Black Hunter of Castillo de Marbella (part 1)

41 8 0
                                    

Salju putih yang dingin menutupi Carniola. Artinya musim dingin sudah di mulai. Musim dingin Carniola memang bukan yang paling kejam di Breitagne Timur, namun tetap saja dinginnya musim dingin Carniola terasa sangat dingin. Bahkan demi human paling berbulu sekalipun akan merasakan dingin di bawah kulitnya. Di minggu pertama saja, temperatur kota sudah tercatat di 2°C. Ini baru permulaannya saja. Ke depannya, suhu udara dapat mencapai -9°C.

Apartemen Gilang juga tidak luput dari rendahnya suhu musim dingin. Gilang saat ini sedang duduk di depan api unggun dengan segelas air panas di sampingnya. Saat itu, Gilang sedang mengasah pedang baru yang baru saja ia dapatkan. Pedang itu menyelamatkan nyawanya. Saat ia jatuh dari tebing ketika mencari ubi emas, Gilang berpegangan pada gagang pedang itu saat pedang itu masih terkubur. Walaupun pada akhirnya dia terjatuh juga, namun tanpa berpegangan pada pedang itu mungkin Gilang sudah tewas sekarang.

Pedang itu memiliki model yang agak kuno. Tidak seperti pedang modern yang agak melengkung atau berbentuk segitiga ramping, pedang itu memiliki bentuk segitiga lebar. Dinilai dari bentuknya, Gilang yakin pedang ini cocok untuk duel namun buruk untuk dipakai saat berkuda. Saat ditemukan, pedang itu dalam keadaan karatan. Gilang merestorasinya hingga terlihat bagus seperti sekarang.

"Siapa yang mengubur pedang bagus seperti ini?," tanya Gilang dalam pikirannya.

Saat Gilang masih di dalam pikirannya, gelembung pikiran Gilang pecah ketika dia mendengar suara pintu apartemen terbuka. Mungkin itu Dia yang akan berkata 'aku pulang' dengan tenang seperti biasa. Namun tidak kali ini. Dia masuk ke dalam apartemen dengan sebuah teriakan dan memeluk leher Gilang dari belakang.

"Sayang!," kata Dia dengan bersemangat, "ayo kita liburan!"

"Liburan?," tanya Gilang bingung.

Dia mengangguk dengan antusias yang tinggi.

"Ke mana?"

"Ke kampung halaman ayahku di Iberia," kata Dia.

"Iberia... Kerajaan Iberia?"

"Iya," kata Dia, "makanannya enak, pemandangannya bagus, dan orangnya ramah - ramah. Kau akan suka di sana."

"Benarkah?"

Dia kembali mengagguk, "dan karena desa ayahku ada di selatan Iberia, aku yakin cuacanya cukup hangat di sana."

"Baiklah, kapan kita berangkat?," tanya Gilang.

"Dua hari lagi."

"Dua hari... sebaiknya kita siap - siap sekarang."

....

Sesuai dengan tanggal yang telah mereka tentukan, Gilang dan Dia berangkat menuju Iberia bagian selatan. Sebelum keduanya pergi dengan kapal uap, mereka telah menitipkan kunci kepada Keluarga Asakura. Mereka berencana untuk berlibur selama satu hingga dua minggu atau mungkin lebih lama. Bisa saja hingga akhir musim dingin yang masih dua bulan lagi.

"Ah... akhirnya kita bisa kabur dari cuaca dingin Carniola," kata Gilang saat ia dan Dia sudah duduk di dalam kapal uap.

"Kau sangat benci musim dingin, ya?," tanya Dia.

Gilang tertawa, "aku besar di wilayah tropis. Walaupun sudah lima tahun di Carniola, aku tetap tidak tahan musim dingin."

"Wilayah tropis, ya..."

"Kau sendiri sepertinya suka cuaca dingin."

"Awalnya aku tidak terlalu suka cuaca dingin. Kedua orangtuaku dan saudara - saudaraku juga tidak biasa dengan dingin. Tapi karena aku pindah ke Carniola setelah menikah dengan Liam, aku jadi terbiasa dengan dingin."

This New World Is My Hunting GroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang