Dua bulan berlalu, suasana kelas XII IPA I sangat ricuh. Kelas dengan pintu tertutup itu dipenuhi dengan suara nyanyian 'i like you so much, Youll know it' yang tengah viral di kalangan remaja masa kini. Ada yang menoreh gosip bagai jurnalis dan ada juga yang menjadi penyanyi dadakan.
"KU MENANGIISS, MEMBAYANGKAN BETAPA RICUH NYA KELAS TANPA GURU..."
"WOY GAK ADA LAGU LAIN APA? GAK DI RUMAH GAK DISEKOLAH NYANYI ITU TERUS YANG GUE DENGER"
"Ada kok Cit, lo mau denger?" Tanya Ferdi pada Citra.
"YA ROBBI...TIADALAH TEMPAT DIRI INI UNTUK SEMBUNYI, PADA MU KEMBALI..HOOO OOO...MENGHILANG" teriak Citra.
"Cit, lo tau aja gue mau nyanyi itu"
"Siapa sih yang gak tahu raja.sinetron.indosiar!"
"SIAPA LAGI KALO BUKAN FERDI NUGROHO" Teriak seisi kelas, melanjutkan ucapan citra dan menyudutkan Ferdi.
Sena terkekeh melihat kelakuan Ferdi yang sering kali disudutkan seisi kelas. Namun lelaki itu selalu tegak akan pendiriannya, yaitu menjadi penyanyi dadakan. Kemudian Sena menoleh ke arah Keisya yang tengah galau seraya melukis lukisan abstraknya.
"Key, jangan gini terus dong. Gue kayak temenan sama patung tau" ucap Sena sedikit kesal.
"Sen lo gak akan paham, semalam gue telpon Albar dan dia ngerijek panggilan dari gue. Siapa yang gak kesel cobak!"
Tentu saja Sena paham, dia pernah di posisi itu. Beruntung Keisya masih berkomunikasi melalu ponsel, sedangkan Sena?
"Kali aja Albar sibuk, ingat! Semua orang punya kesibukan masing masing. Gak selamanya dia mentok ke lo doang"
"Jangan nething oke?" Lanjut Sena.
"Makasi Sen, lo sahabat terbaik gue"
"Sama sama"
Keisya berdiri, berjalan ke arah pintu, mengambil bangku kosong dan duduk disamping pintu yang tertutup.
Sena melongo, apa yang Keisya lakukan?
"Key, ngapain duduk disitu?""Gue lagi nunggu bel istirahat"
"Lah hubungannya?"
"Gue mau ke Kantin Sen, takutnya penuh. Kangen gue sama gorengan Pok Lin"
"Dasar perut karung!"
eeh gak ngaca mbak?
***
Sore ini Caffe lebih ramai dari biasanya, bisa dipastikan Sena akan lembur. Hitung hitung sebagai ganti liburnya selama lima hari. Lagian dia bosan jika dirumah terus, selain memberi makan Sholeha dan anak anaknya kerjaan Sena ya rebahan, atau baca wattpad. Memangnya apa lagi? Mikirin Arga? Oh sorry, kamu benar!
Saat hendak berbalik ia menabrak salah satu pelanggan yang membuat jacket bomber pria itu terkena noda jus. Bahkan kini pecahan gelas sudah tergeletak di lantai, bisa dipastikan ia akan kena marah setelah ini.
Sena yang ketakutan pun segera mengambil tisu di atas meja makan dan membersihkan pakaian pria yang ditabraknya.
"Maaf saya gak sengaja""LO KALO JALAN LIHAT LIHAT DONG, BISA KERJA GAK?!" Bentak pria itu, Sena pun tersentak, air mata nya sudah menumpuk di pelupuk mata. Ntahlah, dia sangat labil jika berhubungan dengan bentakan. Ditambah lagi banyak pengunjung yang menatap keduanya.
Apa pria ini buta? Tadi Sena berbalik dan tentu saja ia tidak melihat apa apa, sadangkan pria ini sangat melihat jelas kemana arah pandang didepannya. Tapi ini bukan saatnya membela diri, karna pekerjaan Sena tengah ditaruhkan sekarang. Yang bisa ia lakukan hanyalah berdamai dengan masalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Tears [Proses Revisi]
Teen FictionHarap Follow sebelum membaca! Note: Proses revisi. Jika menemukan kejanggalan yang tidak sesuai dari part awal-akhir, harap wajar, proses revisi sedang dilakukan. Dan ada beberapa yang di rubah. Semesta sengaja membuatmu jatuh, layaknya hujan yang t...