"
Arga mengangguk seraya tersenyum tipis.
"Oke."
Sebelum pergi Arga mengecup lama kening Ara, Ara juga ikut memejamkan matanya, menikmati kecupan hangat yang diberikan oleh Arga.
…
Kini Arga sedang berada dimarkas birawa, dia ingin membicarakan kematian Lisa, karena bagaimana pun juga Arga harus bertanggung jawab meskipun bukan dia yang membunuhnya. Karena hari sudah semakin malam, itu berarti Lisa tidak bisa dimakamkan sekarang, paling tidak besok pagi pemakaman sudah dilakukan.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARGA [END]
Teen FictionArga Rajendra adalah sosok laki-laki berhati dingin, angkuh dan tak perduli pada siapapun, selain keluarga dan teman dekatnya sendiri. Ada rumor yang mengatakan, bahwa siapapun orang yang berani mengusik kehidupan Arga, akan menanggung resiko besar...