Curse of The Devourers (part 2)

139 21 0
                                    

Gilang kini sedang dalam perjalanan menuju Yorkshire dengan menggunakan kereta uap. Gilang tidak sendirian. Ia bersama dengan beberapa orang pemburu lainnya juga dalam perjalanan menuju tempat yang sama.

Gilang duduk di sebuah bangku seorang diri. Itu memang disengaja. Dia berusaha untuk tetap fokus dengan perburuan yang akan ia lakukan sekaligus memikirkan bagaimana cara mengalahkan wendigo berdasarkan dengan legenda dan mitos dari beberapa buku yang sedang ia baca sekarang.

Namun, Gilang sepertinya tidak akan bisa membaca tenang karena dua orang pemburu duduk di depannya.

"Oh, ada seseorang di sini," kata seorang pemburu di sini, "permisi."

"Silahkan, Tuan," kata Gilang dengan senyum yang tertutup masker hitam.

Salah satu dari dua pemburu itu, seorang wanita, mengajak Gilang berbicara.

"Apa kau seorang pemburu veteran?," tanya wanita itu.

"Bukan, Nyonya. Aku hanya pemburu biasa."

"Kau sangat pemberani, kau tahu?," lanjut pemburu wanita itu, "semua yang ada di kereta ini adalah pemburu profesional. Apa kau tahu seberapa bahaya mahluk bernama wendigo ini?"

"Aku tahu. Tapi rasa takut tidak bisa membayar bulanan apartemenku."

Kedua pemburu itu tertawa mendengar lelucon Gilang. Gilang juga ikut tertawa kecil bersama mereka.

"Kau pemburu yang menarik, Tuan...," kata pemburu pria veteran.

"Gilang Jagakota," kata Gilang.

"Ah, Tuan Jagakota," mereka bertiga bersalaman, "namaku Ryker Guderian dan ini istriku Sofia Guderian. Salam kenal."

"Salam kenal juga, Tuan dan Nyonya Guderian."

Tuan Guderian melihat tumpukan buku yang berada di samping Gilang. Tuan Guderian lalu membuat gestur yang mengisyaratkan bahwa ia ingin meminjam salah satu buku. Gilang mengangguk. Tuan Guderian lalu mengambil sebuah buku dan ia membaca buku itu bersama dengan Nyonya Guderian, istrinya.

"Kau sedang mempelajari tentang wendigo?," tanya Nyonya Guderian.

"Iya," kata Gilang, "aku sudah membaca buku - buku ini semalaman penuh. Semua buku ini isinya tentang wendigo."

"Baik, apa yang kau pelajari?"

"Wendigo adalah iblis yang cepat, gesit, dan tidak kenal lelah. Mereka bisa mengikuti mangsanya tanpa menimbulkan suara. Pendengaran mereka sangat tajam, mereka bahkan bisa mendengar detak jantung kita. Mereka bisa mengeluarkan suara untuk memanggil wendigo lain dan juga bisa menirukan suara manusia. Bersembunyi di dalam ruangan tanpa pelindung sihir khusus tidak akan berguna karena wendigo cukup pintar untuk membuka pintu yang terkunci."

"Hm... kau sepertinya cukup belajar. Tapi, kau lupa dua poin yang sangat penting."

"Apa itu?"

"Bagaimana cara melukainya dan bagaimana cara membunuhnya."

"Oh... kau harus melukainya dengan senjata dari perak dan memutilasinya. Setelah itu bakar seluruh tubuhnya dan abunya ditebarkan ke udara."

"Kurasa kau sudah siap," kata Nyonya Guderian, "boleh aku pinjam salah satu bukumu?"

"Tentu."

....

Para pemburu, berjumlah 10 orang pemburu veteran dan Gilang, tiba di Yorkshire setelah tiga jam menaiki kereta. Para pemburu itu diizinkan untuk mengisi suplai persenjataan dan keperluan lainnya di Kota Yorkshire sebelum berangkat ke perkemahan pemburu di Pegunungan Mackenzie.

This New World Is My Hunting GroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang