Bukannya sok tegar, tapi mencoba untuk ikhlas. Karna mengikhlaskan bukan hanya soal hati, tapi juga dari fisik.
***
H
ari sudah semakin gelap, di depan api unggun dengan pemandangan pantai di depan dan lampion disekeliling membuat siapa saja merasa betah. Tak terkecuali adalah ke enam remaja yang menginjakkan kaki di tempat indah ini.
Sena menggesekkan kedua telapak tangannya sembari menutup mata, menikmati kehangatan yang tengah dirasakannya.
Ketika membuka mata, ia melihat ke arah Aurel yang tengah menidurkan kepalanya di pundak Arga, sedangkan Arga menyilangkan tangannya dibawah dada. Sena tersenyum dan beralih melihat ke arah Albar yang memeluk Keisya seolah memberi kesan hangat menjadi dua kali lipat. Sena tersenyum miris, Albar yang selalu menjaganya kini telah memiliki tanggung jawab. Iri? Tentu saja, tapi dia tidak punya hak akan hal itu karna Keisya lebih membutuhkan Albar, kekasihnya."Udah, jangan di liatin terus. Mau gue peluk juga gak?" Bisik Arsen yang berada disamping Sena.
"Gak makasi!" Ketus Sena.
"Dih, yaudah"
Suara deringan ponsel mempuat Sena merogoh sakunya, ia melihat siapa yang menelfon dan tersenyum lebar.
"Gue angkat telfon dulu" pamit Sena yang dibalas anggukan oleh semua.Sena mencari tempat yang lumayan sepi di bawah pohon "halo bang"
"Sholeha mana?"
Sena mendengus kesal, Abangnya ini sangat pintar dalan hal membuat seseorang emosi.
"Bukannya nanyain kabar adik, malah nanyain anak!"
"Anak?"
"Iya! Sholeha anak lo kan? Dasar bapak kucing"
"Lo cemburu dek? Yaelah masa lo cemburu sama kucing?"
"Dahlah males, soal Sholeha dia ada dirumah, gue lagi liburan ke Bali jadi dia gak ikut"
"Tega banget lo, tidak berprikekucingan anjir!"
"Ya mau gimana lagi, orang dia bukan anak gue. Lagian ya dia mesti jagain anaknya, yakali gue bawa ke Bali semua, yang ada gue dikira pengasuh kucing. Gue mah ogah kayak spongebob yang rela melihara banyak siput, punya orang lagi"
"Kebanyakan nonton spongebob lo! Udah mau kuliah juga"
"Dari pada ngegame sampe jadi panda"
"Iyadeh iya, cowok ngalah sama cewek. Oh ya lo ke Bali sama siapa dek?"
"Aurel, Arga, Arsen, Albar, Keisya"
"Ohh, mereka balik besok?"
"He.em, abang kapan pulang? Kalo lo gak pulang masa gue sendiri"
"Gue juga belum tau, lo yang sabar ya. Kan gak mungkin gue ninggalin perusahan di tengah jalan"
"Yaudah gapapa, gue paham kok"
"Ini baru adik abang, yaudah gue mau lanjutin kerja dulu. Lo jaga diri ya"
"Iya bang, lo juga jaga diri, jaga kesehatan. Kalo ngantuk tidur! Jan di paksain"
"Assiyaapp"
Tut..
Sena tersenyum sebentar dan kembali bergabung.
"Dari siapa Sen?" Tanya Keisya.
"Bang Raka" jawab Sena.
"Bang Raka kapan pulang?" Tanya Aurel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Tears [Proses Revisi]
Teen FictionHarap Follow sebelum membaca! Note: Proses revisi. Jika menemukan kejanggalan yang tidak sesuai dari part awal-akhir, harap wajar, proses revisi sedang dilakukan. Dan ada beberapa yang di rubah. Semesta sengaja membuatmu jatuh, layaknya hujan yang t...