Prolog

285K 9.5K 114
                                    



Pandangan Rinjani terpaku pada satu titik, di depan sana, di sebuah meja yang terletak di tengah-tengah ruangan, ia melihat pemandangan keluarga kecil yang bahagia. Sepasang suami istri yang sedang tersenyum sambil sesekali tertawa renyah karena tingkah putri cantik mereka yang berada di pangkuan sang ayah. Gadis cilik itu tengah mengunyah ayam goreng crispy dengan mulut yang belepotan, membuat ayahnya dengan penuh kasih sayang membersihkan mulut bocah yang berusia sekitar empat tahun tersebut menggunakan tissue sebelum menyodorkan sebotol air mineral yang hanya diminum satu kali teguk.

"Ayah ...." Gadis kecil dalam pangkuan memanggil ayahnya dengan manja, lalu mendaratkan sebuah kecupan kecil di pipi kiri sang ayah, yang langsung dihadiahi pelukan hangat oleh laki-laki berhidung mancung itu.

Mata Rinjani sama sekali tak mampu berkedip, seluruh organ tubuhnya mendadak kaku. Raut wajahnya pun berubah sendu. Ada sesuatu yang berdesakan ingin keluar dari pelupuk matanya yang sekuat tenaga ia tahan.

Lelaki itu ... Rinjani mengenalnya ....

Lelaki itu ... yang menjabat tangan ayahnya di depan penghulu.

Lelaki itu ... Arjuna Wiranata Kusuma, suaminya.

Jadi ini alasannya?

Alasannya ....

Alasan yang membuat laki-laki yang menikahinya 6 bulan yang lalu itu tidak pernah menjadikannya istri seutuhnya. Alasan laki-laki itu membangun tembok kokoh yang tidak sanggup Rinjani lewati. Alasan dibalik sikapnya yang tak pernah terbuka. Meski laki-laki itu tetap bersikap baik padanya, tapi tetap saja hubungan mereka lebih layak dikatakan seperti dua orang teman yang hidup dalam satu atap, daripada sepasang suami istri yang saling mencintai.

Seketika itu juga Rinjani terngiang kalimat demi kalimat yang laki-laki itu ucapkan di malam pengantin mereka.


"Kita belum lama saling kenal, aku rasa kita masih butuh banyak waktu untuk saling memahami satu sama lain. Gimana kalau kita mulai semuanya dari awal?"

"Aku setuju ...," sahut Rinjani dengan senyum terkembang sempurna.

"Berarti sekarang kita teman?"

"Ya." Rinjani menerima uluran tangan di hadapannya.


Sembari berjabat tangan dan tertawa bersama di malam pengantin mereka, Rinjani merapalkan doa dalam hati semoga nasib pernikahannya tidak seperti novel-novel perjodohan yang akan dibumbui aroma pengkhianatan, tetapi ternyata ... sama saja!

Jalan hidupnya tak jauh berbeda dengan tokoh utama dalam novel-novel tersebut.

Lima menit berlalu, Rinjani masih berdiri mematung di depan pintu masuk gerai makanan cepat saji itu. Otaknya masih memutar setiap kebersamaannya dengan sang suami. Dan Ya ... ia tak pernah menemukan binar bahagia itu di mata Wira saat mereka bersama. Binar yang sekarang dilihatnya begitu nyata.

Suaminya ... punya keluarga kecil lain yang bahagia.

Tatapannya masih kosong ke depan, sama sekali tak menyadari jika keluarga bahagia itu berjalan ke arahnya.

"Rinjani ...."

Gumaman lirih Wira membuat pandangan mereka bertemu. Ada raut terkejut yang coba laki-laki itu tutupi dengan senyum tipis. Sedang perempuan yang berdiri di samping Wira langsung tertunduk malu.

Rinjani memindai keduanya satu per satu dengan raut wajah tak terbaca, kemudian berbalik badan dan keluar dari sana tanpa sepatah kata pun terucap dari mulutnya.


^^^^^

27 Nov 22





Hai, Bestie ... apa kabar?

Si kang selingkuh hadir lagi nih. Yang kangen yang kangen ... ayo kasih Pak Wira hujatan sepedas2nya, biar dia melek. wkwkwk ....

Hai, pembaca baru ... FYI, ini cerita lama yg udah tamat dari tahun 2020, jadi udah pasti ada versi lengkapnya. Yang bisa kalian baca di: Karyakarsa, KBM-app, atau google play book.

Kalau di google jelas dalam bentuk ebook pdf, belinya sekalian dari prolog sampai ekstra part, tapi kalau di KK atau KBM-app bisa beli satuan per part.

Atau buat yang dulu ketinggalan PO dan mau beli versi cetaknya, bisa hubungi Admin Karos Publisher, ya ....

Selamat membaca ... semoga menikmati alur ceritanya.



Terikat Dusta (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang