bagian 28| Cewek selalu benar!

4.7K 275 8
                                    

Dua hari berlalu, kini Sena sudah siap dengan seragam Sekolah dan siap untuk kembali Sekolah. Soal pekerjaan ia mengambil jadwal sore dan sampai malam tentunya.

"Oma, Ayah sama Bunda Ilona mana?" Tanya Sena.

"Pulang"

"Loh kok gak bilang ke Sena"

Saat Oma ingin menjawab, Aurel lebih memotongnya "emang lo siapa? Orang mereka ayah bunda gue kok"

Sena menatap Aurel sebentar, tanpa menjawab ia keluar rumah hendak ke Sekolah. Sena rasa percuma berdebat dengan sifat ke kanak kanakan Aurel.

Sesampainya di kelas Sena langsung di sambar dengan pelukan Keisya

"Senaa akhirnya lo masuk juga"

"Se-sesak key"

Sontak Keisya melepas pelukannya dan menyengir kuda memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Eh sorry hehe"

Sena mengangguk dan berjalan ke arah bangku yang ia rindukan 5 hari terakhir. Pandangannya mengarah pada dua pria yang tengah memainkan ponsel miring dan sesekali menghujat kesal.

"Sen, tugas yang gue kirimin udah jadi?"

"Tugas yang- LAH IYA ANJIR GUE LUPA!" Buru buru Sena segera mengambil buku kimia dari dalam tas. Ia merutuki dirinya yang ceroboh, Keisya sempat memberi tahunya kemarin saat di Caffe dan Sena berniat untuk mengerjakannya malam hari, namun karna lelah ia jadi lupa segalanya.

"Yaahh padahal gue mau nyalin di lo"

"Laah? Lo juga belum?"

Dengan polosnya Keisya menggeleng, pupus sudah niat Sena untuk menyontek, Sena akhirnya pasrah karna waktu belajar tinggal beberapa menit lagi sedangkan tugas menghitung 25 atom dalam zat itu bisa memakan lembaran yang lumayan banyak, belum lagi harus menghitung atom dalam satu zat yang bisa mencapai 20 atom ke atas.

"Dahlah, walaupun modal nyalin juga gak bakal kelar" ucap Sena pasrah.

"Lah kita di hukum dong?"

"Ya mau gimana lagi"

"Coba lo tanya si nono" ucap Keisya memberi kode sembari melirik kedua pria di belakang.

"Nono, siapa? Murit baru?"

"Iih bukan, itu si nono" kali ini bukan hanya lirikan mata melainkan dengan gerakan dagu.

"Nono apa sih?" Tanya Sena kebingungan.

"ITU SI ARGA SAMA SI ALBAR ANJ-" Keisya segera membekap mulutnya, hampir saja ia menyebut Sena dengan panggilan hewan yang mempunyai suara 'guk guk'

Sedangkan Arga dan Albar menoleh karna mendengar panggilan yang lebih tepatnya teriakan dari mulut Keisya.

"Kenapa Key?" Tanya Albar, Arga dan Sena pun melihat Keisya seolah nenunggu jawaban dari gadis itu.

"Tau ah, kesel gue!" Ketusnya.

Mereka saling pandang dengan tatapan bertanya tanya, "kita yang lemot atau dia yang kurang jelas sih?" Tanya Sena.

***

Sena dan Keisya sangat bersyukur karna guru kimia yang super rajin tidak masuk dengan alasan sakit. Kini keduanya berada di taman lebih tepatnya duduk di atas rerumputan hijau sembari membaca buku. Bukan kemauan mereka tetapi ini sebagai pengganti pelajaran kimia yang terlewatkan. Semua siswa/siswi di kelas XII IPA I mendengus kesal, sumpah serapah mereka lontarkan pada kepala Sekolah yang tidak menyukai jam kosong, dari belakang tentunya, tapi beda lagi jika di depan seorang kepala Sekolah mereka akan diam dari segi fisik namun menghujat di dalam hati.

Rain And Tears [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang