Penghujung musim panas adalah saat di mana hari libur bernama Oktoberfest diadakan. Oktoberfest merupakan hari libur baru yang dicanangkan oleh Pangeran Carniola sebagai hari libur untuk menghargai usaha para petani, pekerja, dan pedagang yang telah bekerja keras selama musim semi dan panas.
Dalam festival ini, berbagai macam minuman keras dan makanan lezat disiapkan oleh pihak kepangeranan untuk dinikmati para warganya. Orang - orang biasanya akan berkumpul di balai kota di mana pusat festival berada. Mereka akan mengenakan pakaian tradisional Westphalia dan pakaian kesukuan Sloven bagi penduduk asli.
Tidak ada yang tahu kenapa Pangeran Carniola mengadakan festival ini. Tidak ada kecuali Gilang karena sejatinya festival ini berasal dari dunianya. Festival ini terinspirasi oleh festival bernama sama yang di gelar di Jerman. Bedanya, festival ini digelar hanya sehari, sementara di Jerman festival ini berlangsung selama dua pekan.
"Gojiro, kau sudah siap?!," teriak Gilang dari lantai bawah apartemen.
"Sebentar lagi, bos," jawab Gojiro.
Tidak lama kemudian, Gojiro turun dengan mengenakan pakaian tradisional Carniola yang Gilang belikan seminggu sebelumnya. Pakaian itu berupa sebuah kemeja putih lengan panjang yang digulung dengan tali tersambung dengan celana pendek. Ia juga memakai sebuah topi bowler berwarna hitam dengan bunga mawar kecil berwarna merah. Gilang juga memakai pakaian yang sama, namun topinya lebih polos.
"Kakiku terasa seperti telanjang," kata Gojiro, "kenapa kita tidak memakai celana panjang saja?"
"Yah... kita hanya memakai itu sehari ini saja," kata Gilang, "sekarang kita hanya perlu menunggu Nyonya Idenberg."
Gojiro mengangguk. Keduanya lalu duduk di sofa sambil membaca koran edisi kemarin yang sebenarnya telah mereka baca. Karena hanya ada satu koran, Gojiro harus mengintip untuk membaca koran tersebut. Gilang tahu Gojiro adalah pembaca yang lambat, sehingga ia tidak terlalu terburu - buru dalam mengubah halaman koran.
Ketika keduanya mulai tenggelam dalam bacaan koran mereka, sebuah pintu kamar tidur terbuka dan Dia keluar dari kamar itu dengan mengenakan pakaian tradisional Westphalia berupa sebuah gaun dengan bawahan sedengkul berwarna hijau dengan warna putih di bagian tengah gaun dan lengan gaun yang mengembung. Selain itu, rambutnya yang biasanya ia ikat ke atas ia ubah menjadi panjang sepungggung.
Penampilan Dia yang terlihat anggun dan menarik membuat Gilang tidak dapat membuang pandangannya dari demi human itu.
"Gilang, Gojiro," kata Dia sedikit malu - malu, "bagaimana menurut kalian?"
Gilang terdiam beberapa saat untuk mengagumi pemandangan indah yang ada di depan matanya. Ia lalu melirik Gojiro yang menatap Dia dengan tatapan yang biasa saja.
"Gojiro," kata Gilang, "bisa kau menunggu sebentar di luar rumah?"
"Eh, kenapa?"
"Aku akan membelikan tiga pretzel keju besar nanti."
"Oh, baiklah."
Gojiro keluar dan tidak lupa menutup pintu. Kini hanya ada Gilang dan Dia di dalam apartemen. Dia tahu Gilang sedang ingin menatap dirinya sepuas hati pemburu itu tanpa adanya kehadiran muridnya.
"Um..., Gilang," kata Dia sekali lagi, "bagaimana..."
Gilang memegang bahu Dia. Ia lalu mendorong Dia dan memojokan demi human berambut biru itu di dinding dengan kedua tangan Gilang yang kini berada di kedua sisi kepalanya. Dia tahu Gilang sedang ingin bermesraan dengannya dan hal itu membuat Dia memerah.
"Kau cantik, Dia. Sangat cantik," puji Gilang.
"Be... benarkah?"
Gilang mengangguk. Ia lalu memperhatikan gaun yang Dia pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
This New World Is My Hunting Ground
FantasyGilang Jagakota adalah seorang pemuda yang datang ke sebuah Dunia Lain yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Karena kehidupannya yang kacau saat di dunia aslinya, ia memutuskan untuk menjadi seorang pemburu dan memulai awal yang baru. "Mangsa se...