bagian 3| lagu yang mewakili rasa (Revisi)

7.7K 414 6
                                    

Class meeting masih di laksanakan hingga empat hari kedepan, tentu hal itu Sena gunakan dengan sebaik mungkin untuk mengisi harapannya yang kelam. Harapan itu bagai mati, namun ia seolah tak kenal lelah dan bungkam akan semuanya, prinsipnya terus mengalir pada diri gadis itu. Jangan kalian pikir Sena akan merusak hubungan Arga dengan Aurel, sama sekali tidak. Sena hanya ingin memulai pertemanan melalui sepucuk surat, ralat lembar demi lembar yang selama ini ia kirim pada Arga.

Bukannya tidak ingin melupakan, tapi di dalam dirinya masih ada sesuatu yang harus di selesaikan. Kita lihat bagaimana nanti, hanya Tuhan yang tahu akhirnya.

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya, Sena mulai beranjak untuk membuka pintu yang selalu ia tutup, seraya mencepol rambutnya sembarang.

"Ada apa, Bunda?" ucap Sena membuka lebar pintu berwarna putih dengan dekorasi namanya disana.

"Bunda punya kabar bagus. Coba kamu tebak," ujar Laras memancing Sena untuk menebak. Senyuman itu tidak luntur dari wajah keriputnya, namun masih begitu cantik.

Sena mencoba untuk berfikir, satu jarinya diketuk pelan ke dagunya, "Hmm.... gulali depan komplek nambah rasa?"

"Otakmu ini, aduuh... isinya gulali terus!" decak Laras memukul kepala Sena pelan.

Sena tersenyum sumbang, "Terus apa?"

"Abang kamu mau pulang!" kata Laras dengan antusias tinggi. Ia sangat merindukan putranya yang satu itu.

Sena hanya membalas dengan senyuman tipis, ia senang sangat senang, ia sangat merindukan kakak nya.

"Kamu gak senang?"

"Senang. Senang banget, Abang Sena satu-satunya mau pulang, yakali nggak senang, haha."

Laras pun ikut tersenyum senang. Ia kemudian mengusap rambut putrinya lembut. Kemudian ia pamit pada Sena untuk kembali ke dapur, memasak banyak untuk kedatangan orang yang spesial bagi keduanya. Sena mengambil gitar dipojok ruangan kemudian duduk ditepi ranjang dan memulai lagu yang akan ia mainkannya.

Here's to the ones that we got

Cheers to the wish you were here,bun you're not

Cause the drink bring back all the memorise of everyting we've been through

Toast to the ones here today

Toast to the ones that we lost on the way

Ceuse the drink bring back all the memorise and the memorise bring back,memorise bring back you

There's a time that i remember,when i did know no pain

When i bilieved in forever and everyting would stay the same

Now my heart feel like december when somebody say your name

Ceuse i can't reach out to call you but i know i will one day,yeah

Everybody hurts sometimes

Everybody hurts someday aay aay

But everyting gon' be allright

Go and raise a glass and say aay

Kegiatannya terhenti ketika mendengar suara tepukan tangan dari arah pintu, sontak Sena menoleh dan menemukan dua cowok disana, dia Albar dengan sikap antusiasnya dan satu pria lainnya tanpak melihat sekeliling tanpa ekspresi.

Sena terlalu terkejut akan kehadiran keduanya, perlahan ia menidurkan gitarnya di atas kasur dengan sepray berwarna coklat itu. Lalu mulai beranjak dari duduknya, berjalan ke arah pintu tanpa mengalihkan pandangannya.

Rain And Tears [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang