Kesalahan terbesar cewek adalah dia selalu ingat siapa yang menyakitinya, namun dia tidak pernah ingat siapa saja yang disakitinya
-chapter ini banyak bucin, gak ada masalah yang terselip-
"Dulu?"
Pertanyaan Keisya membuat Sena bungkam, ia merutuki dirinya karna kelepasan dalam berucap.
"Sen, lo hutang penjelasan sama gue" lanjut Keisya.
Albar melirik Sena, begitupun dengan Arga.
"Kita duluan" pamit Sena membawa Keisya pergi.
Kini keduanya berada ditempat semula, di atas rerumputan hijau yang menyejukkan, namun kali ini bukan langsung menyentuhkan bokong dengan rumput, tapi keduanya duduk di atas kursi putih disana. mungkin sudah saatnya Sena bercerita pada Keisya sahabatnya.
"Gue mohon lo jangan marah"
"Sen, apa ini rahasia besar?"
Sena mengangguk "Arga pacar gue" ucap Sena cepat.
"Lo ngelawak? Arga siswa baru lo"
Sena tersenyum sembari menatap ke arah depan, menghirup udara segar kemudian menghembuskannya. Sena mulai menceritakan tentang masa lalunya pada Keisya, tentang bagaimana awal mula kejadian yang membuat Arga hilang ingatan, Keisya terkejut bukan main, ia baru menyadari hal itu, padahal lain lain hari Sena sering menatap Arga dengan tatapan yang berbeda. Bahkan tidak jarang kata kata Sena mengarah pada Arga. Tentu saja hal itu membuat Keisya sering mencurigai gelagat Sena, tapi berfikir positif itu penting, begitu lah prinsip seorang Keisya yang memiliki otak yang cerdas.
"Jadi lo masih pacaran sama Arga, sedangkan saudara tiri lo pacaran sama Arga juga?"
Sena mengangguk.
Keisya langsung memeluk Sena, Sena yang terbawa suasana pun mengeluarkan air mata. Mau bagaimanapun kejadian dua tahun lalu masih menghantuinya sampai sekarang, dan ia tak tahu akhir dari semua ini.
"Nangis aja, mumpung sepi" ujar Keisya, ini memang masih jam pelajaran, dan teman kelas mereka yang lain masih asik di Kantin dengan makanan mereka.
Sena meluapkan semua kesedihannya hingga membuat baju seragam Keisya sedikit basah. Sena memang gadis yang mudah terbawa suasana, melihat seseorang nangis ia akan ikut nangis, begitupun sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang penuh dengan tawa maka tanpa di minta ia akan ikut tertawa.
Setelah merasa sedikit lega Sena melepas pelukan Keisya, kemudian menghapus air matanya.
"Udah mendingan?" Tanya Keisya.
Sena mengangguk sembari tersenyum "thanks"
"Ini guna nya teman bukan?"
Dan untuk kesekian kalinya Sena merasa beruntung memiliki sahabat seperti Keisya.
"Tapi kenapa lo gak cari cowok lain aja, Arga kan udah punya Aurel, yaa itung itung mempermudah proses lo move on"
"Itu salah Key, jangan jadikan hati seseorang untuk melupakan seseorang, karna gak sepantasnya menggunakan hati yang lain untuk mengobati hati sendiri. Itu sama aja kalo gue egois, dan sekali lagi gue anti dengan kata egois"
"I-iya sih, tapi dari buku yang gue baca dahaluin diri sendiri dulu baru orang lain"
Lagi lagi Sena menggeleng "buku lo emang benar, tapi gak selamanya teori itu mendasar dengan keadaan, ini beda Key. Ini tentang hati. Sekarang gue tanya deh, kalo misal orang yang lo suka nembak lo, lo udah besar kepala dan ngeklaim bahwa dia udah jatuh hati sama lo, tapi itu cuma dari pikiran lo doang, kalo ternyata cowok yang lo taksir itu cuma buat lo sebagai pelampiasan, perasaan lo gimana?"
"Ya sakit! Enak aja!"
"Nah, begitupun orang lain"
"Yaelah Sen, lagian hari gini mana ada sih cowok yang sakit hati, yang ada mah sebaliknya"
"Cowok itu juga manusia, bisa ngerasain sakit fisik maupun sakit hati. Cowok memang kelihatan tegar tapi lo gak bakal tahu isi hatinya gimana. Cinta itu buta, cinta itu cerdik, kenapa? Karna cinta bisa membuat pikiran sehat manusia hilang dengan sekejap mata"
"Tapi Sen, cowok itu manusia yang gak berperasaan, dan gue benci itu!"
"Lo pernah pacaran?"
"Iya pernah, itu sebab nya gue udah gak mau pacaran lagi"
"Trauma? Key denger gue, kalo emang karna itu lo benci sama cowok dan gak mau pacaran lagi it-"
"Gue gak benci sama cowok, gue cuma gak suka mereka dengan seenak jidat ngebahagiain terus nyakitin. Udah itu aja"
"Oke sekarang denger gue dan jangan jawab sebelum gue selesai ngomong, okay!"
Keisya mengangguk dengan raut wajah kesal.
"Pacaran itu di larang agama gak?"
Keisya mengagguk, tentu saja.
"Nah, manusia memang penuh dengan ke khilafan, berani mencintai berarti harus berani nerima konsekuensi kan? Anggap aja itu balasan Tuhan! kita gak berhak ngeklaim yang nyakitin siapa dan yang bersalah siapa. Karna itu semua keinginan kita dari awal, kita tahu cinta itu pasti akan ada manis dan pahitnya tapi di awal kita gak perduli itu dan setelah kejadian kita malah nyalahin cinta, itu hal bodoh!
Trauma akan cinta bukan hal yang harus dipertahanin, kalo ngomong soal tersakiti dan menyakiti itu gak bakal ada ujungnnya. Dari cinta kita bisa nemuin kebahagiaan, tapi cinta juga bisa membuat kita mengenal arti sakit hati yang sesungguhnya" tutur Sena panjang lebar, memperjelas kesalahpahaman yang selama ini salah. Bahkan Keisya yang memiliki otak cerdas pun akan menjadi Keisya yang bodoh dari segi cinta tentunya."Oke kalo itu gue setuju, tapi gimana kalo punya cowok yang mata keranjang? Lihat yang bening dikit keganjenan terus lupa sama ceweknya? Itu bukan hal yang di wajarin bukan? Emang dasarnya cowok mah gak ada akhlak, untung bokap gue kagak gitu!"
Bukannya nenjawab Sena malah tertawa mendengar kata akhir dari gadis disampingnya. Sena berdiri mengelilingi kursi dan berhenti tepat disamping Keisya, menempatkan tangannya di ujung kursi, dengan tangan yang tetap lurus seolah menekan tombol 'pause' di tengah tengah perdebatan mereka.
"Gue setuju sama masukan lo, tapi memurut psikolog cowok itu makhluk yang cepat bosan, tapi gak selamanya, semua itu tergantung cara berfikir masing masing. Jadi wajar aja kalo cowok lo cepet bosen karna memang udah dari sono nya" ucap Sena.
Sontak Keisya menoleh ke samping kiri dimana ada Sena disana "Lah kok cowok gue?"
"Gue tau kali, lo curhatin cowok lo dulu hahaha, oh iya dan soal bokap lo, lo tanyain deh dia remaja nya gimana, gak menutup kemungkinan kalo dia juga sama, karna dia cowok"
Keisya diam, mencerna semua kata kata yang sedari tadi di ucapkan Sena.
"Keisya...Keisya...dasar lemot, udahlah, udah mau masuk jam ke dua" Sena pergi meninggalkan Keisya yang masih diam.
"Sena kok sok tau ya, orang gue gak curhatin cowok gue, tapi untung aja sih, sekarang gue paham kenapa Raino cepat bosan dengan Raina" ucap Keisya yang mulai memahami cerita wattpad yang ia baca.
***
Kalian sependapat sama siapa?
1.Sena
2.Keisya
See you next chapter...
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Tears [Proses Revisi]
Teen FictionHarap Follow sebelum membaca! Note: Proses revisi. Jika menemukan kejanggalan yang tidak sesuai dari part awal-akhir, harap wajar, proses revisi sedang dilakukan. Dan ada beberapa yang di rubah. Semesta sengaja membuatmu jatuh, layaknya hujan yang t...