The Gate to Afterlife (part 3)

21 6 1
                                    

Sesuai dengan perjanjian yang ia buat dengan Susanoo, Gilang ditugaskan untuk mencari tiga relik kekaisaran setelah festival tanabata selesai. Gilang telah memiliki satu relik, yaitu sebuah pedang. Yang perlu ia lakukan hanyalah menemukan sebuah cermin perunggu dan sebuah batu giok. Setelah ia menemukan kedua barang itu, ia diharuskan untuk membawa kembali ketiga relik itu ke istana kaisar di Provinsi Omi.

"Guru, ke mana kita akan pergi," kata Jean.

"Kita akan ke Selat Shimonoseki," kata Gilang, "ada kereta yang berangkat ke sana. Kita akan naik itu."

"Shimonoseki... biar kutebak, Guru. Kau ingin mencari relik kekaisaran yang hilang?"

"Iya, cermin perunggu dan batu giok," Gilang mengangguk sebelum ia berbohong, "Tuan Inoue menugaskan kita untuk menemukan kedua barang itu dan menyerakannya kembali ke istana kaisar."

"Ada kabar buruk," Ise melanjutkan "cerminnya sudah ditemukan belum lama ini, jadi cermin itu sudah tidak ada di Shimonoseki lagi."

"Benarkah? Dari mana kau tahu?"

Ise melihat ke sekelilingnya dengan tatapan waspada. Ia lalu mendekatkan bibirnya ke telinga gurunya itu. Gilang melihat tingkah aneh Ise. Sepertinya yang Ise katakan adalah sesuatu yang sangat penting. Atau sangat berbahaya.

"Guru, jangan beri tahu siapapun," Ise berbisik, "tapi cermin itu ada di kuil tempatku mengabdi dulu."

"Kau serius?," kata Gilang pelan.

Ise mengangguk, "cermin itu ada di kamar kepala kuil. Orang itu sengaja menyembunyikan cermin itu agar saat ia menyulut pemberontakan, ia akan mendapatkan banyak dukungan."

"Baik, kita bicarakan itu nanti setelah kita selesai di Shimonoseki. Untuk sekarang kita cari giok itu dulu di sana."

Ise mengangguk. Gilang memikirkan kata - kata yang Ise lontarkan sebelumnya sambil memasuki kereta yang lalu berjalan tidak lama kemudian. Anak itu bisa menjadi kuncinya dalam menemukan cermin perunggu. Akan tetapi, menilai dari sikap Ise yang terlihat sangat waspada, informasi di kepalanya pasti sesuatu yang berbahaya. Ise, sebelum ia mengatakan informasi itu kepada Gilang, terlihat melihat ke sekelilingnya. Selain itu, jika dilihat ke belakang, Ise sepertinya tidak terlalu banyak bicara selama mereka di Kansai. Hal itu jelas membuat Gilang cemas.

"Apakah seseorang mengikutinya?," tanya Gilang dalam hati.

Gilang lalu menghela nafasnya untuk melupakan pikiran itu. Ise mungkin hanya senang karena bisa kembali ke Kansai seperti Gojiro yang bisa kembali ke rumah orangtuanya walau hanya sebentar. Sangat senang hingga ia lebih suka menikmati suasana dibandingkan merusaknya dengan kata - kata. Selain itu, ada Albany yang Ise sepertinya sangat antusias untuk menunjukan Kansai kepadanya sehingga ia sering berpikir bagaimana cara membuat Albany tertarik dengan penjelasannya.

"Oh ya," kata Ise, "di mana Nyonya Sekretaris?"

"Ayah meminta Ibu tidak ikut," kata Albany yang sedang membuka kaleng minuman, "aku tidak terlalu tahu apa alasannya."

"Nyonya Sekretaris sedang di dokter kandungan sekarang."

Gojiro, Ise, Jan, dan Albany melotot setelah mendengar jawaban Gilang. Terutama Albany yang sampai tersedak minumannya saking terkejut dirinya. Ise yang duduk di samping Albany dengan cepat membantunya dengan menepuk - nepuk pundak demi human itu.

"Dokter...," Albany terbatuk - batuk, "kandungan?"

"Ya... kita belum terlalu tahu apakah Nyonya Sekretaris hamil atau tidak. Tapi Nyonya Sekretaris sepertinya yakin ia hamil," lanjut Gilang, "ngomong - ngomong, selamat Albany. Sebentar lagi kau akan punya adik baru."

This New World Is My Hunting GroundTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang