bagian 31| Tribe

4.2K 258 21
                                    

Part ini belum aku revisi, maaf kalo ada typo atau kalimat yang gak nyambung.

.

Dirasa Sena sudah masuk ke dalam rumah Arga segera merogoh saku nya, menggeser tombol panggilan dan menelfon seseorang.

"Gak ada tempat yang lebih bagus lagi selain jalanan?!"

"...."

"Sial!" Umpatnya mematikan ponsel dan melemparnya sembarang arah, bahkan kini ia tak perduli lagi dengan rusaknya handphone pengeluaran terbaru yang dibelinya dengan harga puluhan juta.

Ia sudah kelewat kesal, ditancapnya gas dan pergi dari perkarangan rumah Sena dengan kecepatan yang tidak stabil.

Geng Tribe, geng yang diketuai oleh Arga Pradinata. Beranggota 100 orang. Geng Tribe bukan geng motor anarkis yang akan mencari gara gara sana sini, ia lebih mencintai kedamaian dan saling menghormati dengan khalayak. Namun beda lagi jika ada yang mengusik ketenangan mereka. Tak pandang bulu maka darah akan berceceran sana sini.

Dan ya, dua komplotan yang dilewatinya bersama Sena, salah satunya ada komplotan geng Tribe. Karna itu saat Sena mengatakan ingin melaporkan dua komplotan jalan itu, Arga merasakan emosi penuh namun ia tutupi dengan wajah santainya. Dan gara gara itu 3 dari 20 geng Tribe ditahan.

Arga tak langsung ke kantor polisi, ia lebih dulu ke markas tersembunyi yang tidak ada satu orang pun yang mengetahuinya kecuali geng Tribe tentunya.

"Wih pak ketua tumbenan, ada apa gerangan?" Tanya Abins, salah satu anggota geng Tribe.

Arga mendudukkan bokongnnya di atas sofa dan meminum segelas wine.
"3 anggota Tribe di tahan"

"Gilaa, gara gara geng ingusan itu pasti"

"Hm"

Dari arah pintu datang kisaran 17 orang yang baru saja melawan dengan lebam yang tercetak jelas disana.

"Berapa orang yang tumbang?" Tanya Arga tanpa basa basi.

"25"

Tentu saja geng Tribe memegang kekuasaan penuh. Bayangkan saja 50 orang melawan 20 dan yang menang adalah 20.

"25 orang lagi, bantai!" Ucap Abins.

"Jangan dulu!" jawab Arga, ia beranjak, berdiri didepan jendela seraya memasukkan tangan ke dalam saku celana.

"Tunggu apa lagi ga? Mereka udah kalah balap motor padahal mereka yang nantangin duluan, dan kita udah rugi 100 juta!" Ucap anggota yang lain, seolah menyetujui ucapan Abins.

"Siapkan uang 150 juta, dan bebaskan anggota Tribe!"

"Terus yang masalah-"

"Biar gue yang urus!" Ujarnya kemudian pergi dari markas dan kembali ke rumah.

Ini yang mereka sukai dari Arga, pria itu tak perduli dengan uang, ia lebih peduli dengan masa depan anggota Tribe dengan tidak membekap di penjara.

"Kita gak salah pilih ketua"

***

Saat masuk rumah, jalan Sena dihadang oleh Aurel dan Oma. Awalnya Sena tak perduli namun langkahnya dihadang oleh kaki jenjang milik Aurel yang membuat Sena terjatuh ke lantai.

"Selain nyawa orang ternyata lo juga berani ya ngorbanin perasaan gue, Arga pacar gue Sen, dan lo se enaknya jalan sama pacar orang, dasar bitch!"

Sena bangkit dan berjalan ke arah tangga, ia malas meladeni Aurel. Ingin sekali Sena memberi tahu tentang Arga padanya namun ia tak boleh gegabah yang malah menghancurkan semuanya.

Rain And Tears [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang