This New World Is My Hunting Ground

Buried Treasure

Musim salju akan datang minggu depan. Udara di Carniola mulai terasa dingin secara perlahan. Daun - daun berwarna coklat yang semula berada di dahan pohon perlahan mulai berguguran dan hancur terbawa oleh angin sepoi - sepoi yang berhembus dari gunung. Beberapa Hewan di gunung perlahan meninggalkan alam terbuka dan memilih untuk tinggal di dalam gua atau menggali lubang untuk berhibernasi.

Carniola tidak luput dari suasana seperti itu. Musim gugur saat ini sangat dingin karena telah mendekati akhir. Para pemburu, yang merupakan salah satu mayoritas pekerja di Carniola, mulai melempar senjata mereka ke laci senjata dan bersantai sejenak hingga musim semi tiba. Jika tidak bersantai, maka para pemburu akan mencari kerja sampingan.

Akan tetapi, walaupun para pemburu telah berhenti sejenak dari pekerjaan berburu mereka, namun seorang pemburu, atas ajakan seorang demi human serigala berambut biru, mengangkat sekop dan pergi ke hutan di tengah cuaca dingin tersebut.

"Ayo, Gilang," panggil Dia di atas sebuah bukit, "aku mencium baunya dari sini."

"Dia, pelan - pelan saja jalannya," kata Gilang saat mereka mendaki sebuah bukit, "kau bisa terjatuh nanti."

Gilang mempercepat jalannya untuk mengejar Dia yang semakin hilang dari pandangannya. Setelah ia mencapai puncak bukit, barulah ia dapat menemukan Dia sedang mengendus - endus bagian bawah sebuah pohon tua yang cukup besar.

"Gilang, gali di sini," kata Dia yang masih mengendus bagian bawah pohon tersebut.

"Baik," Gilang menusuk tanah di bawah pohon tersebut, "kuharap yang ini besar."

Gilang menggali di bawah pohon tersebut sementara Dia hanya memperhatikan. Gilang harus berhati - hati dalam menggali karena ia tidak ingin merusak akar pohon tersebut atau menghancurkan apa yang sedang mereka cari.

"Kau yakin ada di sini, Dia?," tanya Gilang yang sudah menggali cukup dalam.

Dia mengangguk, "aku yakin. Coba saja gali lebih dalam."

Gilang mengikuti kata Dia dan menggali lebih dalam lagi. Setelah itu, barulah Gilang dan Dia menemukan apa yang mereka cari selama ini.

"Oh, jamur truffel yang besar," kata Gilang takjub, "dan ada banyak di bawah sini."

"Benarkah?," tanya Dia.

Dia dan Gilang merasa senang saat mereka berhasil memanen jamur truffel dalam jumlah yang banyak di bawah pohon tersebut.

Jamur truffel hitam banyak tumbuh di Carniola saat musim gugur dan dingin. Jamur ini adalah jamur yang sangat mahal jika dijual karena merupakan makanan mewah di berbagai belahan dunia termasuk Carniola sendiri. Jamur truffel adalah jamur yang lezat dan sulit tumbuh. Menyebabkan harganya menjadi mahal. Orang - orang yang mencari jamur itu diharuskan untuk membawa seekor anjing atau babi sebagai alat pelacak. Namun Gilang tidak butuh kedua hewan itu jika ada demi human serigala yang bersedia membantunya.

"Hm... banyak juga," kata Gilang saat ia melihat keranjang berisi jamur, "ke mana lagi kita harus mencari, ya..."

"Um... mungkin di dalam hutan itu?," kata Dia yang menunjuk ke arah sebuah hutan.

"Baik," Gilang memperbaiki topinya yang miring, "ayo kita ke sana."

Gilang mengangkat sekop dan Dia menggantikan Gilang membawa keranjang penuh jamur itu. Saat memasuki hutan, Dia meraih lengan Gilang dan memeluknya erat - erat seorah ia tidak ingin melepaskannya. Gilang merespon dengan tersenyum dan mencium pipi demi human itu dengan sedikit menggigit pipi Dia menggunakan bibirnya.

Pasangan itu merasa sangat bahagia karena bisa memiliki waktu untuk satu sama lain. Keduanya jarang memiliki waktu di mana mereka bisa benar - benar bersama tanpa adanya gangguan dari orang lain. Apartemen dihuni oleh banyak orang, sehingga Gilang dan Dia harus menjaga sikap jika berada di luar kamar masing - masing. Mereka tidak ingin orang lain melihat kemesraan mereka, terutama Gojiro yang selalu berada di samping Gilang.