Bagian 65|Flashback

4.1K 198 24
                                    

HAPPY READING!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!

***

Ayah, bunda dan semuanya, maaf.
Aku tidak bermaksut untuk menggagalkan acara pertungan ku sendiri, aku cuma ingin semuanya kembali seperti semula, meraih mimpi ku yang sempat tertunda. Aku sudah dewasa, aku tau mana yang benar dan mana yang salah, jika di hari itu aku menghilang tolong jangan cari aku. Maaf karna sudah menambah luka kalian, tapi pilihan yang membuatnya menjadi rumit. Setelah kepergianku, aku yakin ada yang akan datang membawa kembali tawa yang hilang.

-Aurel.

Sebulir air mata jatuh tanpa perintah, berat untuk Aurel meninggalkan semuanya. Ia menatap sekeliling kamar, kamar ini akan ia tinggalkan nantinya. Tentu saja semua itu harus terjadi, Aurel sadar orang tua nya akan merasakan kehilangan untuk kedua kali, namun jika Aurel masih tetap berada disini ia akan terus merasakan dan melihat orang yang disayang-Nya sudah dimiliki oleh orang lain.

Aurel tidak sekuat, Sena.

Ngomong-ngomong soal Sena, gadis itu menepati perkataannya, ia memang sudah menginjakkan kaki di halaman rumah yang sama, rumah yang sudah ia tinggalkan kurang lebih setahun itu. Sesampainya di gerbang, sebulir, dua bulir airmata jatuh secara perlahan, seulas senyum membuat raut wajahnya terlihat indah. Namun begitu seorang gadis keluar dari sana, Sena memilih untuk pergi. Sena takut jika bertemu dengna keluarganya kembali ia akan menemui dua pilihan yang tentu berat untuk memilih salah satunya. Meninggalkan keluarga lamanya atau merelakan keluarga barunya.

Dengan nekat Aurel keluar menggunakan tali dan pergi menaiki taxi. Ia menatap rumah itu sekali lagi, kemudian menghela nafas berat, "jalan, pak."

***

Sena berteriak, mencari Vino, Arsen dan juga Arga. Namun ia tidak bisa melihat apa pun, semua gelap walau matanya terbuka. Otak bagian belakangnya terasa nyeri saat ia bergerak, tapi itu tidak ia pedulikan, ia sadar bahwa sekarang dirinya buta.

Dokter berusaha menenangkan Sena, bahkan dokter itu menanyakan dimana keluarga, identitas dan latar belakangnya. Tentu saja Sena merasa aneh dengan semua itu, lantas kemana Arga, Vino dan Arsen? Apa mereka meninggalkan dirinya? Apa mereka setega itu? Tapi Sena rasa tidak mungkin, Belanda adalah negara yang luas, mungkin mereka sedang membeli makan atau mungkin sedang kuliah.

"Dokter, teman saya kemana?" Tanya Sena gelagapan, jujur ia takut.

"Kami tidak menemukan siapa pun, hanya ada polisi yang menjaga di depan ruangan," jawab sang dokter kemudian pergi meninggalkna ruangan.

Sena semakin bingung, apa dia pernah melakukan kejahatan? Sena merusaha mengingat apa yang terjadi, namun semakin berpikir keras otaknya semakin sakit. Sena kemudian melupakan sejenak masalah baru yang kini menyapanya.

Rain And Tears [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang