Akhir musim dingin dan Gilang masih depresi secara keuangan. Tanpa adanya pekerjaan dari guild, Gilang kehilangan pendapatan utamanya sebagai pemburu akibat hewan - hewan yang biasanya menjadi buruan pergi berhibernasi. Musim semi adalah waktu yang tepat bagi Gilang untuk mengangkat busurnya kembali, namun ia masih harus menunggu satu bulan lagi.
Sebagai seorang pemburu freelancer, Gilang juga tidak terikat secara penuh dengan guild walau ia adalah salah satu dari anggota tetap guild. Ia bisa saja bekerja untuk petani atau peternak yang ingin hewan - hewan pengganggu menyingkir dari kebun mereka. Tapi pekerjaan seperti itu juga sangat langka.
Akhirnya, Gilang melakukan apa yang seorang freelancer lakukan.
"Pizza daging asap ukuran besar dengan keju, Tuan?"
"Benar."
Gilang memberikan dua kertas kardus berisi pesanan Tuan itu. Tuan itu lalu memberikan uang kepada Gilang. Gilang mengucapkan terima kasih kepada Tuan itu dan kembali ke kudanya.
"Syukurlah, semua pesanan sudah diantar," kata Gilang sambil memasukan uang ke kantung mantelnya, "waktunya kembali."
Itulah yang Gilang biasa lakukan saat ia tidak berburu dalam waktu yang lama. Ia menjadi tukang antar di restoran pizza di dekat guild. Tukang antar adalah sebuah jasa baru di dunia ini. Semua berkat penemuan telepon oleh Doktor Graham Bellins dan dengan cepat menyebar ke seluruh Breitagne Barat dan Breitagne Timur.
"Tuan Takeda, aku telah mengantar pizzanya," kata Gilang ketika ia masuk ke dalam toko.
"Kembali ke dapur, Tuan Jagakota. Kita sangat sibuk hari ini."
Toko Pizza Takeda adalah sebuah restoran keluarga yang cukup populer dan merupakan satu - satunya toko pizza di Carniola. Pengelola toko ini adalah seorang imigran dari Westphalia bernama Takeda Kurotachi yang juga merupakan teman dekat Gilang.
Selain mengantar pizza, Gilang juga bertugas menjadi pembuat adonan pizza. Gilang belum terlalu cepat dalam mengerjakan tugas yang satu ini. Tapi dia bekerja dengan ulet, sehingga hasilnya juga bagus. Terkadang, ia juga bertugas untuk mengolesi bawang putih ke potongan roti dan memanggang pizza.
Gilang bekerja dari jam delapan pagi hingga jam tutup toko sekitar jam tujuh malam. Statusnya adalah pekerja harian dan ia bisa mampir kapan saja ia mau asalkan toko belum buka. Dalam sehari, Gilang mendapatkan uang sebanyak 100 Gulden dari hasil kerjanya seharian.
"Terima kasih bantuannya hari ini, bung," kata Kurotachi, "jarang - jarang kau mampir ke sini."
"Iya," Gilang tertawa, "pekerjaan di guild sedang seret."
"Begitu ya... kenapa kau tidak kerja saja di sini secara permanen? Gajinya 120 Gulden per hari, lho..."
"Tidak, terima kasih. Kau tahu aku orang yang suka dengan petualangan."
"Tentu saja, kenapa aku lupa, ya?"
Keduanya tertawa. Gilang awalnya ingin langsung pulang. Namun sebagai teman yang baik, ia memutuskan untuk membantu Kurotachi membereskan dan menutup toko.
"Oh ya, kau akan membantuku lagi besok?," tanya Kurotachi setelah ia mengunci toko.
"Sepertinya iya, tapi kelihatannya aku akan sedikit telat."
"Kenapa?"
"Aku harus membantu adikmu memerah susu."
"Hm... adik yang mana?"
"Oh ya, aku lupa kau punya empat adik," kata Gilang, "um... siapa adik perempuanmu yang berambut coklat?"
"Dua adik perempuanku rambutnya coklat semua."
KAMU SEDANG MEMBACA
This New World Is My Hunting Ground
FantasyGilang Jagakota adalah seorang pemuda yang datang ke sebuah Dunia Lain yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Karena kehidupannya yang kacau saat di dunia aslinya, ia memutuskan untuk menjadi seorang pemburu dan memulai awal yang baru. "Mangsa se...