Adik kelas_-

18.1K 852 85
                                        

Jangan lupa vote dan komen!

Happy reading!!!!

Hari ini jadwal kelas IPA-2 atau kelas Fano adalah olahraga. Siswa maupun siswi diminta untuk ke lapangan basket untuk melakukan pemanasan.

"Semua sudah?" Kata Pak Hamdan lantang selaku guru olahraga di SMA Alfaro High School.

"Sudahhh!!!" Kata siswa dan siswi kompak.

"Baiklah kalau sudah, sekarang lari memutari lapangan ini,untuk laki-laki enam putaran saja dan untuk perempuan tiga putaran, MENGERTI KALIAN SEMUA?" Tanya pak Hamdan.

"MENGERTI!!!!".

"Kalau begitu, mulai! Pritttt!!!!!!" Pak Hamdan membunyikan peluit nya panjang,dan murid-murid pun berlari memutari lapangan.

Saat putaran kedua Nana sudah merasa pusing di kepalanya,ia pun berhenti sembari memegang kepalanya yang sungguh pening. Bibirnya juga kelihatan pucat. Kejadian itu tak luput dari mata Fano.

"Ada apa Reina? Kenapa berhenti?" Tanya Pak Hamdan menghampiri Nana.

"Kepala saya pusing pak, bolehkah saya beristirahat?", Tanya Nana dengan lemas.

Pak Hamdan yang melihat Nana sudah pucat dan lemas pun mengiyakan Nana untuk istirahat.

Sebelum Nana melangkahkan kakinya, tubuhnya sudah hampir ambruk jika tidak tolong Fano.

Dengan cepat Fano menggendong tubuh Nana ala bridal style dan membawanya menuju UKS.

****

UKS.

Pintu UKS terbuka menampakkan Fano yang tengah menggendong Nana dengan gagahnya, anak PMR yang tengah berjaga pun gugup ketika pintu UKS buka oleh Fano.

Fano berjalan menuju brankar UKS untuk membaringkan tubuh Nana.

"Cepat periksa dia", kata Fano khawatir.

"I-ya kak-k", gugupnya.

Selanjutnya petugas PMR itu memeriksa keadaan Nana.

"Kak Nana baik-baik aja kok kak,dia cuman kecapean", ucap anak PMR itu. Fano tak merespon dan duduk di kursi sebelah brankar lalu menggenggam tangan Nana dan mengecup nya berkali-kali.

"Cepat bangun", bisik Fano pelan dan mengecup kening Nana lembut. Tepat saat Fano melepas kecupannya, Nana mulai mengerjapkan matanya. Fano yang melihat itupun tersenyum lebar.

"Aw pusing", ringis Nana pelan.

"Apa yang sakit? Butuh apa? Biar gue ambilin", kata Fano penuh kekhawatiran dan membuat Nana terkekeh pelan.

"Kepala aku pusing, Haus", pinta Nana dengan suara pelan. Fano yang mendengar itupun langsung mengambilkan air putih yang tersaji di meja sebelah kursi yang ia tempati.

"Gue bantu minum sini", dengan sabar Fano membantu Nana untuk duduk lalu membantu Nana meneguk air putih itu.

"Udah", kata Nana melepas gelas dari mulutnya. Fano mengganggukkan kepalanya. Mata Nana melihat anak PMR tersebut dengan kesal.

"Tarisha? Lo ngapain disini?", Tanya Nana heran.

"Aku kan PMR wajar dong aku disini, harusnya kakak berterima kasih sama aku karena aku udah memeriksa kakak", katanya dengan sombong. Nana mendengar itupun memutar matanya malas.

"Oh, bukannya itu tugas seorang PMI? Menolong tanpa pamrih."

"Aku juga ga minta uang kok".

"Siapa yang bilang lo minta uang?"

My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang