Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan, kini saatnya ujian datang. Ini adalah hari pertama Sena menjalani Ujian kelulusan. Digenggengnya tas pinggang sembari bernyanyi pelan, makanan sudah tersedia dimeja makan, namun hanya ada mie instan dan telur yang sedikit gosong. Mau tidak mau ia segera melahapnya, dari pada mati kelaparan.
Tak lupa ia berkunjung ke rumah kucing, anak anak Sholeha sudah beranjak besar dan memproduksi anak kucing yang lebih banyak lagi. Sampai sampai rumah Sena bagaikan Panti Asuhan khusus kucing. Semakin banyak kucing yang lahir maka Sena semakin giat untuk bekerja, karna harga makanan kucing itu lumayan mahal, belum lagi ia harus membeli beberapa bungkus hanya untuk satu hari. Beruntung Sena selalu dikirimkan Raka uang, hanya untuk kucing, catat!
"Sholeha, jaga anak cucu kamu. Kamu tenang aja, bapak mu masih cari uang" ucapnya seraya mengelus ngelus bulu halus si kucing betina.
Ia kemudian mengunci pintu dan pergi ke Sekolah.
***
Ujian pertama adalah mapel bahasa indonesia, Sena sudah belajar sebaik mungkin dan menjawab dengan telaten, baginya pertanyaan ujian kali ini lumayan mudah, selebihnya ia serahkan pada Tuhan.
"Sen, mampir ke Caffe Arleta dulu yuk. Lumayan Caffe baru, ada diskon besar besaran"
"Dasar pemburu diskon, tapi maaf ya Key, gue kan harus kerja. Jadi next time aja ya"
"Yaah Sen lo gimana sih, kalo lain kali mah yang ada harga nya mahal mahal. Itu makanan barat tau. Lagian ya, lo bisa ambil cuti, gue belum pernah lihat lo libur kerja"
"Maaf ya Key, gue beneren gak bisa. Lo ajak Intan aja"
"Intan kelas XII Ipa 5? Gak gak! Lebih baik gue pergi sama si Ferdi"
"Yaudah, sama Ferdi aja. Gue duluan ya" ucap Sena dan pergi keluar kelas.
"Kayaknya Sena buru buru banget"
***
"Lama?"
"Lumayan"
"Yaudah buruan naik!"Sena naik ke motor Abins dan kendaraan yang ditumpanginya itu mulai berjalan ke arah...
"Wah itu bukan arah Caffe. Punya cowok baru gak bilang bilang, luar biasa syekali"
***
Disinilah Sena berada, di dalam markas gank Tribe. Ia sebenarnya sedang cuti kerja, bukannya tidak mau menemani Keisya diskonan, hanya saja ia ingin menghabiskan waktu dengan anggota Tribe yang sudah dianggapnya sahabat, karna lusa mereka sudah pergi, ntah apa alasannya Sena tak ingin ikut campur.
"Sen lo tau, tadi malam ya si Upin beuh, tidurnya ngigo anjir. Masa dia bilang saya tikahkan Tok Dalang dan Siti dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai " Seru Anggit mengejek Firman.
"Gak pernah woy! Lo kalo masih sakit hati jangan jelek jelekin gue juga kali. Gini gini gue pernah ngisi hati lo!" Ujar Firman membalas ejekan dari Anggit, mantan kekasihnya.
"Lo mana tau bego, lo kan tidur wleee" ejek Anggit menjulurkan lidahnya.
"Dan lo denger gue baik baik, gue bukan tipe orang yang gamon!" Lanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Tears [Proses Revisi]
Teen FictionHarap Follow sebelum membaca! Note: Proses revisi. Jika menemukan kejanggalan yang tidak sesuai dari part awal-akhir, harap wajar, proses revisi sedang dilakukan. Dan ada beberapa yang di rubah. Semesta sengaja membuatmu jatuh, layaknya hujan yang t...