Musim semi telah berakhir dan musim panas yang terasa panas baru saja datang. Cuaca di luar ruangan mulai terasa panas dan matahari bersinar lebih terik dari biasanya. Walaupun sebagian besar wilayah Carniola adalah wilayah yang cukup sejuk karena ketinggian wilayah yang cukup tinggi dengan hutan yang masih cukup lebat dan rindang, namun hawa panas yang perlahan naik membuat orang - orang Carniola mulai malas untuk keluar rumah tanpa tujuan yang kuat.
Akan tetapi, ada satu hari di awal musim panas di mana orang - orang Carniola merasa bersemangat untuk keluar rumah. Hari itu adalah Hari Daging Nasional. Hari itu adalah hari di mana semua orang akan menyajikan menu daging andalan mereka untuk dilombakan dan berjuang untuk merebut gelar sebagai sajian daging terenak tahun ini.
Terdapat dua kategori olahan daging yang dilombakan. Pertama adalah olahan daging dari daging hewan yang diternak. Yang kedua adalah dari daging hewan liar yang didapat dari hutan. Karena lomba kategori kedua ini, para pemburu banyak mendapatkan tugas untuk mencari daging terbaik di hutan.
"Bagaimana rasanya hari pertama berburu di luar Kansai, Gojiro?," tanya Gilang saat keduanya pergi berburu.
"Menyenangkan," kata Gojiro, "tapi aku baru tahu kalau hutan di sini tidak selebal di Kansai."
"Oh... ini baru pinggirannya. Kita masih harus berjalan sejauh tiga jam lagi baru sampai ke daerah hutan dalam."
"Sensei, sebentar," Gojiro berhenti berjalan, "di mana Nyonya Idenberg?"
Gilang ikut berhenti berjalan dan menengok ke belakang. Gojiro juga melakukan hal yang sama. Keduanya memutuskan untuk berjalan sedikit ke belakang. Mereka lalu mendapati Nyonya Idenberg yang telah kelelahan, namun masih memaksakan dirinya untuk berjalan walau harus dibantu dengan tongkat.
"Nyonya Idenberg!," teriak Gilang sebelum ia berjalan menghampiri demi human itu, "Nyonya, kau tidak apa - apa?"
"Aku tidak apa - apa," jawab Nyonya Iddnberg, "aku hanya perlu istirahat sebentar."
Wajar jika Nyonya Idenberg merasa kelelahan. Selain karena usianya yang baru saja menginjak 42 tahun, ia beserta kedua pemburu yang mendampinginya telah berjalan selama dua jam tanpa henti. Gilang merasa sudah waktunya mereka untuk beristirahat sejenak. Ia lalu memanggil Gojiro dan ketiganya beristirahat di bawah pepohonan.
Gilang mengeluarkan sebuah botol berisi jus jeruk dan menuangkannya untuk Nyonya Idenberg, "ini untukmu, Nyonya Idenberg."
"Terima kasih, Tuan Jagakota," kata Nyonya Idenberg sebelum meminumnya.
Gojiro mengeluarkan ketiganya dari dalam ranselnya. Ketiganya lalu memakan bekal tersebut sambil mengobrol dan meluruskan kaki mereka.
"Kalian sepertinya masih segar," kata Nyonya Idenberg, "senangnya jika masih punya tubuh yang muda."
"Sebenarnya, dengan tubuh yang masih muda juga akan merasa kelelahan jika berjalan dua jam tanpa henti," kata Gilang, "kalau aku sudah terbiasa. Apa lagi dengan ransel berisi peralatan yang berat."
Nyonya Idenberg lalu menghadap Gojiro yang sedang memakan sebongkah dendeng.
"Bagaimana denganmu, Tuan Yamazaki?," tanya Nyonya Idenberg, "apa kau juga terbiasa berjalan jauh?"
"Aku sebenarnya lebih sering berladang dan bersih - bersih rumah," kata Gojiro, "aku juga sebenarnya lelah. Tapi kakiku tidak pernah merasa pegal atau sakit jika berjalan jauh. Jadi bisa kupaksa berjalan."
"Bahkan dengan ransel yang berat itu?"
"Iya," kata Gojiro dengan anggukan, "kurasa ada kaitannya dengan otot oni milikku."
KAMU SEDANG MEMBACA
This New World Is My Hunting Ground
FantasyGilang Jagakota adalah seorang pemuda yang datang ke sebuah Dunia Lain yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Karena kehidupannya yang kacau saat di dunia aslinya, ia memutuskan untuk menjadi seorang pemburu dan memulai awal yang baru. "Mangsa se...