A Homeless Hunter

20 5 1
                                    

Bulan itu adalah malam - malam paling dingin di Carniola. Carniola menjadi kota mati pada malam seperti ini. Tidak ada yang berani menantang kejamnya musim dingin Carniola yang tidak kenal ampun. Carniola adalah salah satu tempat paling dingin di Breitagne Timur, sehingga mayoritas masyarakatnya lebih memilih untuk berdiam diri di dalam rumah mereka masing - masing sambil menikmati perapian dan air hangat..

Akan tetapi, tampaknya kemewahan itu tidak berlaku untuk Gilang Jagakota, seorang pemburu yang baru saja kehilangan tempat bernaungnya. Pemburu itu saat ini sedang berjalan di jalanan Carniola, berputar - putar mencari tempat bernaung yang layak. Dulu ia tinggal di perpustakaan kota bersama dengan beberapa orang pengelana yang biasanya mampir untuk bernaung. Namun, ia harus keluar karena perpustakaan itu terbakar saat dini hari.

Saat Gilang masih mencari tempat bernaung, Gilang kebetulan melewati guild di mana ia biasa datang untuk bekerja. Suasana di dalam telihat sangat hangat. Ia melihat orang - orang tertawa dengan teman - teman mereka sambil menikmati makanan yang lezat dan juga minuman keras. Selain itu, guild juga memggelar musik di dalam ruangan yang sedang memainkan musik bernada ceria.

"Huh... seandainya semua uangku tidak terbakar api... mungkin aku akam bersenang - senang seperti mereka."

Gilang kehilangan semua uang, pakaian, serta barang - barangnya di dalam perpustakaan saat terjadi kebakaran. Termasuk makanan dan minuman. Melihat semua makanan lezat serta minuman yang terlihat menghangatkan di dalam guild membuatnya lapar. Ia belum makan dan minum apapun seharian ini.

Gilang kembali mencari tempat untuk bernaung. Ia lalu pergi menuju Toko Pizza Takeda yang berada tidak jauh dari guild. Gilang mengenal dengan pemilik toko dengan baik, sehingga ia optimis setidaknya ia akan diizinkan bermalam di dalam toko. Akan tetapi, Gilang mendapati semua lilin di toko itu telah dimatikan dan terdapat sebuah kertas pengumuman di pintu toko.
_______________________________________

Kami tutup mulai akhir musim dingin dan akan kembali di pertengahan musim semi. Selamat tahun baru.

Takeda Kurotachi dan staff
_______________________________________

Kurotachi, pemilik toko pizza, sedang tidak ada di dalam toko. Ia mungkin sedang berada di kampung halamannya di Westphalia. Gilang menghela nafas dan kembali melanjutkan perjalanannya dalam mencari tempat bernaung.

Sekarang sebenarnya adalah malam tahun baru. Hari yang seharusnya menyenangkan bagi semua orang. Tapi tidak dengan Gilang yang masih harus mencari tempat bernaung. Tujuannya setelah ini adalah taman kota. Mungkin ia bisa mengambil koran bekas di tempat sampah dan menggunakannya sebagai selimut dengan bangku taman sebagai ranjang. Niatnya lalu terganjal saat ia melihat sebuah peti kayu setengah hancur yang berada di sebuah gang kecil. Gilang memutuskan bahwa peti kayu itu akan menjadi rumahnya. Setidaknya untuk malam ini.

"Yah... aku tidak bisa protes dengan apapun sekarang," kata Gilang, "home sweet home."

Gilang masuk ke dalam peti yang hanya ada bangian belakang dan sampingnya itu. Ia menemukan beberapa koran tua di bawahnya dan menggunakan itu sebagai selimut. Rasa lapar dan letih membuat Gilang ingin segera menutup matanya untuk menghilangkan kedua perasaan itu. Namun ia sepertinya tidak bisa tertidur sekarang. Salju mulai turun. Memang sekarang hanya butiran - butiran kecil yang turun. Tapi nanti akan semakin banyak dan mungkin bisa menenggelamkannya di lautan salju.

"Aku harus membuat atap," kata Gilang, "sesuatu yang panjang dan koran..."

Gilang bangkit dari duduknya dan kembali berjalan. Kini tujuannya adalah memeriksa setiap tempat sampah untuk mencari koran bekas serta sesuatu untuk menjadi fondasi atap. Agak jauh memang, tapi Gilang berhasil menemukan pipa bekas dan beberapa lembar koran bekas. Pemburu itu mengambil kedua barang itu dan berjalan kembali ke peti kayu yang ia temukan sebelumnya.

This New World Is My Hunting GroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang