Gilang mengalami mimpi buruk selama ia tertidur. Bayangan menyeramkan terus menghantui mimpinya seolah bayangan itu mengejar - ngejarnya tanpa henti. Di tengah mimpi buruk itu, pemburu itu tiba - tiba terbangun. Ia merasa sangat kacau. Keringat dingin membasahi wajahnya dan kemeja tidur yang ia pakai untuk tidur walau sekarang cukup dingin.
"Gilang," kata Dia yang sepertinya membangunkan Gilang dari mimpi buruk itu.
Gilang menatap Dia sambil menarik dan melepas nafasnya berkali - kali, "Dia?"
"Gilang, kau berteriak di dalam tidurmu," kata Dia perihatin, "apa kau baik - baik saja?"
"Dia," Gilang melipat kakinya dan duduk di depan Dia, "bisa... kau mendekat."
Dia mengangguk dan merangkak mendekati Dia. Gilang lalu meraih kekasihnya itu dan memeluknya erat - erat dengan kepalanya yang ia tanam di dadanya yang empuk dan kenyal.
"Gi... Gilang," kata Dia terkejut, "apa yang kau..."
"Kumohon... lima menit saja."
Dia menghela nafasnya dan memeluk kepala Gilang sambil mengusap kepalanya sesekali. Dia dapat merasakan beban pikiran yang sedang dihadapi oleh kekasihnya itu. Ia merasa senang Gilang meluapkan masalahnya kepada dirinya, bukan menyimpannya sendiri.
"Ada apa, sayang?," tanya Dia sambil tersenyum manis, "mimpi buruk?"
Gilang mengangguk.
"Baiklah... kubur saja kepalamu di dadaku sampai hatimu merasa puas."
"Aku ingin tinggal di sini..."
"Kau ini..."
....
Saat Gilang dan Dia duduk di meja makan untuk menikmati sarapan bersama, Valencia dapat melihat wajah Gilang yang agak pucat walaupun ia sendiri telah berpakaian rapih. Hal itu membuat Valencia bertanya - tanya karena wajah Gilang terlihat lebih segar saat ia baru tiba di Casa del Sol setelah melewati perjalanan yang jauh.
"Tuan Jagakota," kata Valencia, "ada masalah?"
"Oh," Gilang sedikit terkejut karena ia dipanggil saat masih melamun, "um... sebenarnya aku mimpi buruk semalam."
"Mimpi buruk ya..."
Gilang mengangguk singkat.
"Kau mungkin ingin bercerita tentang mimpimu itu?"
Gilang lalu menceritakan mimpi buruk yang ia alami semalam. Selain tentang mimpi buruk tersebut, Gilang juga bercerita tentang mahluk mengerikan berwarna hitam dengan tiga mata yang ia lihat semalam.
"Hm... aku berpikir mungkin mimpi burukmu itu berkaitan dengan mahluk hitam yang kau lihat itu," kata Valencia.
"Kurasa..."
"Tapi aku harus mengucapkan selamat kepadamu."
"...?"
"Kau bertemu dengan monster yang meneror kota ini. Kami menamai monster itu 'Cuegel'," jelas Valencia.
"Cuegel?"
Valencia mengangguk, "mahluk itu menyerang orang - orang yang keluar saat malam, memangsa ternak unggas warga, dan sepertinya gemar menculik bayi."
"Mahluk yang mengerikan," kata Gilang.
"Sekarang ini semua pemuda kota sedang mengincar mahluk itu. Termasuk kedua putraku yang masih tinggal di sini."
"Di mana mereka?"
"Mereka seharusnya sudah kembali beberapa menit yang lalu," Valencia mulai resah, "jujur aku mulai merasa resah sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
This New World Is My Hunting Ground
FantasyGilang Jagakota adalah seorang pemuda yang datang ke sebuah Dunia Lain yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Karena kehidupannya yang kacau saat di dunia aslinya, ia memutuskan untuk menjadi seorang pemburu dan memulai awal yang baru. "Mangsa se...