Paginya Sena bersiap siap pergi ke Sekolah. Sena mengambil cuti kerja selama 5 hari kedepan. Ia ingin menghabiskan waktu dengan Arga, Albar, Arsen dan Aurel yang beberapa hari lagi akan kembali ke Sekolah asal.
Sena turun ke bawah saat ojol yang dipesannya sudah sampai didepan perkarangan, namun sebelum itu ia menyempatkan diri melihat Sholeha dan kedelapan anaknya di dalam rumah khusus kucing.
"Pak, ke toko jam dulu ya, udah itu ke Sekolah" ucap Sena.
"Baik mbak"
"Jangan panggil mbak, emang bapak gak lihat saya masih SMA?"
"Ya mbak juga manggil saya bapak, emang saya bapak mbak?"
"Lah gak inget umur, kumisan gitu ya kali dipanggil adek!"
"Yaa panggil mas gitu mbak, biar keliatan muda dikit"
"Yeee si bapak modus, dahlah jalan!"
Setelah berdebat, motor berjalan ke arah toko jam, melewati Sekolah yang masih sepi akibat bebas dari pelajaran yang membuat semua siswa/siswi memakai waktu tersebut dengan membolos ataupun datang siang.
Sesampainya di toko jam Sena mulai memilih milih jam pria yang harga nya pas dengan uang sakunya. Yaps, Sena ingin membeli jam itu untuk Arga. Hingga akhirnya mata Sena berhenti di jam ukuran pria berwarna hitam dan yang pastinya pas dengan uang yang ia punya.
"Warna hitam cocok kayaknya" gumam Sena tersenyum.
"Saya ambil yang ini mbak" ucap Sena.
"Baik ditunggu ya mbak"
Sena mengangguk. Dan menunggu sampai jam itu selesai di kemas.
"Ini mbak, 1.400.000"
Sena mengangguk dan membayar dengan uang hasil jerih payahnya selama dua bulan.
"Balik ke Sekolah pak"
***
Sesampainya di Sekolah Sena langsung di suguhi dengan pekerjaan yang hampir selesai, besok adalah acara perpisahan yang telah disiapkan dengan matang. Banyak yang berlatih dari ekskul masing masing untuk memeriahkan acara esok pagi. Kecuali Sena, ia tak mengambil ekskul non akademik apapun, jadi ia tak perlu berlatih dan tak perlu tampil di acara besok.
"Habis ini kita ujian, ah males banget" ucap Intan- siswi dari kelas IPA 3.
Sena menoleh "itu kan emang udah tugas kita sebagai pelajar tan, menoreh kemampuan dari jerih payah kita selama ini. Lagian kita kan mau lulus"
"Ya lo enak punya otak pinter, lah gue?"
"Intan, semua orang punya kemampuan masing masing. Kalo lo mau pinter ya belajar"
"Itu mah terlalu umum, gak ada yang instan gitu?"
"Haha, semua butuh proses kali"
"SEN!" Panggil Keisya dari arah lapangan, sontak Sena menoleh kemudian tersenyum. Keisya pun datang menghampiri Sena dan Intan yang tengah merangkai bunga di bawah gedung yang telah dihiasi terop dan panggung.
"Sini gue bantu" ucap Keisya mengambil sebagian bunga.
"Besok kita pakai baju formal atau baju Sekolah?" Tanya Keisya.
"Kita baju Sekolah, untuk Arga, Albar, Aurel sama Arsen pakek baju hitem putih. Yang cowok pakek jas." Jawab Sena
"Uwu, pasti keren banget. Jadi gak sabar" jawab Keisya.
![](https://img.wattpad.com/cover/228624121-288-k702922.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Tears [Proses Revisi]
Teen FictionHarap Follow sebelum membaca! Note: Proses revisi. Jika menemukan kejanggalan yang tidak sesuai dari part awal-akhir, harap wajar, proses revisi sedang dilakukan. Dan ada beberapa yang di rubah. Semesta sengaja membuatmu jatuh, layaknya hujan yang t...