bagian 49| terungkap

5.5K 283 3
                                    

Terkadang apa yang kita inginkan, belum tentu kita dapatkan. Terkadang seseorang yang sangat kita percayai belum tentu melakukan hal yang sama. Dan itulah hidup, punya alur dan kriteria masing masing.

***

"Lo anggap gue apa?"

Sena diam beberpa detik, bingung harus menjawab apa. Karna pada dasarnya Arga lah sosok istimewa dalam hidupnya.

"Sahabat maybe" jawab Sena.

"Gak lebih?"

"Hah?"

"Arga!" Panggil Aurel, keduanya pun menoleh. Aurel tersenyum, menghampiri mereka dan duduk ditengah seolah memisah jarak antara Arga dan Sena.

Sena yang paham situasipun memilih pamit dengan alasan lapar.

"Kamu suka sama Sena?" Tanya Aurel saat Sena sudah hilang dari pandangannya.

"Pertanyaan lo gak masuk akal!"

"Nah kan lo lagi." Rengek Aurel saat panggilan Arga pada dirinya sering kali berubah ubah. Bahkan kini ia telah melupakan pembahasan awal.

"Setidaknya aku udah coba"

"Tapi panggilannya selalu berubah ubah"

"Maaf sayang"

Kalimat terakhir yang di ucapkan Arga begitu mujarab, buktinya saat ini Aurel tak marah lagi. Namun rona pipinya kian nyata, Arga pun terkekeh dan mengacak puncak rambut gadisnya, gemas.

Sedangkan dibalik dinding Sena tengah menguping pembicaraan keduanya. Ia kemudian tersenyum miris dan segera pergi.

Sena beranjak menaiki tangga, ia berniat mencari udara segar dengan jalan jalan disekitar komplek. Namun saat posisinya berada didepan sebuah kamar ia mendengar suara perdebatan, samar samar suara itu mengganggu telinganya. Dengan langkah berani Sena mulai mendekat, dan mendengar pembicaraan dari balik pintu.

"Segera singkirkan bukti di gudang kantor. Saya tidak mau jika kematian Laras diketahui oleh yang lain, karna itu bisa membuat kita terkena masalah"

"Saya tidak mau di penjara"

Deg...

Kaki Sena melemas, air mata kian mengalir tanpa perintah. Ia segera membuka pintu kamar dan mendapati Oma Shela yang tertangkap basah. Ponsel ditangannya pun jatuh karna terkejut.

"Oma"

"Ka-kamu ngap-ngapain?"

"Oma jelasin semuanya!"

"Seperti nya kamu sedang sakit, lebih baik kamu keluar!"

"Oma tolong jelasin!" Sorotan mata Sena membuat Oma menelan saliva. Ia seperti melihat sosok Laras dalam diri Sena dan hal itu membuat Oma semakin takut.

"OMA JELASIN!"

"Apa? Apa yang perlu saya jelaskan?"

"Oma jangan pura pura gak tahu, Sena denger semuanya"

"Lebih baik kamu keluar gadis bodoh!"

Tiba tiba Sena keluar, menghapus air matanya dan meneriaki semua orang untuk berkumpul.

"Gadis sialan!"

***

"AYAH"

"BUNDA"

"AUREL"

"BANG RAKA"

Rain And Tears [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang