Jika aku salah, apa kamu benar? Dan jika kamu benar apakah selalu aku yang kau salahkan?
***
"Dia siapa?"
"Bukan urusan lo juga kan dia siapa gue?"
Setelah mengucapkan hal itu Sena masuk ke dalam mobil Vino dan pergi dari caffe meninggalkan Albar yang tengah mematung sembari melihat ke arah mobil yang kian menjauh.
Albar bergegas mengambil motor dan pergi ke rumah Keisya untuk menanyakan apa yang sebenarnnya terjadi.
Sesampainya dirumah Keisya...
Tok tok tok!
Pintu terbuka memperlihatkan gadis yang keluar dengan celana kotak kotak semata kaki dan kardigan yang dikenakannya, serta rambut yang dicepol sembarang dan kaca mata anti radiasi yang tertenteng di hidung mancungnnya.
"Albar? tumben, ayo masuk!"
"Di luar aja, gue bukan patner bedah rumah"
"Apa sih garing, yaudah duduk"
Keduanya duduk di kursi kayu di teras rumah Keisya.
"Sena udah jelasin apa ke lo?"
"Soal di pantai""Bukan Sena sih, lebih tepatnya bang Raka"
Keisya mulai menceritakan apa yang diceritakan Raka padanya. Albar meratapi kebodohannya, ia mengetahui bahwa Sena memiliki banyak luka dan kini? Ia juga terdaftar dalam list orang jahat dalam hidup Sena.
Tanpa pamit Albar pulang ke Apartemen untuk menenangkan dirinya, Keisya pun paham, dirinya juga merasa bodoh telah masuk dalam perangkap Fadila.
Keisya masuk ke dalam dan mengetikkan pesan pada Albar.
***
Malam telah berganti pagi, kini Albar datang sangat pagi hanya untuk menemui Sena dan ingin meminta maaf, namun ia lupa Sena telah di scors karna nya.
"Ah bego!"
Albar kemudian kembali ke tempat parkiran dan bergegas ke rumah Sena, tidak peduli dengan apa gelar nya di Sekolah ini. Lagi pula otaknya lumayan cerdas dalam pelajaran dan tak masalah jika nantinya ia akan terlambat.
Arga yang baru datang pun menatap kepergian Albar dengan penuh tanda tanya, kecepatan yang di naikkan pria itu bisa membunuhnya kapan saja. Arga tak tinggal diam, ia mengikuti kemana arah motor yang di kendarakan pria nekat itu.
Arga membelah jalanan dengan kecepatan yang setara dengan Albar, bahkan lebih cepat guna menghentikan kegiatan negat Albar. Tak masalah bagi Arga untuk mengendalikan dirinya dan orang lain, karna ia salah satu pembalap terkenal di ibu kota.
Saat motornya berada tepat di samping motor Albar, Arga mencoba menghentikan pria itu namun nihil tak ada perubahan.
Dengan sangat hati hati Arga menendang bagian belakang motor yang di kendarai Albar hingga pria itu terjatuh di pinggir jalan, yang tentunya dengan teori yang telah ia pelajari.Arga memarkirkan motor di pinggir jalan dan membuka helm yang ia kenakan.
"Lo mau mati?!" Bentak Arga.
Albar tak menjawab, ia bahkan tak beduli dengan bekas luka yang menempel di kulit putihnya.
"Kali ini masalah apa?" Tanya Arga.
"Sena" jawab Albar sembari mengusap wajah gusar.
Arga menghela nafas, "disini kita orang kepercayaan, jangan nyia nyiain kepercayaan seseorang hanya karna masalah cewek!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rain And Tears [Proses Revisi]
Teen FictionHarap Follow sebelum membaca! Note: Proses revisi. Jika menemukan kejanggalan yang tidak sesuai dari part awal-akhir, harap wajar, proses revisi sedang dilakukan. Dan ada beberapa yang di rubah. Semesta sengaja membuatmu jatuh, layaknya hujan yang t...