Chapter 47|| UN||

28.3K 948 104
                                        

Ahay,aing kambek.

Maaf kalau banyak typo, karna ga aku baca ulang

Jangan lupa vote dan komen.

Selamat membaca ✨

✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨✨

"Sayang," panggil Fano pada Nana tengah sibuk dengan beberapa lembar kertas dan buku.

Nana mendongak dan menatap Fano dengan tatapan malas.

"Kamu ngomong sama siapa sih? Aku?" Tanya Nana menunjuk dirinya sendiri, Fano memutar bola matanya dan mengangguk mengiyakan.

" Ya iyalah, oh astaga. Kamu ngelupain aku iya? Gara-gara rumus gak tau diri itu kan?" Tanya Fano dengan memicingkan matanya.

"Kok nyalahin rumus sih,aneh kamu" balas Nana lalu kembali pada aktivitasnya yaitu berhitung dan membaca.

"Habisnya,masa aku di cuekin" kata Fano dengan murung dan membuat Nana menghela nafasnya.

"Yaudah ayo maka nya belajar bareng sama aku" jawab Nana mengulas senyumnya.

"Aku kasih tau" kata Fano mengambil pulpen yang digunakan Nana dan membuat sang empunya menggerutu.

"Kamu gak usah belajar repot-repot kaya gini, toh, kehidupan dimasa mendatang udah terjamin". Kata Fano menyentil hidung Nana.

Nana menaikkan alisnya bingung.

"Apa nya yang udah terjamin?" Tanya Nana.

"Kehidupan kamu sayang. Pada akhirnya kamu nanti juga dirumah aja ngurus anak-anak aku,terus aku yang kerja. Gitu kan?" Jawab Fano.

"Emangnya aku mau punya anak dari kamu? Ogah!" Kata Nana dengan malas.

"Oh ya udah sih ya gapapa. Cewek didunia ini gak hanya satu" ujar Fano dingin. Nana menatap Fano dengan jengah.

"Kamu ngomong apaan sih?, Kamu mau selingkuh iya?" Tanya Nana dengan ketus.

"Sebaiknya ya gitu,ijin dulu kalau mau selingkuh entah mau di ijinin atau enggak aku bodoamat" balas Fano dengan mengidikkan bahunya. Nana melototkan matanya.

" Awas aja kalau kamu selingkuh,aku bakal jadiin Bilal suami kedua ku" ujar Nana bersedekap dada.

"Lho lho,kok Bilal sih? Dia kan sahabat aku" protes Fano.

"Oh. Brati yang bukan sahabat kamu? Yaudah deh aku balikan aja sama Derta, gampang kan? Gitu aja repot" balas Nana dengan santai.

"Rei!" Tegas Fano.

"Apa?" Tanya Nana dengan malas dan mengambil pulpennya dari genggaman tangan Fano.

"Kamu milikku! Dan tetap milikku!" Kata Fano tegas dan mengecup bibir Nana sekilas.

Nana tak bergeming. Fano menunjukkan wajah penuh kemenangan.

"Iya iya aku milik kamu" balas Nana mengecup pipi kanan Fano.

"Kok cuman ini?, Yang ini juga pengen" kata Fano menunjuk bibirnya.

"Hm,tapi ada syaratnya" pinta Nana.

Fano langsung cemberut melihat tersebut tetapi ia tetap menganggukkan kepalanya.

Modus lu bang.

"Apa?"

"Belajar bareng ya,biar besok bisa ngerjain" pinta Nana dengan lembut. Dengan cepat Fano mengiyakannya.

Cup.

My Cold HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang