Kata orang rasa itu hadir dengan sendirinya.
Tapi mengapa tak bisa pergi dengan sendirinya? Mengapa harus tetap ada sedangkan si pemilik hati telah pergi?***
Setelah berbagi bacotan dengan Raka, tenggorokannya terasa kering, ia pun turun kebawah untuk mengambil minum. Namun belum sempat kakinya melangkah ke dapur suara Oma lebih dulu menghentikannya.
"Sena, cucu saya mana?"
"Cucu yang mana oma?"
"Ya Aurel, emang siapa lagi cucu saya?"
"Sena?"
"Jangan mengharap kamu, cucu saya hanya Aurel, karna saya tidak pernah merestui hubungan ibu kamu denagn anak saya, ingat itu!" Ucap Oma tegas, sementara Sena hatinya sakit, ia juga ingin merasakan kasih sayang dari seorang nenek. Tapi semua itu harus dibuang nya jauh jauh, Oma dari ayahnya maupun ibunya tidak menyukai Sena. Bisa dibilang Sena adalah cucu yang tidak di inginkan karna ayah dan bundanya dulu kawin lari. Raka pun sama, kakaknya itu juga dibenci, bahkan dicaci maki, namun Raka bisa melawan karna memiliki jiwa pramental akibat masa kecilnya yang selalu dikucilkan dan seiring berjalannya waktu kini ia tak di perlakukan buruk lagi. Namun Sena? Semua mengira bahwa perlakuan Oma pada Sena telah berubah namun tidak sama sekali, dirinya harus siap menahan api cemburu jika ia dibeda bedakan.
Tapi apa salah Sena? Apa dia tidak pantas mendapatkan kasih sayang seorang nenek?.
Kedua kakek nya yang kerap dipanggil Opa pun tidak menyukai Sena, alasannya sama, karna Sena adalah anak dari hasil kawin lari yang tidak direstui kedua pihak. Namun apakabar dengan Aurel yang notabenenya anak diluar nikah? Dunia memang tidak adil."Sekarang lebih baik kamu cari cucu saya! Sejak tadi dia belum pulang, cari sampai ketemu kalo tidak jangan harap kamu bisa pulang!"
Jika bukan karna umur Oma yang terbilang tua, Sena akan membantah,
"Iya oma"Sena yang sedari tadi ingin minum pun di urung, tadinya Sena ingin bercerita pada Raka tentang perlakuan oma pada dirinya, namun ia berpikir bahwa Raka akan khawatir padanya dan pulang meninggalkan pekerjaannya. Lagi pula di fhilipina Raka tidak hanya bekerja, ia melanjutkan kuliahnya disana.
Di jalanan yang ramai akan kendaraan disitulah Sena berjalan tanpa kendaraan, uang yang diberikan Raka habis terpakai dalam satu bulan karna membeli sesuatu yang amat berharga bagi Sena.
Uang jajan? Jangan tanyakan lagi, seminggu terakhir Sena tidak membawa saku ke sekolah, dan lebih memilih membawa kotak bekal yang berisikan nasi dengan lauk pauk dari pada harus meminta pada Oma.
Karna Sena yakin, bukannya mendapat uang ia akan mendapatkan cacian dari mulut pedas Omanya.Setengah jam berjalan, Sena tak menemukan keberadaan Aurel. Kini tenggorokannya sangat membutuhkan air di kota yang besar ini, perutnya pun terasa lapar akibat tak diisi sejak siang tadi. Dan sialnya Sena tidak membawa ponsel.
"Gue mau cari kemana lagi?"
Sena menatap ke atas, kini ia tak melihat bulan dan bintang yang dilihatnnya tadi. Malam ini tanpak mendung dengan langit yang seselakali memperlihatkan bayangan kilat.
***
Disisi lain terdapat tiga orang pemuda yang tengah menyantap makanannya disebuah caffe besar di kota bandung. Ya mereka adalah Arga, Albar dan Arsen.
"Hubungan lo sama Aurel gimana ga?" Tanya Arsen.
"Biasa aja"
Keduanya memang sudah baikan atas kejadian tadi pagi, dan kini Aurel tengah berada di pesta temannya.
Sedari tadi Albar hanya memainkan handphonennya, Arga dan Arsen pun menyadari itu, mereka bingung melihat tingkah Albar yang tersenyum pada ponselnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/228624121-288-k702922.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Tears [Proses Revisi]
Teen FictionHarap Follow sebelum membaca! Note: Proses revisi. Jika menemukan kejanggalan yang tidak sesuai dari part awal-akhir, harap wajar, proses revisi sedang dilakukan. Dan ada beberapa yang di rubah. Semesta sengaja membuatmu jatuh, layaknya hujan yang t...