Musim gugur bukanlah alasan bagi Gilang untuk berhenti berlatih kemampuan berburunya, terutama dalam urusan memanah dan bermain pedang. Di belakang Castillo de Marbella, terdapat sebuah halaman belakang yang dulu digunakan untuk melatih prajurit penjaga kastil. Jika tidak ada yang ia lakukan, Gilang akan melatih dirinya dan juga prajurit - prajurit sihirnya di sana.
"Tuanku," kata Diego dengan sebuah pedang di tangannya, "apa kau sudah siap?"
"Kapanpun kau siap," Gilang menarik pedangnya, "kau tahu perintahku?"
"Sesuai perintahmu aku tidak akan menahan diri."
"Bagus."
Gilang dan Diego memulai duel adu pedang mereka. Gilang mengayunkan pedangnya yang mulai mengeluarkan aura berwarna hitam dengan tangan kirinya yang ia lipat ke belakang. Sementara itu, Diego menggunakan posisi tubuh yang sama dengan Gilang sambil mengayunkan pedangnya. Keduanya memiliki gaya bertarung yang sama karena Diego adalah orang yang mengajarkan Gilang bagaimana caranya berpedang.
"Kau semakin hebat, Tuan," kata Diego, "aku yakin baru mengajari Tuan cara berpedang sebentar."
"Aku tahu dasar berpedang sebelum kau mengajariku, Diego," kata Gilang, "selain itu, aku selalu berlatih di belakangmu."
Gilang dan Diego kini hanya berjarak 1,5 m. Setelah mengambil jeda beberapa detik, keduanya kembali mengayunkan pedang mereka secara bergantian. Gilang mendorong pedangnya yang dengan mudah dihindari oleh Diego. Diego lalu mengayunkan pedangnya untuk menyerang Tuannya itu, namun Gilang dengan cepat menghadapnya dan mengayunkan pedangnya ke atas untuk menangkal serangan tersebut.
Gilang kembali menyerang Diego dengan tangkas. Diego kini memutuskan untuk lebih fokus kepada posisi bertahan untuk melihat bagaimana pola menyerang Gilang. Diego dapat membaca gerakan Gilang setelah ia memperhatikan pola serangannya selama beberapa saat. Gilang memiliki serangan yang cepat, namun pemburu itu terlalu fokus dalam serangan dan menghilangkan unsur bertahan. Diego kini tahu harus melakukan apa.
Saat Gilang mendorong pedangnya ke arah Diego, Diego menghindar sambil maju mendekat dengan memutar tubuhnya. Gilang terkejut melihat Diego yang kini berada di dekatnya, namun ia masih bisa menghalangi serangan pedang Diego yang mengincar lehernya. Diego melihat kerapuhan dalam posisi tubuh Gilang sekarang. Dengan cepat Diego menendang Gilang sehingga Tuannya itu langsung terjatuh ke tanah.
Tanpa membuang waktu, Diego melakukan langkah besar dan hendak mengayunkan pedangnya. Saat itulah, Gilang mengangkat pedangnya untuk menangkis serangan - serangan Diego yang akan datang. Namun tiba - tiba, pedang Gilang mengeluarkan sebuah cahaya yang menyilaukan mata keduanya. Gilang yang pernah melihat cahaya keluar dari pedangnya tidak terlalu terkejut. Namun tidak dengan Diego yang langsung memejamkan matanya karena silau.
Gilang melihat sebuah kesempatan untuk bangkit. Gilang bangkit dan mendorong Diego dengan keras, sehingga kini Diegolah yang tersungkur di tanah. Diego merasa ada yang tidak beres, sehingga ia meminta Tuannya untuk menahan serangan. Gestur tubuh Diego dimengerti oleh Gilang dan ia mengiyakan permintaan pelayannya itu. Gilang lalu membantu Diego berdiri.
"Tuan," Diego membuka matanya yang masih sedikit sakit, "kupikir kita sepakat untuk tidak..."
Diego terkejut dengan penampilan baru Tuannya. Gilang terlihat seperti manusia biasa dengan kulit agak putih dengan tatapan mata yang hidup dan bercahaya. Tidak seperti sebelumnya yang berkulit pucat dengan mata yang memancarkan aura kematian dan dingin.
"Diego, ada apa?," tanya Gilang yang melihat ekspresi bingung Diego.
"Tuan, kulit dan matamu..."
Gilang lalu mengangkat tangannya dan melihat kulitnya yang kembali normal. Gilang lalu melihat ke sebuah ember berisi air dan melihat refleksi wajahnya di permukaan air. Gilang merasa terkejut sekaligus senang melihat wajahnya yang kembali normal seperti sedia kala.
KAMU SEDANG MEMBACA
This New World Is My Hunting Ground
FantasyGilang Jagakota adalah seorang pemuda yang datang ke sebuah Dunia Lain yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Karena kehidupannya yang kacau saat di dunia aslinya, ia memutuskan untuk menjadi seorang pemburu dan memulai awal yang baru. "Mangsa se...