Bagian 29

44.7K 3.6K 238
                                    

-kamu butuh aku dan aku pun juga butuh kamu, kita berdua sama-sama saling membutuhkan, jadi tolong jangan pernah menyuruh salah satu diantaranya untuk menjauh dan pergi.-
.

KINI Arga barusaja sampai didalam rumahnya, seluruh pelayan langsung menundukkan kepalanya sebagai hormat, tatapan Arga kini benar-benar sangat tajam atau lebih tepatnya seperti orang yang sedang kerasukan setan jahat.

Tidak ada satupun orang yang berani menyapanya jika Arga sudah seperti ini, lebih baik ia diam daripada harus terkena hal-hal yang mengerikan darinya.

Pintu gudang terbuka lebar, dan pelayan kembali menutup pintunya saat Arga sudah memasuki gudang tersebut.

Kedua tangan Arga mengepal dengan kuat, ia melihat ada seorang pria yang sedang diikat oleh rantai besi dengan posisi berdiri dan juga kepala menunduk.

Kemudian tanpa babibu Arga langsung mencengkeram kuat kerah pakaian yang dikenakan Anta.

"Garagara lo kondisi Ara sekarang makin parah, Anjing!" teriaknya tepat didepan wajah Anta.

Anta tersenyum miring. "Bagus dong, kalau perlu secepatnya dia harus mati."

BUGH.

Darah segar keluar dari sudut bibir anta dengan begitu banyaknya.

"Bukan dia yang mati, tapi Lo!" bentaknya dengan cukup keras. "Lo udah buat dia buta, dan sekarang lo harus tanggung resikonya karna lo udah buat keadaan nya seperti itu!" sambungnya lagi.

Arga langsung mengambil pistol berwarna hitam pekat miliknya, sudah lama ia tidak menggunakan pistol ini untuk membunuh bajingan yang tidak tahu diri seperti Anta.

"Lo tahu kan ini benda apa? Dan lo juga tahu kan sisi dibalik benda kecil ini?" bisik Arga di seringai senyum jahatnya, aura tajamnya menguasai seluruh tubuhnya.

"APA YANG MAU LO LAKUIN BANGSAT?!" Teriak Anta.

"Andai gue tahu kalau penghianat sebenarnya itu lo, mungkin dari dulu lo nggak akan pernah hidup didunia ini."

"Karna lo bodoh, Arga! Lo satu-satunya orang terbodoh yang bisa dikelabuhi sama temannya sendiri, gue senang karna akhirnya lo bisa masuk ke perangkap gue!"

"Lo persis kayak Adit, dan gue akan buat lo ngerasain seperti yang dulu Adit rasakan."

Arga menukar pistol itu dengan pisau lipat yang sangat tajam, kemudian ia menempelkan itu tepat di bibir Anta sehingga Anta merinding ketakutan.

"Kalau lo mau bunuh gue, bunuh sekarang! Nggak usah pakai cara penyiksaan!"pekik Anta.

Arga tersenyum miring. "Biar lo juga ngerasain sakitnya dikhianati sama temannya sendiri, mungkin apa yang gue lakuin nggak sebanding sama apa yang lo lakuin."

"Kalau lo nggak bisa nahan, lo bisa teriak sepuas lo, karna cuma itu satu-satunya yang membuat gue senang, Okey?"

SREET

SREET

"ARGH...!"

Arga merobek bibir mungil tersebut sehingga terbelah menjadi dua, bagian atas dan bawah sudah terobek begitu lebar, darah segar berceceran hingga bawah.

ARGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang