Pindah.

28.9K 1.2K 14
                                        

Hari ini sekolah diliburkan karena guru-guru sedang ada acara yang tidak bisa ditinggalkan. Pagi ini Fano dan Nana tengah bersiap-siap untuk pindah kerumah baru mereka ya walaupun bunda Vio sempat mencegah mereka agar tidak pindah.

Flashback on.

Dikediaman keluarga Rama.

Fano dan Nana serta kedua orang tua Nana tengah membicarakan tentang keinginan mereka untuk pindah.

"Ayah,Bunda, Fano ingin izin membawa Nana pindah kerumah Fano yang sudah Fano beli,dan Tadi siang kami sudah melihatnya yah,bun", kata Fano.

"Lho kenapa pindah? Nanti rumah ini sepi lagi,apalagi bunda harus jauh dari Nana,walaupun Nana suka bikin darah tinggi tapi kan dia bikin rumah ini ramai," kata Bunda Vio berkaca-kaca.

"Bunda, Nana harus pergi,Nana pengen jadi istri yang baik buat Fano,pengen membina rumah tangga agar baik kedepannya, Nana juga akan main kerumah bunda kalau Nana ada waktu senggang, Nana juga bakal kangen sama Bunda," Jelas Nana memberi pengertian.

Ucapan Nana di angguki oleh Fano dan Ayah.

"Iya bun,betul kata Nana, ayah yakin Nana pasti bisa jadi istri yang baik buat Fano,kita doakan saja yang terbaik,toh kita juga bisa main kesana kan?", Hibur Ayah Rama.

"Ya sudah, kalian jaga diri baik-baik, kalau ada masalah diselesaikan dengan kepala dingin jangan gegabah,dan Nana jangan kekanak-kanakan ya sayang", ucap Bunda Vio sendu.

"Iya bunda", ucap Nana seraya memeluk bundanya sayang.

Mereka melanjutkan dengan mengobrol santai.

Flashback off.

"Gimana Fan?ga ada yang ketinggalan? Kurang?", Tanya Nana meneliti.

"Ada", Kata Fano

"Ada? Emng apa yang kurang?" Heran Nana

cup.

"Udah lengkap sekarang", ucap Fano seraya tersenyum kecil.

Blush,pipi Nana merona akibat ulah Fano yang membuatnya membeku.

"Ish apaan sih,main nyosor aja,dasar kudil" sarkas Nana.

"Itu namanya morning kiss honey", ucap Fano mengerling nakal.

"Bodo Fan bodo", ucap Nana kesal.

Sebenarnya ia malu jadi Nana memutuskan untuk turun kebawah duluan,kalau kelamaan bisa panas dingin gara gara si Fano Kudil.

"Eh kok gue tinggal", kesal Fano lalu menyusul kebawah.

****

"Yah,Bun Nana pergi dulu ya" pamit Nana seraya mencium tangan mereka diikuti Fano yang melakukan hal sama.

"Inget ya sayang,kalau ada masalah dibicarakan baik baik, dengan kepala dingin,kalau ada apa-apa jangan sungkan buat cerita satu sama lain ya nak", pesan Bunda kepada mereka berdua.

"Iya bunda, terimakasih atas nasihatnya", ucap Fano.

"Fano, Ayah titip Nana ya nak, jaga dia baik-baik, Ayah percaya sama kamu," ucap Rama.

"Iya ayah insyaallah", kata Fano yakin.

"Dah Ayah Bunda, Assalammualaikum", ucap Nana sebelum benar-benar pergi.

"Assalammualaikum Fano sama Nana pergi dulu," tambah Fano.

"Iya waalaikumsalam, hati-hati", kata Rama dan Vio

Akhirnya mereka memasuki mobil dan melaju membelah kota Jakarta yang padat ini.

****

Saat ini Nana dan Fano tengah beristirahat di dalam kamar,karena tadi lumayan macet dan menguras tenaga juga ya didalam mobil.

"Oh iya Fan lo mau makan apa?" Tanya Nana.

"Apa aja yang penting makanan", kata Fano dengan mata terpejam.

"Ok,gue kebawah dulu ada bahan masakan enggak", Kata Nana seraya turun kebawah untuk memasak.

"Gak ada bahan masakan,cuman ada mie instan doang lagi,gue tanya Fano dulu deh", gumam Nana ketika melihat isi kulkas yang belum ada bahan masakan.

"FANOOOO!!!!", Teriak Nana kencang.

Didalam kamar,Fano yang sedang terpejam sontak langsung saja membuka matanya ketika mendengar suara teriakan yang menggelegar itu,

"Ck,si munyuk ngapain lagi teriak-teriak,dia gue budek apa", batin Fano kesal.

Fano memutuskan untuk turun kebawah sebelum macan mengamuk kembali.

"Apa sih?, teriak-teriak lo kira gue budek hah?," Kesal Fano.

"Hehe ya maaf,jadi gini di dapur cuman ada mie instan,lo mau gak?" Ucap Nana menyengir bodoh.

"Astaghfirullah,lo nyuruh gue turun cuman mau tanya itu? Ck,kalau bisa tu ya lo nyamperin gue keatas,bilang pelan-pelan,lha ini? Boro-boro heuh, lama lama gue mati muda garagara lo," kesal Fano.

"Et tunggu gue gak nyuruh lo buat turun kebawah,gue cuman teriak jadi jangan salahin gue,salah sendiri pake turun," balas Nana tak mau kalah

Skakmat lo Fano!

"Dan lagi,gue males cuman buat bilang ke lo, mending gue teriak kan?,hemat tenaga Kaki tenaga dalam tenaga luar,tapi butuh ekstra buat mulut ini", Kata Nana.

"Ih punya istri bacot amat dah,yodah deh nanti kita makan di luar aja,pusing gue debat sama lo terus,ga ada ujungnya", Final Fano.

"Ih orang gue gak ngajak debat,dan lagi gue gak bacot!,terus tadi lo bilang apa? Kita makan diluar aja?!, Ih Kudil gue udah capek-capek teriak lo seenaknya bilang makan diluar,ga ada akhlak lo emang", sarkas Fano.

"Bodoamat, Gue gak minta buat lo teriak,jadi jangan salahin gue," balas Fano.

Mampus kau Nana!.

"Ih ni orang ga ada mau kalah-kalahnya ya!,untung suami. Batin Nana geram.

"Hm terserah lo!", Kesal Nana.

"Yaudah ayo makan diluar aja,nanti sekalian beli bahan masakan di supermarket", ajak Fano.

"Yaudah ayo", kata Nana.

Dan perdebatan pun berakhir, Nana langsung masuk kedalam mobil tak lupa mengunci pintu rumah terlebih dahulu.
Mobil yang ditumpangi pasutri itu melaju membelah kota Jakarta yang padat ini.

*****

"Halo bos,saya sudah tau dimana mereka tinggal,alamat rumahnya ada di jalan anggrek kompleks ciwura nomor **," kata seseorang dibalik telepon tersebut

"Baik,kerja yang bagus, lanjutkan kerjamu", Jawab orang itu.

"Baik bos, terimakasih", kata orang dibalik telepon itu lagi.

Tut.

Telepon diputuskan sepihak.

" Sebentar lagi!, permainan dimulai Reina Ramatha", kata orang itu tersenyum devil.

"Tunggu saja permainan ku,hahaha" katanya sembari tertawa bak iblis

****

Akhirnya douple uptade!!!

Sebenarnya aku ragu buat nge publikasi cerita ini,tapi yaudah lah ya!!

Maafkan kalau ada typo,karena bukan penulis yang handal,haha

Vote and komen!!

Next ga?


My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang