Malam hari yang dingin dan bersalju deras datang. Dia mulai merasa khawatir karena Gilang belum juga kembali setelah berjam - jam pergi. Kini ia sedang berbaring di kasurnya dengan mata yang fokus kepada langit - langit dan pikirannya terfokus pada Gilang. Ia mencoba untuk memejamkan matanya, namun pikirannya terlalu penuh untuk tidur.
"Gilangku...," Dia memeluk bantal di sampingnya, "di mana dirimu sekarang?"
Pintu kamar Dia tiba - tiba diketuk seseorang. Dia memutuskan untuk bangkit dari kasurnya dan membuka pintu kamar. Saat dibuka, Valencia telah berdiri di depan pintu kamar.
"Oh, Bibi," kata Dia, "ada yang perlu kubantu?"
"Tidak ada, aku hanya khawatir saja dengan kondisimu," kata Valencia, "apa kau baik - baik saja?"
"Aku... baik - baik saja. Aku hanya tidak bisa tidur, itu saja."
"Dia, aku sudah hidup jauh lebih lama darimu. Aku tahu saat seorang wanita sedang dalam masalah. Apa kau benar - benar baik?"
"Aku memang memiliki sesuatu untuk dibicarakan. Tapi sekarang sudah malam. Aku takut mengganggu Bibi."
"Tidak masalah," kata Valencia sambil tersenyum, "bolehkah aku masuk?"
Dia mengangguk. Ia mempersilahkan Valencia untuk masuk ke dalam kamarnya. Keduanya kini duduk berdekatan di atas ranjang.
"Apa kau masih memikirkan Gilang?," tanya Valencia.
"Hanya itu yang bisa kupikirkan sekarang," kata Dia sambil dengan sebuah anggukan.
"Menurutmu ke mana dia pergi?," tanya Valencia, "mungkinkah dia..."
"Gilang bukan pria seperti itu," potong Dia.
"Bagaimana kau bisa yakin?"
"Gilang tidak pernah minum atau menghabiskan waktu terlalu lama di bar. Gilang juga selalu memperkenalkanku kepada teman - temannya sebagai tunangan. Selain semua itu, dia juga tidak pernah keluar malam jika tidak sedang berburu."
"Begitu ya..."
"Aku harap Gilang tidak apa - apa," kata Dia.
"Tenanglah, keponakanku. Besok aku akan meminta prajurit penjaga kota untuk mencari Gilang."
"Terima kasih, Bibi."
"Sekarang cobalah untuk tidur. Aku akan membuatkanmu susu hangat jika kau mau."
....
Keesokan harinya, Kota Casa del Sol dikejutkan dengan berdirinya sebuah kastil di bagian utara Casa del Sol. Sebelumnya kastil itu hanya berupa reruntuhan sebuah kastil kuno yang terbengkalai. Kondisinya masih seperti itu hingga pagi ini di mana dalam satu malam kastil itu dapat berdiri lagi dengan bentuk seperti pada masa jayanya.
"Reruntuhan itu... tidak mungkin," kata Enrique dari atas kursi rodanya.
"Apa yang kau lihat, kak?," tanya Felipe.
"Castillo de Marbella... kastil itu menjadi utuh lagi."
"Tidak mungkin."
"Lihat sendiri kalau mau."
Felipe berdehem. Enrique tiba - tiba menyadari adiknya itu masih belum dapat melihat dengan jelas langsung tersenyum canggung sambil meminta maaf kepada adiknya yang sedang menggerutu.
"Kastil itu... bukankah kastil itu masih merupakan reruntuhan kemarin?," tanya Dia.
"Benar, aku yakin kastil itu masih menjadi reruntuhan kemarin," kata Valencia, "ini tidak mungkin, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
This New World Is My Hunting Ground
FantasyGilang Jagakota adalah seorang pemuda yang datang ke sebuah Dunia Lain yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Karena kehidupannya yang kacau saat di dunia aslinya, ia memutuskan untuk menjadi seorang pemburu dan memulai awal yang baru. "Mangsa se...