Bakekujira (part 4)

71 11 0
                                    

Sudah tiga hari Gilang berada di Shimane dan belum ada hari di mana langit menjadi mendung. Shimane adalah tempat yang menyenangkan untuk bersenang - senang. Pasir putih halus dan ombak yang tenang di pantainya, bunga sakura yang bermekaran di pinggir kota dan jalanan hutan, pemandangan lembah yang indah dan pemandian air panas yang nyaman di pegunungan, serta suasana malam kota di distrik hiburan yang gemerlap membuat kota ini menjadi tempat wisata yang menyenangkan.

Pemburu biasa mungkin akan lengah jika tidak melakukan apa - apa selama tiga hari di tempat rekreasi seperti itu. Namun Gilang tidak. Pangkatnya mungkin hanya pemburu biasa, tapi mentalnya sama seperti pemburu veteran yang akan selalu siaga di kondisi apapun.

Gilang merasa semua kemewahan di istana dan gemerlapnya kota membuatnya tidak siaga secara perlahan. Ia memutukan untuk izin kepada Tuan Inoue untuk meninggalkan kastil dan pindah ke desa nelayan. Tuan Inoue setuju asalkan Gilang kembali saat perjodohan Suzuka untuk berperan sebagai pengawal seremonial yang mengantar Suzuka ke calon suaminya.

Tuan Yamazaki dengan senang hati menawarkan Gilang untuk tinggal di rumahnya bersama keluarganya. Sebagai gantinya, Gilang setuju untuk membantu Tuan Yamazaki dan keluarganya untuk membersihkan halaman depan rumah dan berburu di hutan.

"Rusa yang besar, Tuan Jagakota," puji Tuan Yamazaki saat keduanya pergi berburu.

"Terima kasih," Gilang mengangkat rusa dan menaruhnya di punggungnya.

"Kau pemanah yang hebat. Di mana kau belajar?"

"Seorang pemburu mengajarkanku ketika aku tersesat di hutan. Setelah itu pengalaman yang mengajariku."

"Siapa pemburu itu?"

"Aku tidak tahu. Siapapun dia, aku tidak pernah bertemu dengannya lagi."

Merasa buruan hari ini sudah cukup untuk kebutuhan keluarganya, Tuan Yamazaki memutuskan untuk menyudahi hari dan mengajak Gilang untuk menuruni gunung.

"Gilang, ayo pulang. Orang - orang di rumah pasti sudah menunggu," kata Tuan Yamazaki.

"Tidakah ini masih terlalu sedikit?," tanya Gilang, "aku tahu rusa ini besar, tapi sepertinya tidak cukup untuk satu hari ini."

"Tidak, ini cukup. Aku tahu istriku adalah seorang oni, tapi dia tidak makan banyak - banyak," kata Tuan Yamazaki, "aku yakin ini bisa untuk dua hari."

"Begitu ya..."

"Kau makan banyak?"

"Tidak," kata Gilang, "tapi, aku tidak melihat istrimu tadi pagi."

"Dia seorang onna-bugeisha, samurai perempuan mudahnya. Dia pasti sudah pulang sekarang dari jaga malam di perbatasan," kata Tuan Yamazaki, "sebaiknya jangan berisik di rumah. Dia pasti sedang tidur sekarang."

"Ngomong - ngomong," Gilang mengubah topik pembicaraan, "kapan hujan turun?"

"Sudah bosan di sini, ya?"

"Tidak, hanya saja sejak hari pertama aku datang Shimane sepertinya tidak pernah hujan."

"Sekarang sedang badai di bagian utara Kansai dan bergerak melalui Shimane. Sepertinya besok akan hujan ringan."

Gilang dan Tuan Yamazaki akhirnya sampai di Rumah Keluarga Yamazaki. Rumah itu dibangun dari kayu dengan batu sebagai dinding lapisan bawah. Rumahnya tidak terlalu besar, tapi cukup bagus dan layak untuk ditinggali Tuan Yamazaki beserta istri dan dua orang anaknya. Rumah Tuan Yamazaki sendiri tidak berada di pinggir pantai seperti kebanyakan orang di sekitarnya, tapi berada di pinggir hutan.

"Gojiro, ayah pulang," kata Tuan Yamazaki setelah ia membuka pintu."

"Selamat datang," sambut seorang pemuda yang berjalan dari belakang rumah, "otou-san, Gilang-san."

This New World Is My Hunting GroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang